Apresiasi Subak Sebagai Warisan Budaya Dunia: UNESCO Resmikan Prasasti Kawasan Penyangga Subak
Buleleng (Metrobali.com)-
Subak yang tercermin dari keindahan lansekap persawahan diusulkan sebagai Warisan Dunia sejak tahun 2000. Subak dinominasikan dengan tajuk Budaya Subak Bali Inspired by the Balinese Philosophy of Tri Hita Karana. Penantian panjang selama 12 tahun akhirnya terjawab, itu setelah Sidang ke-36 World Heritage Committee (WHC) United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization (Unesco) pada 29 Juni lalu di Saint Petersburg, Rusi menetapkan lima titik lansekap subak sebagai Warisan Dunia itu Jati Luwih, Pura Taman Ayun, kawasan Danau Batur, kawasan Pura Tampaksiring Pakerisan dan kawasan Danau Tamblingan dan Danau Buyan di Kabupaten Buleleng sebagai daerah kawasan penyangga subak.
Atas dasar tersebut, bertempat di Pura Bencingan Danau Tamblingan Senin (24/9) Wakil Menteri pendidikan & kebudayaan RI Prof Windu Nuryanti,Phd., didampingi Direktur Warisan Dunia UNESCO Kishore Rao dan Wakil Bupati Buleleng dr. I Nyoman Sutjidra, Sp.OG., meresmikan prasasti warisan dunia sebagai kawasan penyangga subak. Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Prof Windu Nuryanti Phd., mengaku senang sistem pengairan subak dari masyarakat Bali telah ditetapkan sebagai warisan budaya dunia (World Heritage). Prof Windu mengucapkan terima kasih kepada semua negara yang mendukung subak sebagai warisan dunia.
“Budaya subak ini memiliki Outstanding Universal Values. Jadi memiliki nilai budaya yang luar biasa, yang masih bisa ditunjukkan bukti-buktinya sebagai kultur hidup yang diikuti oleh masyarakat adat di Bali. Subak adalah sistem kehidupan yang masih diikuti oleh masyarakat,” katanya. Sementara itu, sorenya bertempat di Pura Taman Ayun Kecamatan Mengwi Badung akan diserahkan sertifikat oleh Presiden melalui Menkokesra kepada lima kabupaten penyangga kawasan subak di Bali. Andi-MB
Tinggalkan Balasan