Nusa Dua (Metrobali.com)-

Perhelatan international KTT APEC di Bali 1-8 Oktober segera digelar. Pengamanan ekstra ketat pun diterapkan di kawasan Bali Tourism Development Center (BTDC) Nusa Dua. Bahkan, setiap orang yang masuk ke kawasan tersebut akan dilengkapi dengan tanda pengenal atau ID card yang disiapkan oleh Panitia APEC. Setidaknya ada 8.000 lebih ID yang akan disiapkan untuk komunitas di kawasan BTDC.

Tak hanya itu, kendaraan yang masuk ke kawasan tersebut juga akan dilengkapi dengan tanda pengenal berupa stiker khusus. Hanya kendaraan operasional hotel dan panitia yang akan diizinkan memasuki kawasan. Itu pun jumlahnya sangat terbatas sesuai dengan kebutuhan hotel. Sisanya, kendaraan karayawan akan dialihkan tempat parkirnya di luar kawasan BTDC. Ada tiga titik tempat parkir yang sudah disiapkan panitia.

Wayan Dana, sopir freelance sekaligus pemilik jasa Transportasi Freelance di kawasan Nusa Dua mengatakan tidak mungkin diizinkan masuk ke kawasan BTDC saat KTT APEC berlangsung. “Tidak mungkin, tidak dikasih masuk. Airport saja ditutup, apalagi kami,” ujar pria yang tergabung dalam paguyuban jasa transportasi Dwi Nusa itu, Senin 30 September 2013.

Dengan adanya KTT APEC, Wayan Dana mengaku menengalami kerugian. Alasannya, selama 8 hari ia dan sopir lainnya yang berjumlah 72 orang tidak bisa lagi melayani tamu yang ada di sana. “Tidak dapat pendapatan lebih, malah rugi. Tamu-tamu juga tidak ada di kawasan ini,” ujar pria yang berasal dari Nusa Dua itu.

Senada dengan Wayan Dana, seorang sopir yang mengaku bernama Made juga mengaku merugi. Pasalnya, pria yang sehari-hari mangkal di Bandara International Ngurah Rai itu tidak bisa melakukan pekerjaannya seperti biasa. Karena, saat pelaksanaan KTT APEC nanti akan dilakukan penutupan bandara dari tanggal 5 oktober sampai tanggal 9 oktober nanti.

“Kalau untuk KTT APEC pedapatan saya mungkin tidak meningkat, karena tamu yang hadir sudah ada yang handle. Bandara ditutup, mengurangi pendapatan saya,” ujarnya. Apalagi, setiap hari ia harus menyetorkan hasil kepada pemilik mobil yang ia bawa. “Saya harus setoran,” ujar pria yang tergabung dalam paguyuban jasa transportasi Lojinawe ini.

Walau demikian, ia mengaku rela atas kondisi itu, lantaran KTT APEC digelar untuk kepentingan negara. “Ya, kalau bagi kepentingan umum saya relakan saja. Nah, itu kan kemauan pemerintah. Katanya kan nanti kalau itu sukses akan ada peningkatan tamu. Harapan saya sih seperti itu,” imbuh pria yang berasal dari Karangasem itu. JAK-MB