ketut teneng

Denpasar (Metrobali.om)-

Kerajinan anyaman bambu dan rotan dari Bali mampu menyumbang devisa sebesar 921 ribu dolar AS selama bulan Februari 2014 atau meningkat 2,28 persen dibandingkan bulan sebelumnya yang tercatat 818 ribu dolar AS.

“Namun perolehan itu dibandingkan bulan yang sama tahun sebelumnya menurun sebesar 6,31 persen yang mencapai 983 ribu dolar AS,” kata Kepala Biro Humas Pemerintah Provinsi Bali I Ketut Teneng di Denpasar, Jumat (17/4).

Perolehan devisa dari aneka jenis cendera mata anyaman berbahan baku bambu kombinasi dengan rotan itu sangat berfluktuasi terkait dengan situasi ekonomi global yang belum sepenuhnya pulih.

Meskipun demikian perajin tetap melakukan aktivitas membuat berbagai jenis cendera mata anyaman untuk memenuhi kebutuhan masyarakat lokal maupun wisatawan yang berliburan ke daerah ini.

Aneka jenis cendera mata itu dipajang di sejumlah toko seni di objek-objek wisata maupun pasar oleh-oleh yang makin menjamur di berbagai tempat di Bali.

Ketut Teneng menilai perajin Bali cukup kreatif dalam menghasilkan matadagangan anyaman dengan mengombinasikan antara bambu dengan rotan maupun pandan sehingga mampu lebih unik dan menarik.

Aneka jenis mata dagangan yang menembus pasaran luar negeri itu antara lain perabot rumah tangga, topi, dan aneka jenis hiasan rumah tangga.

Ketut Teneng menyebutkan aneka jenis anyaman selama 2013 menghasilkan devisa sebesar 1,06 juta dolar AS atau merosot 49,08 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 2,08 juta dolar AS.

Demikian pula dari segi volume berkurang sebesar 52,35 persen dari 3,2 juta unit pada tahun 2012 menjadi 1,44 juta unit pada tahun 2013.

Kerajinan anyaman merupakan salah satu dari 17 jenis hasil kerajin Bali yang mampu menembus pasaran luar negeri yang sebagian besar diserap pasaran Amerika Serikat yakni 25,06 persen.

Sisanya diserap oleh pasaran Jepang 22,15 persen, Singapura 0,33 persen, Australia 2,24 persen, Prancis 5,45 persen, Hong Kong 0,05 persen, Spanyol 15,52 persen, Italia 2,02 persen, Belanda 3,53 persen, dan Jerman 2,87 persen.

Sisanya 23,81 persen diserap oleh berbagai negara lainnya di belahan dunia karena anke jenis cindera mata anyaman Bali mampu menembus pasaran mancanegara. AN-MB