Foto: AMD, Koster, AWK tiga besar dalam hasil polling KBS di penghujung tahun 2022.

Denpasar (Metrobali.com)-

Siapa yang tidak tahu politikus Arya Wedakarna (AWK) yang dikenal vokal, kritis dan membela kepentingan Rakyat Bali ini. AWK menjadi satu-satunya politisi Bali yang sangat vokal dan getol memperjuangkan kepentingan Bali di pusat.

Tokoh fenomenal penuh kontroversial tapi penuh karisma dan sangat dicintai anak-anak muda Bali ini di penghujung tahun 2022 membuat kejutan spektakuler. Digadang-gadang dan diharapkan publik untuk maju sebagai Calon Gubernur Bali pada Pilgub Bali 2024 untuk mengalahkan Gubernur Bali saat ini Wayan Koster, AWK mengejar ketinggalan di polling Pilgub Bali dengan menyalip Bupati Badung Nyoman Giri Prasta sehingga menempati posisi ketiga dan mendekati Koster di posisi kedua.

Gebrakan yang dibuat dengan safari politiknya mendekati beberapa parpol di luar PDI Perjuangan mencuri perhatian para politikus termasuk publik Bali. AWK dinilai adalah salah satu figur paling kuat menjadi kandidat Calon Gubernur Bali dan untuk mengobati kekecewaan publik terhadap kepemimpinan Gubernur Koster. Bahkan beberapa tokoh dalam gerakan anti Koster yang menamai gerakan mereka sebagai ABK (Asal Bukan Koster) sangat menjagokan AWK sebagai antitesis dari Koster.

AWK juga dikenal kerap mengkritisi kebijakan Gubernur Koster dengan penuh semangat dan berapi-api. Misalnya AWK tampil terdepan menyuarakan aspirasi rakyat Bali saat pandemi Covid-19 di saat Gubernur Koster hanya bisa “membebek” dengan kebijakan pemerintah pusat yang merugikan Bali.

Cukup berbeda dengan tokoh yang satu ini, Agung Manik Danendra yang dikenal dengan sebutan AMD, irit bicara politik, tidak pernah menyatakan statement terkait politik di publik, gerakannya silent, namun mencuri perhatian politikus dan publik Bali dengan gerakan sosial kemanusian di tataran grassroot atau akar rumput. Kiprah fenomenal tokoh bernama lengkap Dr. Anak Agung Ngurah Manik Danendra, S.H., M.H., M.Kn., tokoh sentral Puri Tegal Denpasar Pemecutan ini membius hati masyarakat Bali.

Terbukti AMD merajai beberapa Polling Pilgub Bali, di posisi teratas dengan prosentase sangat tinggi bahkan di Polling Ngrembug Semeton Bali “Mencari Calon Gubernur Bali 2024-2029” yang digelar Partai Solidaritas Indonesia (PSI) dapat diakses pada situs https://rembukrakyat.psi.id/bali/, dukungan untuk AMD nyaris tembus 100%, tepatnya di angka 96 persen. Jauh meninggalkan dukungan untuk Gubernur Koster dan Giri Prasta.

Begitu pula di Polling Pilgub Bali di situs Kabar Bali Satu yang dapat diakes melalui https://kabarbalisatu.com/, AMD kokoh di tangga teratas dengan dukungan 31.08 %, jauh meninggalkan dukungan untuk Gubernur Koster di posisi kedua dengan 21.45 %, sementara AWK di posisi ketiga dengan 13.15 % dan Giri Prasta jatuh di posisi keempat dengan 11.17 %.

Sedangkan mantan Walikota Denpasar dua periode Ida Bagus Rai Darmawijaya Mantra (Rai Mantra) yang pernah tarung dengan Koster di Pilgub Bali 2018 tampaknya sudah tidak lagi diminati publik untuk tarung di Pilgub Bali 2024. Di Polling Pilgub Bali bahkan Rai Mantra menjadi juru kunci, tampak sepi dukungan publik. Di poling KBS misalnya Rai Mantra harus berada di posisi paling buncit, urutan ke-11 dengan dukungan hanya 3,08 %.

Semakin bersinarnya nama dua tokoh independen seperti AMD dan AWK yang didorong maju sebagai Calon Gubernur Bali di Pilgub Bali 2024 dinilai semakin menguatkan sinyal masyarakat Bali yang sudah tidak percaya dengan parpol. Kesempatan ini pun dianggap bisa diambil langkah strategis oleh anggota DPD RI AWK yang bisa saja bersatu dengan tokoh sekelas AMD.

Salah satu tokoh Bali, menyebut bisa saja AWK mengumpulkan kekuatan bersatu dengan AMD, entah AMD-AWK atau AWK AMD karena kombinasi kekuatan dua tokoh ini merupakan dua kekuatan besar di Bali yang bisa menumbangkan parpol pimpinan Koster di Bali.

“Merah dan banteng siap-siap dicocok hidungnya jika AMD-AWK atau AWK-AMD menang Pilgub Bali 2024. Ini eranya pemimpin dari independen yang benar-benar bekerja memikirkan rakyat bukan bekerja untuk partainya,” kata salah satu tokoh Bali.

Maka tidaklah mengherankan jika AMD terus disuarakan publik dan didorong publik maju di Pilgub Bali 2024 dengan trend polling yang terus meningkat. Tokoh independen ini diprediksi oleh sejumlah pengamat dan tokoh-tokoh politik Bali mampu menandingi kekuatan parpol besar sehingga tidak terjadi kotak kosong alias tidak ada lawan. Tokoh Sentral Puri Tegal Denpasar Pemecutan ini diyakini mendapat dukungan kuat dari puri-puri seBali dan basis milenial Bali.

