Keterangan foto: Tokoh masyarakat Kerobokan yang juga anggota DPR RI dapil Bali AA Bagus Adhi Mahendra Putra (tengah) bersama Ketua Panitia Petitenget Festival AA Bagus Bayu Joni Saputra (kiri) dan pemerhati seni yang juga dosen ISI Denpasar Dr. I Wayan Swandi, MSi.,saat diskusi kecil tentang pariwisata di Amatra Center, Kerobokan,  Badung, Senin (17/9/2018).

Badung (Metrobali.com)-

Pertama kali digelar, Petitenget Festival yang berlangsung tiga hari sejak Jumat (14/9/2018) hingga Minggu (16/9/2018) berjalan sukses dan mampu menorehkan catatan sejarah. Banjir apresiasi pun disampaikan sejumlah kalangan termasuk tokoh masyarakat Kerobokan yang juga anggota DPR RI dapil Bali AA Bagus Adhi Mahendra Putra.

“Petitenget Festival yang sudah sukses ini sangat monumental. Ini menjadi momentum untuk menyatukan kekuatan seluruh komponen masyarakat Desa Adat Kerobokan yang bersinergi dengan pihak pelaku industri pariwisata untuk semakin menggeliat dan membangkitkan pariwisata di Kerobokan,” kata politisi yang akrab disapa Gus Adhi itu saat ditemui usai diskusi kecil tentang pariwisata di Amatra Center, Kerobokan,  Badung, Senin (17/9/2018).

Dalam kesempatan ini hadir pula Ketua Panitia Petitenget Festival AA Bagus Bayu Joni Saputra, pemerhati seni dan dosen ISI (Institut Seni Indonesia) Denpasar Dr. I Wayan Swandi, MSi., yang juga Wakil Ketua Panitia Petitenget Festival serta sejumlah tokoh masyarakat.

Seperti diketahui penampilan Tari Tenun dengan dua ribu penari dari 50 banjar di Desa Adat Kerobokan itu mampu memecahkan rekor dunia MURI (Museum Rekor Dunia Indonesia) saat penutupan Petitenget Festival Minggu sore (16/9/2018). Festival ini juga berhasil menyedot puluhan ribu pengunjung termasuk wisatawan mancanegara.

Untuk itu, Gus Adhi memuji semangat warga dan kerja keras semua pihak sehingga festival yang melibatkan ribuan warga adat Kerobokan ini berjalan lancar. Karenanya festival ini bukan saja menggali dan melestarikan seni dan budaya yang ada juga sebagai pemantik pariwisata.

Namun tentu dalam penyelenggaraan ke depan diharapkan ada berbagai peningkatan kualitas secara keseluruhan. Termasuk juga melibatkan lebih banyak peran wisatawan sebagai pengisi acara di festival ini.

“Peran serta masyarakat sudah bagus. Sekarang bagaimana meningkatkan peran serta wisatawan. Misalnya diajak ikut menari atau membawa gebogan. Hal ini agar bisa sekaligus menjadi pemantik promosi pariwisata Kerobokan,” tegas Gus Adhi.

Peran serta stakeholder pariwisata juga harus dimaksimalkan. Misalnya sejumlah hotel dan restoran  di seputaranPetitengetKerobokan bisa mengemas dinner bersama di venue acara festival. “Jadi hotel bisa membawa wisatawannya untuk dinner bersama. Ini juga bagian kontribusi kewajiban hotel mendukung pelestarian seni budaya di Kerobokan,” ucap politisi Golkar itu.

Hal senada disampaikan pemerhati seni dan dosen ISI (Institut Seni Indonesia) Denpasar Dr. I Wayan Swandi, MSi., yang juga Wakil Ketua Panitia Petitenget Festival. “Kalau wisatawan bisa langsung ikut berperan tentu akan memberi nilai lebih. Kita tak perlu lagi banyak berpromosi sebab wisatawan itu akan langsung menggambarkan pengalaman mereka ke negerinya,” tambah Swandi.

Swandi menegaskan festival itu sangat penting bukan saja untuk mempromosikan kearifan lokal Kerobokan juga melestarikan banyak peninggalan seni bernilai tinggi di daerah wisata ini. “Dan yang tak kalah penting untuk mengangkat kepariwisataan Kerobokan,” jelasnya.

Ketua Panitia Petitenget Festival AA Bagus Bayu Joni Saputra mengatakan pihaknya akan mengevaluasi pelaksanaan festival ini sebagai bahan perbaikan ke depannya. Misalnya menyangkut layout (tatak letak) venue acara,  tampilan tenda hingga keberadaan stand pameran.

Termasuk pula apakah festival ini akan digelar setiap tahun atau dua tahun sekali akan digodok lebih lanjut. Hingga dipertimbangkan membentuk yayasan untuk mengelola festival ini seperti yang terjadi pada Sanur Village Festival (SanFest) yang dikelola Yayasan Pembangunan Sanur.

“Kami akan evaluasi menyeluruh dan tentu festival ini akan kami lanjutkan. Sebab pagelaran pertama kali ini sangat sukses. Festival ini tidak saja telah membangkitkan potensi seni, budaya, ekonomi dan pariwisata Kerobokan. Tapi semakin mempererat persatuan seluruh warga,” jelas pria yang akrab disapa Gus Bayu itu.

Pewarta  : Widana Daud

Editor      : Whraspati Radha