Foto: Pembukaan “Bimbingan Teknis Produksi dan Kewirausahaan Dalam Rangka Penumbuhan dan Pengembangan IKM di Bali” di Amatara Royal Ganesha, Gianyar, Senin (9/3/2020).

Gianyar (Metrobali.com)-

Ratusan pelaku usaha Industri Kecil Menengah (IKM) di Kabupaten Gianyar mengikuti kegiatan “Bimbingan Teknis Produksi dan Kewirausahaan Dalam Rangka Penumbuhan dan Pengembangan IKM di Bali.”

Acara digelar di Amatara Royal Ganesha, Desa Lodtunduh, Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar, selama empat hari, Senin hingga Kamis, 9-12 Maret 2020.

Kegiatan ini difasilitasi Anggota Komisi VI DPR RI Nyoman Parta bekerjasama dengan Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka, Kementerian Perindustrian (Kemenperin).

Kegiatan Bimtek menyasar lima IKM yakni IKM Makanan Tradisional (Jajanan Bali), IKM Olahan Hasil Laut, IKM Pupuk Organik, IKM Briket (Arang Batok Kelapa), dan IKM Website.

Bimtek IKM ini bertujuan mendorong tumbuhnya wirausahawan atau pelaku UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) baru, menguatkan pemahaman dan skill teknis produksi serta yang penting meningkatkan produktivitas usaha para pelaku IKM ini.

Harapannya setelah Bimtek ini peserta bisa juga langsung mendapatkan izin usaha sebagai legalitas untuk mempermudah akses progam pemerintah.

Anggota Komisi VI DPR RI Nyoman Parta mengatakan harus ada sinergi dan kolaborasi berbagai pihak untuk menguatkan daya saing IKM di Bali. Sebab mereka ini merupakan salah satu penggerak dan tulang punggung perekonomian nasional serta menyerap lapangan kerja.

Secara khusus Parta juga mengajak para IKM Jajanan Tradisional untuk bisa mengangkat jajanan tradisional. Dukungan pemerintah juga diperlukan. Cara yang paling sederhana adalah menyiapkan dan menyajikan jajanan tradisional seperti jaja gina di kantor masing-masing atau dalam berbagai kegiatan.

“Di meja Bupati, Gubernur, Kepala Dinas harus ada jajanan tradisional (jaja gina) dengan kemasan menarik dan berbagai rasa,” ujar politisi PDI Perjuangan asal Desa Gudang, Kecamatan Sukawati, Gianyar ini.

Parta yang sempat selama tiga periode di DPRD Bali ini juga mengajak para pelaku IKM Jajanan Tradisional lebih kreatif membuat olahan jajanan. “Tiru Lampung yang bisa membuat ratusan produk dari pisang dan ubi. Jadi dari hulu ke hilir,” imbuh Parta.

Dalam kesempatan ini Parta juga memaparkan data dan fakta tentang sampah plastik di Bali. Ia pun mengajak masyarakat untuk mengubah lifestyle dengan mengurangi penggunaan plastik dalam keseharian.

Sebab sampai plastik paling banyak datang dari sampah rumah tangga. “Saya ajak kita menyelesaikan masalah berpikir di hulu baru ke hilir,” tutup Parta.

Riefky Yuswandi dari Kepala Sub Direktorat Program Pengembangan Direktorat IKM Pangan, Barang dari Kayu dan Furnitur, Kementerian Perindustrian menegaskan IKM punya peranan besar menguatkan perekonomian nasional.

Dimana hingga saat ini di Indonesia terdapat 4,6 juta unit usaha dengan mampu menyerap 10,3 juta tenaga kerja yang berkontribusi sebesar 60 persen tenaga kerja di sektor industri non migas.

Namun dengan kondisi bonus demografi dengan mayoritas usia produktif maka tantangannya adalah menciptakan lapangan kerja. Maka IKM diharapkan menjadi agen motor penggerak penyerapan tenaga kerja.

“Saat ini rasio wirausaha kita 3,1 persen,  cukup jauh jadi negara maju yang punya minimal 14 persen wirausaha baru. Para IKM ini jadi komponen penting mencapai hal itu,” kata Riefky.

Sementara itu Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Gianyar Ni Luh Gede Eka Suary menyambut baik Diklat IKM ini. Sebab kemampuan anggaran dari APBD Kabupaten Gianyar masih terbatas.

Pihaknya berharap dengan Diklat ini daya saing IKM dapat meningkat. “Era milenial kita perlu buka mata ikuti perkembangan zaman sebab semua serba digital,” kata Eka Suary. (dan)