SyntekExifImageTitle

Jakarta, (Metrobali.com)-

Menjelang bulan puasa dan musim mudik Lebaran 2015, sejumlah kebutuhan pokok bagi masyarakat akan mengalami peningkatan permintaan, baik sembako hingga bahan bakar.

Perseroan Terbatas Pertamina selaku satu-satunya operator bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia pun segera berbenah demi menjaga keamanan dan kelancaran pasokan energi dasar tersebut bagi masyarakat.

Melalui Vice President Corporate Communication Wianda A. Pusponegoro, Pertamina menyampaikan bahwa pihaknya akan menambah pasokan BBM dan liquified petroleum gas (elpiji) untuk kebutuhan pada bulan Ramadan sebesar 10–15 persen.

Menurut dia, kebutuhan terhadap dua komoditas tersebut akan mengalami peningkatan yang cukup signifikan sehingga diperlukan persiapan penanganan jauh hari sebelum Ramadan.

“Karena Pertamina rutin mencatat, biasanya menjelang Ramadan ada peningkatan konsumsi di tengah masyarakat, baik untuk elpiji dan BBM,” ujar Wianda dalam konferensi pers di Jakarta.

Menjelang Ramadan dan Lebaran, kata dia, ada peningkatan konsumsi BBM sekitar 10–15 persen, sedangkan khusus elpiji juga meningkat sekitar 10 persen.

Pada situasi normal, kata dia, konsumsi BBM jenis premium sebanyak 75.000 kiloliter per hari, solar 35.000 kiloliter per hari, dan elpiji sekitar 19.000 metrik ton per hari.

Untuk menghadapi peningkatan tersebut, Pertamina telah merancang sejumlah upaya mengamankan pasokan BBM dan elpiji agar tidak terjadi kendala distribusi selama Ramadan.

Pertamina akan menyiapkan puluhan mobil tangki yang terisi penuh sehingga bisa diterjunkan pada jalur-jalur mudik, seperti pantura, jalur selatan, dan sejumlah daerah yang selama ini dinilai cukup padat dengan pemudik.

Dengan begitu, kata Wianda, Pertamina akan siap kapan pun dibutuhkan untuk menyediakan suplai BBM dan elpiji, baik untuk arus mudik maupun arus balik.

“Kita nanti punya terminal-terminal BBM Pertamina yang bisa dioperasikan selama 24 jam. Intinya kami ingin stok dan pasokannya tetap tersedia sehingga masyarakat tetap bisa memperoleh dengan baik,” tutur Wianda.

Oleh karena itu, Pertamina akan menaikkan waktu cadangan dari yang normalnya 18 hari menjadi 20 hari pada bulan Ramadan dan Lebaran.

“Biasanya kan kami sediakan premium 75 ribu kiloliter per hari, tetapi akan kami tambah. Lalu, kami juga lakukan ‘stock build up’ di terminal-terminal Pertamina,” katanya.

Ia menjelaskan bahwa Pertamina juga telah mencatat bahwa puncak konsumsi BBM dan elpiji pada arus mudik biasanya akan terjadi pada H-1 hingga H+3 Lebaran.

“Untuk elpiji juga sama seperti BBM, akan disiapkan mobil-mobil skiptank atau yang berisi elpiji, ada yang kapasitas 15.000 kilogram, 20.000 kilogram. Itu siaga di jalanan sehingga bisa cepat bergerak ke SPBE,” tutur Wianda.

Selain itu, Pertamina juga akan menerjunkan satuan tugas (satgas) untuk melakukan pengawasan stok dan pasokan BBM di tengah masyarakat. Masa tugas satgas tersebut sekitar tiga minggu, yakni sebelum hingga sesudah Lebaran.

Satgas khusus tersebut akan memastikan pasokan BBM dan elpiji dapat terjaga saat Ramadan hingga akhir Lebaran.

“Satgas BBM ini bekerja sama dengan Kementerian ESDM selaku regulator, ada BPH migas, dan hiswana migas,” tutur Wianda.

Ia menjelaskan satgas tersebut akan mulai bekerja H-14 hingga H+7 Lebaran. Satgas akan terus siaga untuk memenuhi segala bentuk kebutuhan BBM masyarakat.

Satgas tersebut akan diselenggarakan dalam skala nasional. Akan tetapi, akan lebih difokuskan pada jalur mudik Pulau Jawa menuju Sumatra.

“Di Jawa sendiri, kami catat ada di beberapa lokasi, seperti Palimanan, Tol Kanci. Jadi, memang itu yang kami lihat akan padat dengan pemudik,” ujarnya menjelaskan.

Lebih lanjut, apabila Pertamina harus mendistribusikan BBM, akan bekerja sama dengan kepolisian untuk pengaturan “contra flow” apabila mobil tangki perlu menerobos kemacetan.

