RAPAT CAMAT KLK

Bupati Suwirta didampingi Kepala BPBD Klungkung Putu Widiada mengumpulkan Camat dan Perbekel se-Klungkung daratan, guna menyusun langkah langkah antisipasi jika seandainya terjadi letusan dan peningkatan jumlah pengungsi, Rabu (27/9) diruang Praja Mandala Kantor Bupati Klungkung.

Klungkung (Metrobali.com)-

Tidak dapat diprediksinya kapan Gunung Agung akan meletus serta terus meningkatnya jumlah pengungsi yang hingga saat ini telah mencapai 20 ribu jiwa lebih, membuat Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta terus memutar otak menyusun strategi untuk mengantisipasi hal terburuk. Bupati Suwirta didampingi Kepala BPBD Klungkung Putu Widiada mengumpulkan Camat dan Perbekel se-Klungkung daratan, guna menyusun langkah langkah antisipasi jika seandainya terjadi letusan dan peningkatan jumlah pengungsi, Rabu (27/9) diruang Praja Mandala Kantor Bupati Klungkung.

“Dengan kondisi Gunung Agung yang belum meletus saja, Klungkung telah menampung 20 ribu lebih jiwa pengungsi di 130 titik, bayangkan jika nanti telah meletus, saya yakin akan lebih banyak pengungsi berdatangan ditambah lagi pengungsi warga Klungkung sendiri yang berada didaerah rawan terimbas letusan,” ujar Bupati Suwirta.

Ditambahkan, jika letusan terjadi, setidaknya Klungkung harus sudah memiliki data pemetaan lokasi penampungan pengungsi.Untuk itu Bupati Suwirta perintahkan kepada masing masing perbekel menghitung kemampuan daya tamping pengungsi masing – masing desa selain pengungsi yang telah ditampung saat ini. Dan khusus kepada Perbekel yang desanya yang rawan terimbas letusan Gunung Agung seperti wilayah desa Selat,  Tegak, Akah, Semarapura Kangin, Tangkas, Jumpai, Sulang, Gunaksa, diperintahkan untuk melakukan sosialisasi tindakan tindakan antisipasi.

“Dalam pertemuan ini saya harapkan seluruh perbekel dapat mengukur kemampuan daya tampung pengungsi didesanya masing masing dan melaporkan kepada ke Posko Badan Penanggualangan Bencana Daerak (BPBD) Klungkung, sedangkan untuk daerah yang termasuk zona rawan diharapkan untuk mensosialisasikan tindakan tindakan antisipasi jika terjadi letusan Gunung Agung,” tegas Bupati Suwirta.

Sedangkan untuk mengantisipasi terjadinya krisis air bersih, Bupati Suwirta mengaku telah mendapat dukungan bantuan dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, yakni tiga buah sumur  bor dengan debit air yang besar. Bupati Suwirta berharap tidak ada warganya yang menolak jika wilayahnya dilakukan pengeboran guna mendapatkan air bersih. SUS-MB