Denpasar (Metrobali.com)-

PT Angkasa Pura diminta mempertahankan identitas budaya masyarakat Bali di Bandar Udara Internasional Ngurah Rai, Kabupaten Badung.

“Kami ingin mengetahun sejauh mana ornamen bercirikan budaya Bali dipertahankan di bandara ini,” kata Ketua Komisi III DPRD Provinsi Bali Gusti Suryanta Putra di sela-sela meninjau proyek perluasan Bandara Ngurah Rai, Jumat (21/6).

Menurut dia, dalam perluasan pembangunan bandara ini mutlak harus ada ornamen Bali. Bahkan pihaknya meminta minimal ada 30 persen ornamen Bali di seluruh bangunan bandara itu.

“Dalam desain konstruksi bandara kami, susah memasukkan arsitektur Bali, maka ornamen Balinya harus ada minimal 30 persen,” katanya.

Pemasangan ormanen Bali juga sesuai dengan amanat Perda Nomor 16 Tahun 2009 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP) Bali.

“Kalau tidak ada ornamen Bali itu artinya melanggar perda dan kami bisa bongkar bangunan yang melanggar itu,” kata politikus asal Kabupaten Tabanan itu.

Menurut Suryanta Putra, ornamen Bali ini sangat penting sebab pihaknya tidak mau kasus “underpass” Simpang Dewa Ruci terulang.

Ia menuding ornamen Bali di “underpass” atau jalan bawah tanah itu sangat jelek. Sepotong-sepotong dan pengerjaannya terkesan asal-asalan.

“Jangan sampai pemasangan ornamen Bali di bandara juga asal-asalan. Nanti akan kami pantau terus bagaimana perkembangan selanjutnya,” ujarnya.

Sementara itu, Pimpinan Poyek Perluasan Bandara Ngurah Rai Yanus Suprayogi berkomitmen menampilkan hiasan ornamen Bali pada bangunan bandara.

Ia pun berjanji menindaklanjuti masukan anggota Dewan dengan sudah menunjuk ahli desain ornamen Bali.

“Yang mengerjakan ornamen Bali itu orang Bali. Sudah ada penunjukan langsung dan tinggal menunggu proses selanjutnya,” ujar Yanus.

Dalam ornamen Bali, kata dia, rencananya akan ada patung yang digarap Nyoman Nuarta perupa yang kini sedang mengerjakan patung Garuda Wisnu Kencana (GWK) di Jimbaran, Kabupaten Badung.

Namun Yanus tak mengerti patung apa yang akan digarap Nyoman Nuarta dan akan dipasang di lantai tiga itu.

Ketika anggota Dewan meminta pimpro menjelaskan lebih detail seperti apa ornamen Bali yang akan dipasang, Yanus tak bisa menjelaskannya. Apalagi, saat ini baru pada tahap penunjukan.

“Dan yang lebih paham adalah Ir. I Wayan Gomuda, dosen Unud yang mengurusi soal ornamen Bali ini,” ucap Yanus.

Mendengar hal itu, Suryanta Putra akan mengundang Gomuda untuk menjelaskan ornamen Bali di bandara nantinya.

“Jangan sampai setelah dipasang, masyarakat ribut. Kami nggak mau begitu. Jadi DPRD Bali akan menggelar pertemuan 27 Juni dengan mengundang Gung Muda untuk memaparkan konsep ornamen Bali di dalam bandara.,” katanya.

Proyek perluasan Bandara Ngurah Rai sudah mencapai 84,82 persen dan dijadwalkan akan mulai beroperasi pada tanggal 15 September 2013 sebelum 21 kepala negara menghadiri KTT APEC di Nusa Dua. INT-MB