Foto: Pasangan Calon Walikota dan Wakil Walikota Denpasar nomor urut 2, Gede Ngurah Ambara Putra-Made Bagus Kertha Negara (Amerta).

Denpasar (Metrobali.com)-

“Berbudaya dan Berdaya Saing” dua kata ini menjadi penguatan positioning dan karakter Kota Denpasar yang dikenal sebagai Kota Kreatif (Creative City) dan Kota Cerdas (Smart City) yang ingin diwujudkan Pasangan Calon Walikota dan Wakil Walikota Denpasar nomor urut 2, Gede Ngurah Ambara Putra-Made Bagus Kertha Negara (Amerta) untuk menjawab berbagai tantangan saat ini dan ke depannya.

“Berbudaya dan Berdaya Saing” ini juga ingin ditanamkan pada karakter generasi muda Denpasar dalam berbagai aktivitas kreatif yang dilakukan. Dalam kaitan dengan ini, Amerta ingin menjadikan Balai Banjar sebagai pusat kreativitas dan Creative Hub bagi generasi muda sehingga Balai Banjar tidak hanya menjadi pusat aktivitas seni budaya tapi juga bisa menjadi tempat melahirkan bibit-bibit enterpreuner atau wirausaha muda baru.

“Kami dorong berbagai program dan fasilitasi agar Balai Banjar tidak hanya jadi pusat kreativitas generasi muda tapi bisa jadi Creative Hub yang mewadahi para insan kreatif untuk mencetak entrepreneur baru di sektor ekonomi kreatif,” kata Calon Walikota Denpasar nomor urut 2, Gede Ngurah Ambara Putra, Sabtu (21/11/2020).

Ngurah Ambara menyambut positif dan mendukung banyaknya hadir Creative Hub atau creative space (ruang kreatif) yang mampu menggeliatkan ekonomi kreatif di Denpasar.

Creative Hub atau creative space yang mayoritas didirikan dan dikelola generasi muda milenial akan menjadi kekuatan baru ekonomi kreatif di kota Denpasar.

Creative Hub atau creative space merupakan semacam ruang kreatif yang dapat menjadi tempat bekerja, berkumpul, bersosialisasi dan membangun jejaring atau koneksi dari para pelaku ekonomi kreatif di Denpasar dari berbagai subsektor ekonomi kreatif

Creative Hub menjadi pusat industri kreatif untuk memfasilitasi anak-anak muda berkreasi. Creative Hub juga bisa mendukung dan mengakselerasi  pertumbuhan kewirausahaan digital melalui gerakan coworking space yang juga marak muncul di Denpasar.

Banyaknya hadir Creative Hub ini akan semakin menguatkan positioning Denpasar sebagai Kota Kreatif dan juga Smart City. “Ekonomi kreatif dan pengembangan Smart City di Denpasar harus jadi barometer ekonomi kreatif Indonesia bahkan dunia,” tegas Ngurah Ambara.

Karenanya Ngurah Ambara melihat potensi Balai Banjar yang ada juga bisa mengambil peran sebagai Creative Hub bagi generasi muda khususnya juga para anggota STT untuk mendorong mereka punya ide-ide kreatif menggarap peluang ekonomi kreatif di Kota Denpasar.

“Dengan dukungan fasilitas seperti WiFi gratis, jejaring informasi peluang bisnis, berbagai progam pelatihan kewirausahaan, jejaring sharing dengan pelaku usaha dan komunitas pelaku bisnis kreatif maka Balai Banjar bisa jadi Creative Hub, pusat untuk mencetak bibit-bibit wirausaha muda yang berdaya saing dan menguasai teknologi,” papar Ngurah Ambara yang juga seorang pengusa ini.

Ngurah Ambara bersama Bagus Kertha Negara (Amerta) pun berkomitmen memprogramkan hal tersebut ketika terpilih sebagai Walikota dan Wakil Walikota Denpasar. Termasuk bagaimana Pemerintah Kota Denpasar ke depan harus mampu mendorong dan memfasilitasi Creative Hub di tiap Balai Banjar ini dengan membangun dan menguatkan 3C yakni Community (komunitas), Connection (koneksi/jaringan) dan Colaborate (kolaborasi atau kerjasama).

“Kami ingin anak-anak muda kita punya daya saing, jadi pelaku startup di berbagai subsektor ekonomi kreatif seperti kuliner, fesyen, kerajinan, software, game, film animasi, digital advertising dan lainnya yang potensinya sangat besar di Kota Denpasar,” pungkas Ngurah Ambara.

Hadirkan Program Smart Banjar

Calon Wakil Walikota Denpasar nomor urut 2, Made Bagus Kertha Negara menambahkan jika di masa pemerintahan Rai Mantra sudah dibangun Gedung Dharma Negara Alaya sebagai wadah para insan kreatif di Kota Denpasar, maka ke depan Amerta ingin menghadirkan program smart banjar. Konsepnya bagaimana keberadaan banjar ini bisa berkontribusi bagi perekonomian dan menjadi wahana mencetak entrepreneur baru di kalangan generasi muda.

“Kami ingin menciptakan simpul-simpul baru ekonomi kreatif di para generasi muda yang berbasiskan banjar lewat progam smart banjar,”  kata Bagus Kertha Negara.

Ini akan menjadi secara ruang kreasi anak muda mengasah jiwa entrepreneurship dimana banjar dimanfaatkan untuk membuka peluang usaha berbasiskan ritel dan digitalisasi

Pihaknya berharap dengan adanya sistem smart banjar ini, bisa menjadikan masyarakat lokal dan krama banjar bisa membeli kebutuhan sehari-hari melalui banjar masing-masing.

Menurut pria yang juga Wakil Bendesa Adat Desa Adat Denpasar ini smart banjar ini bisa melahirkan enterpreneur muda baru dan pelaku startup (usaha rintisan) baru berbasis teknologi.

“Sehingga semua komponen akan hidup dan Ibu PKK akan terlibat serta sekaa teruna akan menjadi ojek internal mereka” papar Bagus Kertha Negara yang juga seorang pengusaha ini.

Sistem smart banjar ini akan mendapatkan profit bulanan yang nantinya akan dimanfaatkan untuk  mengelola demi kepentingan masyarakat yang berada di sekitar banjar serta untuk mendanai anak-anak sekaa teruna teruni dan juga untuk kepentingan pura yang ada di wilayah banjar tersebut.

Pria yang akrab disapa Sting ini mengungkapkan sistem smart banjar ini untuk mengurangi keinginan untuk membeli kebutuhan sehari-hari di pasar modern yang kebanyakan dimiliki oleh orang luar Bali.

“Sistem ini akan terkoneksi dengan banjar-banjar yang lain guna mengetahui produk yang dijual oleh banjar lain,”jelas Putra kedua dari pendiri ASTI dan penggagas konsep Tri Hita Karana, Prof. Mertha Sutedja ini.

Sistem smart banjar ini juga akan bekerjasama dengan pihak bulog untuk mendapatkan harga yang lebih terjangkau. Efisiensi ini akan lebih baik dilakukan demi mengurangi masyarakat untuk membeli kebutuhannya di pasar modern.

Dengan kerjasama dengan pihak bulog akan memberikan profit (keuntungan) sekitar 50% yang didapatkan, akan dipergunakan untuk kesejahteraan masyarakat di sekitar banjar.

“Aplikasi sudah siap, tinggal kita aplikasikan saja ke setiap banjar,” tegas pria yang juga Direktur Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Pariwisata Kertha Wisata Denpasar ini.  (ian)