Terkait dengan hal tersebut, Pertamina memperkirakan akan terjadi peningkatan pada bahan bakar jenis premium dan BBM nonsubsidi, seperti pertamax dan pertamax plus.

“Karena kami tahu menjelang Lebaran biasanya banyak industri yang tidak menjalankan usahanya. Akibatnya, konsumsi Solar juga menurun. Intinya lebih fokus pada penyediaan premium, pertamax, dan pertamax plus, serta elpiji,” ujarnya.

Siapkan SPBU Dengan selesainya pengerjaan Tol Cikopo-Palimanan (Cipali) sebagai bagian jalur Transjawa, Pertamina juga telah menyiapkan empat SPBU untuk memenuhi kebutuhan pengisian bahan bakar di jalur tersebut.

“Tol Cipali ini akan menjadi jalur penting bagi arus mudik dan balik Lebaran tahun ini sehingga keberadaan SPBU sangat penting bagi pengendara mobil untuk mengisi bahan bakar,” kata Direktur Pemasaran dan Niaga PT Pertamina Ahmad Bambang kepada pers di Kalijati, Subang, Jawa Barat, Sabtu (13/6).

Hal tersebut disampaikan usai Ahmad Bambang meresmikan beroperasinya empat SPBU di tol baru Cipali.

Hadir dalam acara itu, antara lain Kapolda Jawa Barat Irjen Polisi Mochgiyarto dan Kakorlantas Irjen Polisi Condro Kirono.

Keempat unit SPBU tersebut, kata dia, masing-masing terletak di tempat istirahat Kilometer 102 dan KM 166 untuk arah Palimanan, dan tempat istirahat KM 101, dan KM 164 untuk arah Cikopo.

Pengoperasian SPBU, kata dia, akan dilakukan secara bertahap, dimulai dari SPBU tempat istirahat 102, selanjutnya SPBU KM 101 beroperasi pada tanggal 22 Juni 2015, KM 166 pada tanggal 30 Juni 2015, dan terakhir KM 164 pada tanggal 7 Juli 2015.

“Dengan demikian, seluruh SPBU di tol tersebut akan beroperasi sebelum arus mudik-balik Lebaran,” katanya.

Dalam mengoperasikan keempat SPBU tersebut, kata dia, Pertamina bekerja sama dengan pengelola masing-masing tempat istirahat.

Ia berpendapat bahwa kapasitas penyimpanan berbagai jenis BBM di SPBU tersebut relatif cukup besar sehingga bisa menjaga ketersediaan bahan bakar di jalur tersebut.

Untuk SPBU di KM 102, arah Palimanan dan KM 101 arah Cikampek, masing-masing SPBU dilengkapi dengan delapan tangki BBM yang terdiri atas pertamax (2 x 20 kiloliter/kl), pertamina dex (1 x 20 kl), premium (2 x 30 kl), serta solar (2 x 30 kl dan 1 x 45 kl).

Sementara SPBU di KM 166 arah Palimanan dan KM 164 arah Cikampek masing-masing SPBU dilengkapi dengan delapan tangki BBM yang terdiri atas pertamax (1 x 30 kl dan 1 x 20 kl), pertamina dex (1 x 20 kl), premium (2 x 30 kl), dan solar (3 x 30 kl).

Di seluruh tempat istirahat tersebut, kata dia, juga disediakan masjid, pengisian angin untuk ban, rumah makan, dan minimarket.

Sebagai tambahan, pekerjaan konstruksi Tol Cipali dimulai sejak Februari 2013 dan lebih cepat dari rencana awal yang ditargetkan selesai pada bulan Agustus 2015.

Tol dengan panjang 116,75 km tersebut terdiri atas enam seksi, memiliki delapan tempat peristirahatan, tujuh pintu masuk, dan tujuh simpang susun, serta 99 jembatan.

Hingga saat ini, jalur yang melintasi lima kabupaten di Jawa Barat, yaitu Kabupaten Purwakarta, Subang, Indramayu, Majalengka, dan Cirebon, merupakan tol terpanjang di Indonesia.

Dengan adanya tol baru itu diyakini akan sangat membantu memperlancar arus mudik Lebaran tahun ini karena kapasitas jalan pantura meningkat dua kali lipat.

Tol tersebut merupakan bagian dari jaringan Tol Transjawa dan akan menghubungkan Tol Jakarta-Cikampek dan Tol Palimanan-Kanci.

Dengan beroperasinya Tol Cikopo-Palimanan tersebut, jarak tempuh jalur pantura akan dipangkas sekitar 40 km dan mengurangi waktu tempuh hingga 2 jam.

Hal itu diharapkan dapat menyelesaikan sebagian besar permasalahan prasarana jaringan jalan, khususnya di wilayah pantura Jawa Barat. Di samping itu, juga mendukung mobilitas di wilayah barat Pulau Jawa dan mendukung perkembangan potensi ekonomi Jawa Barat. AN-MB