Cawali Denpasar Si Udeng Poleng Made Arjaya saat naik dokar Cawali Denpasar “Si Udeng Poleng” Made Arjaya saat naik dokar di kawasan Jalan Gajah Mada, (2/11) kemarin.

DENPASAR (Metrobali.com)-

Mulai tersingkirnya keberadaan para sopir bemo dan kusir dokar di Denpasar, memantik keprihatinan tersendiri bagi Pasangan calon (Paslon) Wali Kota dan Wakil Wali Kota Denpasar Nomor Urut 3, I Made Arjaya-AA Ayu Rai Sunasri (AS). Selain terus berkurang, keberadaan bemo dan dokar di Denpasar juga makin sedikit, dan bahkan terancam punah karena minim penerus.

Seperti yang terungkap saat paket AS dan tim menggelar simakrama dengan para sopir bemo dan kusir dokar di kawasan Jalan Gajah Mada, Denpasar, Selasa (3/11). “Keberadaan kusir dokar hanya tinggal sedikit. Hanya tinggal belasan saja di Denpasar. Selain sudah tidak menjanjikan, kami juga terbentur trayek dan parkir. Mencari rumput juga sekarang sulit,”aku Nengah Purna (75) yang mengaku sudah puluhan tahun menjadi kusir dokar ini.

Selain itu, dengan kecilnya penghasilan dengan rata-rata Rp 25 ribu-Rp 30 ribu per hari, banyak anak dan cucunya yang tidak mau meneruskan pekerjaannya sebagai kusir.

Denpasar Barat-20151102-03567
Menyikapi adanya keluhan itu, Ketua tim kampanye, Wayan Mariana Wandira, menyatakan keprihatinannya. Padahal, dengan komitmen pemerintah sebelumnya yang ingin mengembangkan city tour, bukti mulai terpinggirnya para sopir dan kusir dokar itu justru mengabaikan tradisi budaya dan keberadaan kaum marginal.

Untuk itu, sebagai bentuk kepeduliannya, Wandira bertekad, jika nantinya Arjaya-Sunasri terpilih memimpin Denpasar pada Pilwali 2015 mendatang, sebagai salah satu terobosan untuk melestarikan budaya dan kearifan lokal Denpasar, pihaknya akan memberikan ruang dan melibatkan kembali para sopir bemo dan kusir dokar di Denpasar.

“Keberadaan setra (kuburan) Badung yang cukup luas dan memiliki nilai sejarah merupakan salah satu potensi untuk bisa dikembangkan menjadi salah satu destinasi wisata kota,”tegasnya.

Apalagi dengan banyak pohon besar dan areanya berdekatan dengan Puri Pemecutan, dengan diharapkannya kembali delman atau dokar, ia optimistis jika rencana pengembangan Setra Badung akan menjadi salah satu daya tarik wisatawan domestik dan mancanegara.

“Sekaligus, dengan keberadaan setra Badung dan delman, selain kawasan ini menjadi kawasan rekreasi, dan paru-paru kota, perekonomian masyarakat bisa kembali bergerak. Bahkan sektor pertanian, perikanan juga bisa tumbuh bila gagasan ini bisa diwujudkan,”tegasnya.

Sedangkan Cawali Denpasar, I Made Arjaya menambahkan, dengan mulai tergesernya keberadaan sopir dan kusir dokar, ke depan, jika ia terpilih, maka selain memberikan ruang bagi mereka, Paslon yang mengusung visi dan misi “Menuju Perubahan Denpasar Pagi Bersih Malam Terang dan Mewujudkan Denpasar sebagai Kota Taman yang Mandara” ini juga akan memberikan jalur atau trayek khusus bagi bemo dan dokar.

“Termasuk kami akan menggandeng para travel agen maupun biro wisata dan para stakeholder untuk terlibat dalam pengembangan city tour. Artinya pembangunan city tour bukan hanya bagian slogan saja, tetapi harus dirancang secara komprehensif dan holistik,”tegas mantan ketua komisi 1 DPRD Bali dua periode ini.

Demikian halnya soal kendala yang dihadapi para kusir dokar, salah satu putra tokoh dan juga sesepuh PDIP asal Sanur, Almarhum Nyoman Lepug ini, juga berkomitmen untuk memberikan subsidi bagi para kusir untuk ketersediaan pakan ternak.

“Sehingga mereka fokus di lokasi mengantar tamu tanpa harus memikirkan pakan ternak. bila perlu dibuatkan koperasi yang nantinya seluruh pendapatan bisa dikelola untuk pengembangan tempat wisata dan kesejahteraan para kusir,”pungkas politisi yang akrab disapa “Si Udeng Poleng”ini. RED-MB