Pers Sehat, Bangsa Hebat

ag peduli 1

Lombok (Metrobali.com)-

Artha Graha Peduli selalu mendukung peningkatan kompetensi wartawan dan profesionalisme pers karena hanya dengan itulah media massa nasional bisa menjadi pengawas dan wasit yang baik dan netral atas permasalahan kemasyarakatan dan kenegaraan.

“Kami selalu mendukung kegiatan insan pers menjalankan fungsi kemerdekaan pers. Kami setuju dengan motto Pers Sehat, Bangsa Hebat, ” kata senior Artha Graha Peduli Heka Hertanto seusai acara penandatanganan nota kesepahaman dengan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) pada puncak acara Hari Pers Nasional di Lombok, Selasa (9/2) lalu.

MoU untuk mendukung peningkatan kompetensi dan professionalisme wartawan itu ditandatangani oleh Heka Hertanto bersama Ketua Umum PWI Pusat Margiono disaksikan Presiden Jokowi, para menteri kabinet, Gubernur NTB HM Zainul Majdi, tokoh pers dan Pendiri Artha Graha Peduli Tomy Winata.

Menurut Heka Hertanto Artha Graha selalu hadir dalam kegiatan Hari Pers Nasional setiap tahunnya, seperti di Menado, Bengkulu, dan tahun 2015 di Batam.
“Kami tahu betapa besar peran pers dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Makanya para wartawan perlu terus diasah kompetensi dan profesionalismenya. Kami mendukung saja,” ujarnya.

Heka mengatakan penandatangan MoU dengan PWI menunjukkan kedekatan Artha Graha Peduli dan pendiri AGP Tomy Winata dengan kalangan pers. Menurut dia, Artha Graha dan Tomy Winata adalah sahabat pers yang selalu mendukung kegiatan insan pers menjalankan fungsi kemerdekaan pers sesuai dengan etika profesinya.

Ia menambahkan pendiri Artha Graha Network Tomy Winata berterimakasih kepada PWI dan komunitas pers selalu diundang pada setiap Hari Pers Nasional. “Ini sebuah bukti bahwa semua stakeholders bangsa ini bisa bersinergi dan bekerjasama, ya pemerintahnya, persnya, pengusahanya,” kata Indra.

Artha Graha mengajak semua pihak bersama-sama bekerja untuk membangun bangsa, termasuk soal peningkatan kompetensi dan profesionalisme wartawan. Untuk kepentingan negara dan bangsa, semua komponen bangsa harus satu komitmen, satu perahu, dan saling mendukung.

“Semua pihak perlu saling bersinergi untuk mewujudkan pers yang bermutu demi kemajuan bangsa,” tegasnya.

Pada pertemuan dengan Pengurus PWI Pusat dan Panitia HPN 2016 sebelumnya, Tomy Winata mengutarakan pandangannya tentang kondisi jurnalis Indonesia saat ini. Menurutnya, jurnalis harus independen dan tidak menjadi alat pemilik media atau pihak manapun. Jurnalis dalam pemikirannya, harus bisa melihat perkembangan dunia dan mengetahui isu terkini dunia.

“Jurnalis itu harus independen. Pemilik media juga jangan sampai tidak ada batasan, untuk itu Asosiasi Wartawan juga harus kuat,” ujar Tomy Winata.

Terhadap pandangan tersebut, Ketua Umum PWI Pusat Margiono menilai, apa yang menjadi kegelisahan Tomy Winata merupakan kegelisahan publik dan menjadi masukan yang positif bagi kalangan wartawan.

“Ini menjadi bahan masukan menarik pada Konvensi Media Massa Nasional di Lombok,” kata Margiono ketika itu.

Selain dengan Artha Graha Peduli, PWI juga menandatangani MoU dengan Bank BRI, BNI, Bank Mandiri dan Semen Indonesia. Semuanya untuk pendidikan wartawan dan media literasi.

 Hari Pers Nasional menjadi ajang silaturahmi dan penyatuan pemikiran untuk kemajuan pers pada khususnya dan kemajuan bangsa pada umumnya. Kegiatan ini merupakan agenda tahunan terbesar dan paling bergengsi bagi insan pers Indonesia.

Menurut Panitia HPN 2016, Hari Pers Nasional dimaknai sebagai Pesta Rakyat yang memiliki pers yang merdeka sebagai salah satu pilar demokrasi. Presiden Jokowi berkenan hadir pada puncak acara sekaligus menanam pohon di di kawasan sekitar Bandar Udara Lombok. AW-MB