Denpasar, (Metrobali.com)

Arahan Ketua Umum PDIP memuat pesan penyelamatan untuk Bali dan masa depannya, tetapi proyek Gubernur Koster meninggalkan “bom waktu”, spiritual, kultural dan penyelamatan lingkungan.

Hal itu dikatakan Pengamat Kebijakan Publik Jro Gde Sudibya, Sabtu 6 Mei 2023 menanggapi perintah Ibu Megawati Soekarnoputri kepada Wayan Koster untuk menghentikan alih fungsi lahan pertanian untuk pembangunan hotel dan insfrastruktur lainnya di Pulau Dewata Bali ini.

Menurut Jro Gde Sudibya proyek: Besakih, hal ini tentu mencedera” spiritual lingkungan alam pura Besakih. Sementara, proyek Pusat Kehudayaan Bali (PKB) di Klungkung, Jalan Tol Gilimanuk – Mengwi adalah proyek masif yang akan merusak lingkungan pebukitan dan 480 hektar sawah akan dialihfungsikan.

Jro Gde Sudibya mengatakan, RTRW Bali 2023 – 2043, kesannya sarat untuk kepentingan investasi, membuat konversi lahan semakin massif.

Mengikuti arahan Ketua Umum PDIP, lanjut Jro Gde Sudibya, semestinya proyek PKB Klungkung dibatalkan dan proyek jalan tol Gilimanuk – Mengwi dikaji ulang.

“RTRW Bali yang pro investor dikaji ulang. Ditetapkan kawasan pertanian basah yang lestari, untuk menghentikan konversi lahan pertanian yang telah mencapai 2.000 ha/tahun,” katanya.

Ia megatakan, strategi pariwisata dikaji ulang, untuk mendorong bertumbuhnya pariwisata kerakyatan yang ramah pada alam dan pro pemerataan. Industrialisasi pertanian mulai dirintis, penentuan produk unggulan, insentif investasi bagi pengembangan industri pertanian, dengan program perlindungan harga dan stabilitasnya untuk kepentingan “wong cilik”.

Menurutnya, sebagai Ketua Dewan Pengarah BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional), Ibu Mega berpikir tentang Bali dan masa depan manusianya.

“Tantangan bagi para kadernya untuk menjabarkan misi penyelamatan Bali tersebut, mumpung sedang berkuasa, dalam paket kebijakan terintegrasi, tidak sebatas berpikir jangka pendek tentang “kursi” dan “kursi” lagi,” katanya. (Adi Putra).