Kasubag Humas Polres Buleleng IPTU Gede Sumarjaya,SH.

Buleleng (Metrobali.com)-

Sungguh miris nasib yang dialami anak masih duduk dibangku Sekolah Menengah Pertama (SMP) sebut aja namanya Jepun berusia 14 Tahun. Bagaimana tidak, pasalnya anak yang masih belia tersebut diduga menjadi korban pencabulan (disetubuhi) oleh 11 orang pemuda secara bergiliran.

Informasi yang diterima metrobali.com dilapangan, disebutkan bahwa korban pencabulan yang bernama Jepun ini pada Sabtu (10/10/2020) pergi dari rumah mau menemui temannya yang dikenal melalui whatshap (WA). Namun hingga Selasa, (13/10/2020) korban tidak kunjung pulang kerumah. Hal ini membuat orang tua korban menjadi was-was, dan menduga-duga kemungkinan berada dirumah pacarnya. Lalu dilakukan pencarian terhadap korban. Namun alangkah terkejutnya orang tua korban, setelah korban memberikan pengakuan bahwa ia telah disetubuhi secara bergiliran oleh 11 orang pemuda di tiga tempat yang berbeda.

Menurut keterangan salah satu Kepala Desa yang warganya ikut terlibat melakukan persetubuhan, dikatakan bahwa masalah ini sudah dilaporkan ke Polres Buleleng oleh orang tua korban.

“Memang ada 1 orang warga saya yang ikut terlibat dalam masalah ini.” ujarnya.”Yang melapor ke kantor desa adalah pamannya. Katanya yang ngajak keponakanya itu 11 orang selama tiga hari dan tidak ada pacarnya. Korban dengan para pelaku kenalnya di WA, selama tiga hari beda-beda orang yang melakukannya,’ ungkap Kades tersebut mengutip ucapan paman korban.

Lantaran info tentang anaknya ini telah menjadi pembicaraan warga, orang tua korbanpun berupaya menggali informasi lebih lanjut , dan ternyata memang benar adanya.
Selanjutnya pada Kamis (15/10/2020) melapor ke Mapolres Buleleng dan diterima Unit PPA.

Kasubag Humas Polres Buleleng IPTU Gede Sumarjaya,SH saat dikonfirmasi metrobali.com mengaku memang benar orang tua korban melaporkan adanya dugaan pencabulan yang menimpa anaknya.

“Mengenai laporan adanya dugaan pencabulan anak dibawah umur masih dalam proses penyelidikan. Hanya itu untuk sementara bisa disampaikan. ” tandasnya.

 

Pewarta : Gus Sadarsana