Ari Dwipayana salah satu penerima Tanda Kehormatan Bintang Jasa Utama dari Presiden Joko Widodo. Acara penganugerahan tanda kehormatan tersebut digelar di Istana Negara, Jakarta, pada Senin, 14 Agustus 2023.

Jakarta, (Metrobali.com)-

Koordinator Staf Khusus Presiden RI, AA GN Ari Dwipayana menghadiri Upacara Peringatan ke-78 Detik-detik Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia yang bertempat di Halaman Istana Merdeka, Kamis, 17 Agustus 2023. Hadir pada upacara tersebut, Presiden RI Joko Widodo bersama Ibu Negara Iriana Joko Widodo, serta Wakil Presiden RI, KH Maruf Amin bersama Ibu Wury Maruf Amin, Pimpinan Lembaga-lembaga Negara, Para Menteri Kabinet Indonesia Maju, dan undangan lainnya.

Sebelumnya, Ari Dwipayana menjadi salah satu penerima Tanda Kehormatan Bintang Jasa Utama dari Presiden Joko Widodo. Acara penganugerahan tanda kehormatan tersebut digelar di Istana Negara, Jakarta, pada Senin, 14 Agustus 2023.

Secara resmi, Presiden Jokowi menganugerahkan tanda kehormatan tersebut kepada 18 penerima melalui Keputusan Presiden RI tertanggal 7 Agustus 2023. Presiden Jokowi menganugerahkan Tanda Kehormatan Bintang Jasa Utama kepada Ari Dwipayana berdasarkan Keputusan Presiden RI Nomor 68/TK/Tahun 2023. Bintang Jasa Utama diberikan Presiden setelah mendapatkan usulan dan pertimbangan dari Dewan Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan (GTK) yang dipimpin oleh Prof. Dr. Mahfud MD.

Bintang Jasa Utama adalah tanda kehormatan yang diberikan oleh Pemerintah Republik Indonesia untuk menghormati seseorang atas jasa dan perjuangannya terhadap negara dan bangsa dalam suatu bidang, peristiwa, atau hal tertentu. Bintang Jasa Utama merupakan kelas tertinggi dari Bintang Jasa. Kelas ini dipakai setara dengan Bintang Kemanusiaan, Bintang Penegak Demokrasi Utama, Bintang Budaya Parama Dharma, Bintang Gerilya, Bintang Sakti, Bintang Dharma, serta tanda jasa medali. Bintang ini berada setingkat di bawah Bintang Mahaputera. Penerima tanda kehormatan Jasa Utama mendapatkan bintang dalam bentuk kalung, patra, dan miniatur.

Ari Dwipayana yang sering dipanggil Gung Ari berasal dari Puri Kauhan Ubud-Bali, yang saat ini menjabat sebagai Koordinator Staf Khusus Presiden RI. Karirnya dimulai sebagai Dosen di Jurusan Politik Pemerintahan FISIPOL UGM pada tahun 1995. Setelah dua puluh delapan tahun mengabdi di UGM, pada akhir tahun 2014, Ari diangkat menjadi sebagai Staf Khusus Menteri Sekretaris Negara. Selang beberapa bulan berikutnya, pertengahan tahun 2015, Ari Dwipayana diangkat menjadi Staf Khusus Presiden RI. Berbagai penugasan langsung dari Presiden Jokowi dijalankan Ari Dwipayana sampai tahun 2019. Pada masa transisi pemerintahan 2019 sebelum terbentuknya Kabinet Indonesia Maju, Ari juga dipercaya menjadi anggota Tim 7. Tim 7 terdiri dari: Pratikno, Moeldoko, Pramono Anung, Retno Marsudi, Sukardi Rinakit, Ari Dwipayana dan Alexander Lay. Tim 7 bertugas membantu Presiden Jokowi sebelum terbentuknya Kabinet pada periode kedua pemerintahannya. Setelah itu, pada tahun 2019, Ari Dwipayana diangkat kembali menjadi Koordinator Staf Khusus Presiden RI sampai saat ini.

Selain mendapatkan penugasan di pemerintahan membantu Presiden Joko Widodo, Ari Dwipayana juga dipercaya menjadi Sekretaris Jenderal Pengurus Pusat Keluarga Alumni UGM atau KAGAMA sejak tahun 2014. Posisi sebagai Sekjend PP Kagama mendampingi Ketum Kagama, Ganjar Pranowo, sudah berjalan dua periode: 2014-2019, 2019-saat ini, Diluar Kagama, Ari juga aktif bergiat dalam kegiatan di bidang kebudayaan dan hubungan antaragama. Ari menjadi Ketua Yayasan Puri Kauhan Ubud yang menyelenggarakan berbagai kegiatan untuk pelestarian dan pemajuaan kebudayaan Bali. Dan Ari juga dikenal sebagai tokoh Hindu yang mengusung tema toleransi dan perdamaian yang melibatkan berbagai tokoh lintas agama.

Ari Dwipayana menyampaikan ucapan terima kasih atas Tanda Kehormatan yang diberikan Pemerintah kepada dirinya. Ari menyebutkan Tanda Kehormatan itu adalah kehormatan dan kebanggaan bagi dirinya dan keluarga Puri Kauhan Ubud. Selanjutnya, Ari juga mengatakan untuk mempersembahkan Bintang Jasa Utama ini kepada Ida Bethara Kawitan, para leluhur, yang disebutkannya sangat berjasa dalam membentuk dirinya seperti saat ini. Ari Dwipayana menegaskan bahwa Ia tidak akan bisa mencapai posisi dan prestasi seperti saat ini, kalau tidak atas kehendak , pasuecan, Ida Bethara, khususnya Ida Bethara Kawitan di Puri Kauhan Ubud.Langkah pengabdiannya pada Masyarakat, bangsa dan negara adalah mengikuti jejak langkah yang sudah dirintis oleh para leluhur. Terakhir, Gung Ari berharap anugerah Bintang Jasa Utama ini menjadi motivasi bagi dirinya untuk berbuat lebih baik lagi, lebih besar lagi untuk nusa dan bangsa. Dan juga bisa menjadi inspirasi bagi anak-anak muda, khususnya di Bali untuk berkarya dan berprestasi setinggi-tingginya, dengan tetap selalu mengakar pada kearifan budaya dan membumi pada masyarakat. (SUT-MB)