Jpeg

Denpasar (Metrobali.com) –

Bali mengalami surplus beras namun disatu sisi Bali juga mengalami hal yang dilematis yakni tingginya inflasi Bali jika dibandingkan rata-rata nasional. Karena itu, Bali mentargetkan di tahun 2015 ada sekitar 5 resi gudang yang akan dibangun untuk menjaga kestabilan harga beras.

“Kita anggarkan sekitar Rp29 milyar untuk 5 resi gudang yang akan kita bangun di Tabanan, Jembrana, Buleleng, Badung dan perbatasan kodya Denpasar dan Gianyar, satu resi gudang untuk kapasitas 20 ton untuk gabah kering,” terangnya saat dengar pendapat bersama Dinas Pertanian, Dinas perdagangan dan Perindustrian provinsi Bali dan Persatuan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (Perpadi) di Denpasar, Senin (4/5).

Kendala yang ada saat ini, menurut politisi Golkar ini lantaran sulitnya sumber daya manusia (SDM) yang ada di Bali, karena itu pihaknya telah mengatasinya dengan menyiapkan mesin yang bernama combine atau alat panen.

“Tahun ini kita rencana siapkan 10 combine,” imbuhnya.

Saat ini, persoalan ketahanan pangan Bali menjadi faktor yang utama, karena itu dengan adanya resi gudang tersebut Sudikerta berharap tidak terjadi lagi lonjakan harga beras.

Seperti diketahui, harga beras IR64 per klipnya mencapai Rp3900 hingga Rp4000 dan harga beras premium mencapai Rp10 ribu per kalinya. Surakarta juga menduga ada permainan mafia beras di putaran naik turunnya harga beras. Di Bali.

“Kebutuhan Bali akan beras cukup tinggi yakni 110 ribu ton per panennya. Sementara, produksi beras padi capai 120 ribu hingga 125 ribu per panennya. Kita surplus tapi gabah kita dilarikan ke Jawa, lalu dibawa lagi kesini, karena itu dengan resi gudang kita harapkan hal itu tidak terjadi lagi,” tegasnya.

Saat ini pulau Bali memiliki luas lahan khusus  untuk menanam padi sekitar 8000 hektare. Sementara alih fungsi lahan di Bali diperkirakan setiap tahunnya capai 600 hektare.SIA-MB