Jembrana (Metrobali.com)-

Terkait maraknya kasus kriminalitas di Jembrana khususnya di Kecamatan Mendoyo, Jajaran Polsek Mendoyo bersama dengan majelis Alit mengadakan rapat di ruang rapat Polsek Mendoyo dengan mengajak seluruh Bendesa se-Kecamatan Mendoyo. Dalam rapat singkat tersebut membahas soal keamanan dan meningkatnya kasus kiriminalitas di Mendoyo.

Kapolsek Mendoyo Kompol IB Sudarsana  mengatakan, minta  Bendesa agar turut mengikuti dan menjaga Jembrana khususnya Mendoyo dan kasus kriminalitas yang baru saja terjadi di Pura Luhur Dang Kahyangan Rambut Siwi. Pihaknya juga meminta agar membentuk strategi keamanan baik dengan mengarahkan pekemitan agar benda sakral yang ada di Pura benar-benar mendapat penjagaan yang serius.

“Jangan nilai material yang hilang itu digunakan patokan, yang terpenting adalah nilai sakral yang tidak terduga nilainya,”jelasnya. Termasuk bantuan adanya masukan dan informasi oleh masyarakat agar bisa segera mengungkap pelaku pencurian benda berharga di Pura tersebut. ” Jangan merasa aman-aman aja. Para Bendasa semua agar menyampaikan kepada warganya agar lebih berhati-hati demi keamanan di lingkungan desa adat masing masing,”tegasnya.

Selain itu disela-sela rapat hadir pula Kanit Reskrim I Nyoman Dania yang turut memberikan penjelasan terkait beberapa kejadian dan kasus yang masih banyak belum bisa diungkap. Dalam tahun terakhir teradapat 21 kasus kriminalitas  di kecamatan Mendoyo dan yang terungkap baru 6 kasus. “ Kita sudah melakukan langkah-langkah untuk mengungkap kasus tersebut bekerjasama dengan Polres Jembrana serta aparat Desa setempat secara maksimal dan sedang dalam proses. ”Semua tidak ada maksud tertentu dan semua menyangkut minoritas hukum demi keamanan bersama,”ungkap Nyoman Dania.

Bahkan dikatakannya terkait tiga waker yang saat ini menjaga Pura tidak boleh menyalahkan sepenuhnya, namun bagaimana agar sebuah penjagaan lebih berdayaguna. “ Saya lihat sangat minim pengawasan, apalagi hanya tiga orang dan tidak diperbolehkannya masuk ke Utama Mandala dan hanya sebatas mengelilingi tembok, tentu saja bisa dikatakan minim karena peninjauan hanya sebatas melalui tembok setinggi dua meter itu,”tegasnya.

Rapat itu muncul juga keluhan dari beberapa Bendesa. Akses menuju pura terkadang digunakan trek-trekan dan tempat berduaan. Selain itu, yang perlu mendapat pengawasan ialah desa wisata Delod Berawah yang terkenan dengan obyek wisata pantai, kafe dan patung Duyung itu.  Obyek wisata itu dikhawatirkan menjadi jaringan pemakai narkoba. Sampai saat ini, pihaknya sudah mengerahkan 18 penjaga wisata di wilayah itu agar bisa memantau perkembangan warganya.

Menanggapi hal tersebut Kapolsek Mendoyo mengatakan, wilayah yang sudah menjadi primadona memang erat kaitannya dengan mabuk-mabukan, narkoba, pengedaran narkotika. Dan, pihaknya sudah semaksimal mungkin melakukan patroli. “ Kita tidak mungkin men-Nolkan gangguan Kamtibmas tersebut tapi setidaknya kita bisa meminimalisir dengan segala upaya,”ungkapnya.

Dengan kesimpulan akhir Kapolsek beserta jajarannya berharap kepada seluruh masyarakat melalui bendesa secara berkesinambungan bisa menjalin komunikasi dan menjaga agar Jembrana tetap aman. “ Jika hanya mengandalkan upaya kita saja tanpa bantuan masyarakat tentu tidak akan bisa lebih maksimal, paling tidak dengan pola penjagaan dan pengamanan yang lebih maksimal,”tegasya. DEW-MB