Anggota Parlemen Inggris ditembak mati, kampanye referendum dihentikan

Dokumentasi bendera Inggris Raya dan Uni Eropa berkibar di depan Perwakilan Komisi Eropa untuk Inggris Raya, di pusat kota London, Rabu (23/1). (REUTERS/Stefan Wermuth)
Birstall, Inggris (Metrobali.com)-
Seorang anggota Parlemen Inggris, Jo Cox, ditembak mati di tengah jalan di kawasan utara negara kerajaan itu, Kamis (16/6).

Penembakan itu menjadi berita besar di seluruh Britania Raya dan membuat kampanye referendum keanggotaan Inggris di Uni Eropa dihentikan untuk sementara waktu. Kubu pro Uni Eropa dan kubu Brexit tengah berebut suara untuk referendum itu pada pekan keempat Juni ini.

Cox adalah perempuan anggota parlemen dari kubu oposisi, Partai Buruh, dan juga pendukung yang vokal terhadap keanggotaan Inggris di Uni Eropa.

Dia diserang saat hendak menggelar rapat bersama para konsituennya di Birstall, dekat dengan kota Leeds.

Sejumlah media setempat menyebut Cox ditembak sekaligus ditusuk.

Sementara itu pihak Kepolisian West Yorkshire menyatakan berhasil menangkap seorang pria berusia 52 tahun dan menyita sejumlah senjata. Motif serangan tersebut hingga kini belum diketahui.

“Semua keluarga besar Partai Buruh, dan semua warga di negara ini, akan tergoncang dengan pembunuhan mengerikan terhadap Jo Cox hari ini,” kata pemimpin Partai Buruh, Jeremy Corbyn, dalam pernyataan tertulis.

Di sisi lain, Perdana Menteri Inggris, David Cameron, mengatakan, pembunuhan Cox –seorang ibu dia anak yang sempat bekerja sebagai tim kampanye Presiden Amerika Serikat Barack Obama pada 2008 lalu– adalah tragedi.

“Kita telah kehilangan satu bintang besar. Dia merupakan anggota parlemen yang hebat dengan kepedulian yang besar. Ini adalah berita yang mengerikan,” kata Cameron yang berasal dari Partai Konservatif itu.

Para anggota parlemen Inggris saat ini sedang menjalani reses menjelang referendum terkait “keluar” atau “bertahannya” Inggris di Uni Eropa pada 23 Juni mendatang.

Tim dari kedua kubu mengatakan, mereka menghentikan untuk sementara waktu aktivitas kampanye mereka. Sementara itu Cameron juga membatalkan kampanye yang rencananya akan digelar hari ini di Gibraltar, wilayah Inggris yang terletak di sebelah selatan perairan Spanyol.

Hingga kini masih belum diketahui dampak dari pembunuhan Cox terhadap referendum.

“Tidak ada yang bisa mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Sampai jelas siapa yang bertanggung jawab dan motivasinya, pembunuhan ini menyebabkan kampanye harus dihentikan saat kubu bertahan ingin terus melanjutkan agendanya,” kata John Curtice, profesor ilmu politik dari Universitas Strathclyde.

Saat ini, kubu yang menginginkan Inggris untuk bertahan di Uni Eropa tertinggal dalam sejumlah jajak pendapat melawan kubu lawan. Sumber : Antara