Foto : Foto : Pasangan Calon Gubernur dan Wakik Bali nomor urut 2, Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra dan I Ketut Sudikerta (Mantra-Kerta) dalam Debat Terbuka Pemilihan Gubernur (Pigub) Bali sesi ketiga di Trans Resort Bali, Kerobokan, Badung, Jumat (22/6/2018).

Denpasar (Metrobali.com)-

Konsistensi Calon Gubernur Bali nomor urut 2 Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra menolak reklamasi Teluk Benoa mendapat apresiasi dari sejumlah bendesa pakraman. Terutama para bendesa pakraman yang berada di sekitar Teluk Benoa. Mereka menegaskan bahwa Rai Mantra adalah kepala daerah yang sejak awal menolak reklamasi.

Apresiasi salah satunya datang dari Bendesa Kelan I Made Sugita. Menurutnya saat bergerak menolak reklamasi banyak tokoh yang diajak, tapi tidak berani menyatakan sikap. Rai Mantra menurutnya adalah yang tegas memberikan dukungan sekaligus menerbitkan kebijakan tolak reklamasi.

“Dari awal yang saya tahu kepala daerah yang berani tolak reklamasi adalah Rai Mantra, saya tidak pernah dengar ada yang lain berani menunjukan sikap,” kata Sugita, Jumat (22/6/2018).

Hal tersebut menurut Sugita ditunjukan dengan menerbitkan surat resmi sebagai walikota Denpasar. Bahkan selama masa kampanye Rai Mantra bersama Calon Wakil Gubernur Ketut Sudikerta (Mantra-Kerta) melayangkan surat ke presiden Jokowi untuk membatalkan rencana reklamasi Teluk Benoa. “Kalau yang lain masih bicara Rai Mantra sudah berbuat,” kata Sugita.

Terkait serangan yang dilakukan Cok Ace dalam debat pilgub bahwa Sudikerta yang merekomendasikan reklamasi Sugita mengatakan Cok Ace Jangan jadi pahlawan kesiangan. Menurutnya Cok Ace bahkan I Wayan Koster tidak pernah tegas menolak reklamasi Teluk Benoa. Jadi ketika selama kampanye Koster dan Cok Ace bicara tolak reklamasi menurutnya hanya bualan untuk menarik simpati. Kenyataannya saat rakyat berjuang mereka tak pernah berani bersikap. Rakyat di bawah payung Pasubayan dan ForBali berjuang, berkeringat di jalanan.

“Koster atau Cok Ace itu siapa? Saya tidak pernah lihat mereka ada di barisan rakyat tolak reklamasi. Baru jadi calon saja tiba-tiba ikut tolak,” kata Sugita.

Dia juga menambahkan sangat kecewa dengan koster dengan pernyataannya melecehkan gerakan reklamasi. Bahkan mengeluarkan kata-kata tidak pantas. “Kan Koster yang bilang rakyat yang tolak reklamasi dengan kata “Nasbedag”. Bahkan melecehkan Gendo sebagai penggerak ForBali. Terus sekarang Koster mau ambil hati rakyat, saya cuma minta kepada yang terhormat pak Wayan Koster janganlah bersandiwara,” kata Sugita.

Karena itu, Sugita mengingatkan agar warga Bali khususnya di sekitar Tanjung Benoa agar jeli melihat calon pemimpin. Terutama yang bawa-bawa isu reklamasi.  Jika melihat dengan hati, pasti jelas jawabannya Rai Mantra yang jelas menolak reklamasi Teluk Benoa. “Kalau urusannya Tolak Reklamasi, hanya Rai Mantra yang tegas menolak dari awal,” kata Sugita.

Pewarta : Widana Daud

Editor : Whraspati Radha