Sekretaris Daerah (Sekda) yang juga Sekretaris Satgas Penanganan Covid-19 Buleleng Gede Suyasa saat meninjau Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Buleleng, Senin (28/6).

 

Buleleng (Metrobali.com)-

Guna mengantisipasi lonjakan kasus Covid-19 di Kabupaten Buleleng, Bali, ruangan untuk isolasi pasien yang bergejala sedang dan berat di RSUD Buleleng akan ditambah. Ini sesuai dengan Instruksi Menteri Dalam Negeri (Inmendagri) terbaru dalam penanganan Covid-19.

Dalam Inmendagri Nomor 13 tahun 2021 disebutkan bahwa pemerintah atau Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 di daerah harus menguatkan kembali 3T yaitu testtracing, dan treatment. Penambahan ruang isolasi ini selain untuk mengantisipasi lonjakan kasus, juga sebagai penguatan treatment atau penanganan pasien Covid-19 yang bergejala sedang dan berat.

Sekretaris Daerah (Sekda) yang juga Sekretaris Satgas Penanganan Covid-19 Buleleng Gede Suyasa saat ditemui usai meninjau Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Buleleng, Senin (28/6) menjelaskan bahwa Inmendagri tersebut, diharapkan pemerintah dan Satgas di daerah menambah ketersediaan tempat tidur untuk pasien Covid-19. Walaupun saat ini posisi kasus di Buleleng masih fluktuatif di satu sampai dua digit, antisipasi harus tetap dilakukan. Ketika  diminta untuk menjaga tingkat keterisian tempat tidur supaya tetap sehat, makanya kita harus meperhitungkan peluang untuk terjadinya penambahan,” jelasnya.

Penambahan tempat tidur tersebut sudah disampaikan kepada Direktur RSUD Buleleng agar disiapkan. Setelah dibuatkan skema, ada potensi penambahan 20 tempat tidur. Dari 51 dimiliki saat ini, bisa menjadi 71 tempat tidur. Dari segi tingkat keterisian, itu persentasenya 11 persen. Besaran tersebut sesungguhnya masih sangat aman. “Tapi namanya fluktuasi kasus pandemi Covid-19 ini tidak bisa diprediksi. Makanya kita harus memperhitungkan sesuai analisa-analisa dari pusat,” ujar Suyasa.

Sementara itu, Direktur RSUD Buleleng Putu Arya Nugraha mengatakan sampai saat ini ruang isolasi tersedia sebanyak 51 tempat tidur. Dari jumlah tersebut, terisi sebanyak 54 persen atau sekitar 26 tempat tidur. Dengan upaya maksimal yang dilakukan oleh Satgas, diharapkan tidak terjadi penambahan kasus lagi. Sehingga keterisian tempat tidur dari ruang isolasi tersebut tidak bertambah. “Mudah-mudahan ke depannya keadaan tidak memburuk dengan seluruh upaya maksimal dari Satgas dan instansi terkait lainnya,” kata dia.

Dengan adanya instruksi dari Sekda Buleleng terkait penambahan ruang isolasi untuk mengantisipasi kemungkinan terburuk, pihaknya mengaku siap untuk melakukannya. Sejumlah 30 tempat tidur akan ditambah untuk isolasi pasien bergejala sedang dan berat. Sampai saat ini, keterisian tempat tidur untuk ruang isolasi masih cukup aman. “Tapi seandainya jika terjadi ledakan kasus, secara fleksibel kita bisa siapkan kurang lebih lagi 30 tempat tidur. Ini untuk yang bergejala sedang dan berat saja. Orang Tanpa Gejala (OTG) isolasi mandiri,” tutup Arya Nugraha.