“Siapa sangka AMD itu tokoh puri yang disegani dan punya jaringan kuat diantara puri-puri se-Bali. Di milenial AMD juga kuat, anak muda yang bosan dengan politisi tua sangat mengidamkan tokoh milenial AMD sebagai pemimpin Bali,” tegas salah satu tokoh Bali.

Sementara itu sebelumnya tokoh masyarakat Buleleng yang juga mantan Anggota DPRD Bali Nyoman Tirtawan mengaku mendukung jika ada tokoh independen berani maju di Pilgub Bali 2024 melalui jalur independen. Tokoh Bali yang tercatat dalam sejarah menjadi pahlawan karena pernah menyelamatkan dana APBD Bali Rp 98 miliar dengan memperjuangkan efisiensi dan transparansi anggaran Pilgub Bali 2018 saat dirinya masih aktif sebagai Anggota DPRD Bali periode 2014-2019 ini pun mengaku kecewa dengan pemimpin dari partai politik.

“Kita dukung pemimpin dari independen dan bukan tidak mungkin calon dari jalur independen bisa menang karena yang memilih adalah rakyat bukan partai politik,” kata Tirtawan yang namanya juga masuk dalam polling Calon Bupati Buleleng 2024.

AMD selama ini dikenal sebagai sosok yang humanis suka berbagi dan beryadnya, memiliki pengalaman organisasi, intelektual tinggi dan disegani kaum millenial.  Nama AMD tidak hanya dikenal di Bali tapi juga sampai ke Jawa dan Sumatera karena banyak membantu Umat mendirikan tempat ibadah, mendirikan pura di nusantara. Maka tidak heran AMD yang dikenal gemar berbagi ini dijuluki sebagai The Real Sultan Dermawan dan dikenal sebagai Pejuang Hindu Nusantara Sejati.

AMD merupakan tokoh independen yang  irit bicara politik, sosok gabungan intelektual dan spiritual tinggi dikenal tokoh yang bersih dan gemar berbagi dari uang kantor pribadinya. AMD namanya harum dan viral dengan berbagai aksi mensupport berbagai kegiatan UMKM dan membantu membangkitkan perekonomian Bali, menssuport berbagai kegiatan milenial sehingga namanya cukup menarik perhatian publik dan semakin moncer di Bali.

Sebelumnya pengamat politik Rio Prayogo menuturkan munculnya calon-calon independen atau perseorangan disebabkan oleh dua akar permasalahan. Hal pertama dan terpenting ialah karena mesin kaderisasi partai tidak berjalan dengan baik sehingga tidak dapat melahirkan calon kepala daerah yang dapat mereka usung sendiri.

“Bahwa parpol ada masalah? lya. Apa masalahnya besar? lya juga. Apa itu? Yakni lemahnya kepercayaan diri menyodorkan kadernya ke publik sebagai kandidat. Harusnya ini kemewahan parpol. Stoknya banyak, tapi dianggap kurang memiliki dukungan sosial dan finansial memadai,” kata

Dari beberapa bulan Polling Pilgub Bali 2024 sudah tampak jelas isyarat dari masyarakat Bali bahwa tokoh independen diminati untuk maju Pilgub Bali dari jalur independen. Barangkali fenomena ini salah satu disebabkan ketidakpercayaan publik dengan partai politik (parpol) yang tersandera dengan memilih calonnya untuk kepentingan kelompoknya.

Masyarakat yang mulai cerdas berasumsi dengan munculnya tokoh independen sekelas AMD dan AWK akan memberi perubahan besar di Bali dan tidak tersandera kepentingan parpol sehingga akan fokus memajukan Bali bukan membesarkan partainya dan menjadi budak partai ataupun oligarki.

Sementara itu pemerhati politik yang juga seorang advokat dan mediator I Made Wijaya, S.H., menilai peluang tokoh independen merebut Bali Satu di Pilgub Bali 2024 cukup besar karena adanya kejenuhan masyarakat terhadap kepentingan partai politik dimana partai politik sangat bergantung terhadap kekuasaan.

Tokoh yang akrab disapa Kadek Wijaya ini pun mengaku mendorong jika ada tokoh-tokoh Bali yang berani maju melalui jalur independen. “Calon independen dimungkinkan untuk maju melalui jalur independen sesuai ketentuan undang-undang yang berlaku,” ujar pria yang juga Wakil Ketua Komisi Informasi Provinsi Bali periode 2016-2020 ini.

Dia juga menyoroti dilema partai politik dalam menentukan calon gubernur. Partai politik pun sekarang serba susah menentukan calonnya karena banyak bergantung dengan rekomendasi dari DPP alias pusat.

“Partai politik sekarang terkesan sangat bergantung dan berakar ke atas kayak jenggot, gampang dikuris, bukan bergantung ke bawah atau ke akar rumput. Kita harus sadar dan paham secara ideal bahwa demokrasi itu dari rakyat oleh rakyat dan untuk rakyat. Vox Populi Vox Dey, Suara Rakyat adalah Suara Tuhan,” ungkap pria yang sebelumnya juga pernah aktif di sejumlah organisasi seperti Banteng Muda dan Gerakan Siswa Nasional PNI – Frons Marhaenis, GMNI hingga KNPI Kabupaten Badung dan Denpasar. (ana)