Denpasar (Metrobali.com)-

Pemerintah akan melanjutkan pembangunan proyek Pelabuhan Dermaga Gunaksa, Kabupaten Klungkung, namun di sisi lain kalangan DPRD pesimistis bisa rampung sesuai dengan perencanaan awal, karena posisi dermaga berada di hilir Sungai Unda.

“Saya pesimistis proyek Dermaga Gunaksa akan rampung, karena melihat dari letak proyek berada dihilir Sungai Unda, yang volume airnya cukup deras, terlebih pada musim hujan,” kata anggota Komisi I DPRD Bali Ngakan Made Samudra di Denpasar, Sabtu (19/10).

Ia mengatakan secara kasat mata proyek pembangunan Dermaga Gunaksa itu titik kordinatnya tidak tepat, selain berada di hilir Sungai Unda yang rawan dengan banjir, tetapi juga di lokasi itu gelombang air laut cukup kuat.

“Sebelum rencana proyek tersebut sempat dipresentasikan kepada Pemprov Bali dan DPRD Bali oleh Pemkab Klungkung. Pada saat itu sudah ada sanggahan untuk memberi masukan agar digeser saja proyek tersebut ke timur atau sekitar Desa Kusamba,” katanya.

Namun pada waktu itu, kata dia, Bupati Klungkung Wayan Candra mempunyai pandangan lain agar dermaga tersebut sesuai dengan perencanaan. Akhirnya proyek itu sempat berjalan, namun setiap membangun dermaga terus roboh diterjang kuatnya arus gelombang laut.

“Menurut saya kalau hanya dipakai dermaga untuk satu kapal roro (ferri) yang melayani angkutan penumpang dari Klungkung ke Nusa Penida pergi pulang, bisa saja digeser ke timur atau tempat yang lebih aman dibanding di Gunaksa,” ujar politikus Partai Demokrat itu.

Buktinya, kata dia, dana yang dikucurkan dari APBD maupun APBN mencapai Rp144 miliar tidak selesai, padahal dari perencanaan awal dermaga tersebut sudah beroperasi tahun 2012.

“Terkait masalah dermaga tersebut maka semua pihak harus mencermati, sehingga dana bisa di hemat jika pembangunan dermaga tersebut di geser ke sebelah timur. Kalau itu harus dipaksakan untuk membangun perlu dana lebih besar. Karena masalah yang dihadapi cukup kompleks, antara lain harus terlebih dahulu memulihkan alur Sungai Unda dan pembebasan lahan yang selama ini diklaim warga untuk jalan menuju dermaga itu,” ucapnya.

Sebelumnya Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta pada Senin (14/10) meninjau proyek dermaga Pelabuhan Gunaksa yang saat ini mangkrak.

“Kami bersama Sekda Provinsi Bali Cokorda Ngurah Pemayun dan SKPD terkait, ingin mengetahui apa yang menjadi kendala Dermaga Gunaksa yang telah menyedot dana miliaran rupiah itu belum tuntas,” kata Sudikerta.

Wagub mengatakan pihaknya meninjau proyek itu ingin mengetahui lebih jelas selama ini apa yang menjadi kendala dalam penyelesaian proyek dermaga untuk kapal ferri penyeberangan ke Pulau Nusa Penida tersebut.

“Saya datang kesini bukan hanya untuk melihat-lihat saja, tapi ingin tahu apa saja kendala yang dialami, sehingga kita bisa carikan solusi bersama guna penyelesaian proyek tersebut,” katanya.

Untuk diketahui, pembangunan Dermaga Gunaksa kini masih pada tahap VI, sesuai kontrak dimulai sejak 28 Mei dan direncanakan selesai 23 Desember 2013. Pembangunan tahap VI masih untuk perpanjangan “break water” atau penahan gelombang dari sisi barat, dan sekarang panjangnya baru sekitar 100 meter dari rencana 205 meter menjulur ke tengah laut.

Pada tahap VI, dana dari APBN yang dianggarkan Rp19 miliar untuk menyambung “break water” sebelumnya sepanjang 45 meter. Sehingga pada tahap VI panjang penahan gelombang dari sisi barat menjadi 145 meter dengan tinggi enam meter dari atas permukaan laut. Sedangkan sisanya 60 meter akan dikerjakan pada tahun berikutnya. AN-MB