Nusa Dua (Metrobali.com)-

Indonesia mendorong adanya peningkatan kerja sama teknologi dengan negara anggota Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) untuk mengembangkan energi terbarukan mengingat potensi energi terbarukan Indonesia yang besar.

“Potensi ‘renewable energy’ Indonesia besar dan tinggal bagaimana kita mengkombinasikan dengan penguasaan teknologi terbarukan sehingga bisa betul-betul dimanfaatkan,” kata Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Marzan A. Iskandar dalam Konferensi APEC terkait penggunaan energi terbarukan yang bersih dan berkelanjutan di Nusa Dua, Bali, Selasa (1/10).

Negara berkembang termasuk Indonesia memiliki kekayaan energi yang melimpah, namun, potensi itu belum tereksplorasi lebih lanjut mengingat penguasaan teknologi yang masih jauh dibandingkan negara maju.

Indonesia, lanjut Marzan, memiliki potensi geotermal yang besar sebagai salah satu sumber energi terbarukan yakni sekitar 29 ribu megawatt. Dari jumlah potensi itu, baru 1.343 megawatt yang tergarap.

Geotermal dinilai menjadi salah satu solusi memuhi kebutuhan energi di Indonesia karena memiliki kapasitas yang stabil dalam rentang waktu 20 tahun hingga 30 tahun.

Pihaknya menargetkan adanya peningkatan pengembangan energi terbarukan itu sebesar lima persen hingga tahun 2025.

Ia menampik rendahnya target sebesar lima persen tersebut diakibatkan karena banyak kendala. Namun lebih memberikan porsi untuk pengembangan energi terbarukan lainnya di antaranya “biofuel” dan potensi energi terbarukan lainnya.

Pemerintah sendiri menargetkan hingga tahun 2025, minimal 17 persen penggunaan energi terbarukan seperti tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2006.

“Target itu bisa kita capai dengan komitmen dan kebijakan,” tambahnya.

Pihaknya mengharapkan agar kebijakan perizinan terkait pengembangan potensi energi terbarukan itu bisa dilakukan dalam satu pintu untuk melancarkan pengembangan di sektor energi.

“Yang paling menghambat selama ini masalah perizinan untuk pembangunan geotermal misalnya yang memerlukan banyak instansi,” katanya. AN-MB