Foto: Pasangan Calon Walikota dan Wakil Walikota Denpasar nomor urut 2, Gede Ngurah Ambara Putra-Made Bagus Kertha Negara (Amerta).

Denpasar (Metrobali.com)-

Kasus perederan gelap narkoba masih menjadi ancaman tersendiri di Kota Denpasar. Berdasarkan data dan hasil pemetaan Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Bali Kota Denpasar masih termasuk daerah rawan atau zona merah peredaran narkoba bersama dua daerah lainnya yakni Kabupaten Badung dan Kabupaten Buleleng.

Berdasarkan data BNNP Bali, pada tahun 2019 jumlah kasus narkoba di Denpasar merupakan yang tertinggi di Bali mencapai 477 kasus, disusul Badung 233 kasus dan Buleleng 51. Posisi yang sama kembali tampak hingga bulan Mei 2020 dimana kasus narkoba tertinggi ada di Denpasar dengan 251 kasus, Badung 35 kasus dan Buleleng 31 kasus.

Peredaran narkoba di desa adat juga cukup mengkhawatirkan. Berdasarkan data BNNP Bali, di Bali beberapa desa adat juga sudah masuk kategori zona merah narkoba. Untuk di Kota Denpasar misalnya, Desa Adat Pemogan dan Desa Adat Pedungan tergolong zona merah narkoba.

Masih tingginya kasus narkoba di Kota Denpasar yang juga merupakan Ibukota Provinsi Bali dan bahkan sudah merambah ke desa adat membuat Pasangan Calon Walikota dan Wakil Walikota Denpasar nomor urut 2, Gede Ngurah Ambara Putra-Made Bagus Kertha Negara (Amerta) prihatin.

Amerta pun berkomitmen penuh mendukung program BNN Provinsi Bali dan BNN Kota Denpasar untuk mencegah perederan gelap narkoba salah satunya dengan meningkatkan peran desa adat melalui pararem anti narkoba.

Dukungan penuh ini juga bagian keseriusan komitmen paslon nomor urut 2 yang diusung Partai Golkar, Partai Demokrat dan Partai NasDem  ini dalam membangun SDM, generasi muda Denpasar yang berdaya saing dan bebas narkoba.

“Pararem anti narkoba kita dukung ada di tiap-tiap desa adat di Kota Denpasar untuk membentengi generasi muda kita dari ancaman bahaya narkoba,” kata Calon Walikota  Denpasar nomor urut 2, Gede Ngurah Ambara Putra, Senin (16/11/2020) usai bertemu pengurus Desa Partai Golkar Desa Renon dan saksi Partai Golkar Renon untuk Amerta.

Untuk diketahui, BNN sendiri telah mempunyai program untuk mempersempit peredaran narkoba di Pulau Dewata dengan mendorong desa adat di Bali untuk membuat pararem anti narkoba. Mengenai adanya program ini, Ngurah Ambara bakal memberikan dukungan kepada BNN sehingga dapat mempersempit ruang lingkup peredaran narkoba di Kota Denpasar.

Menurut Ambara, pemerintah, BNN dan desa adat harus bersimbiosis mutualisme dalam memerangi peredaran narkoba di Kota Denpasar, baik dengan melakukan tes dan sebagainya.

Pelibatan masyarakat desa (desa adat) juga sejalan dengan amanat Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika dan Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2020 tentang Rencana Aksi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika dan Prekusor Narkotika Tahun  2020/2024.

“Kerja samanya harus lebih giat lagi sehingga ruang gerakan ini lebih baik. Kalau kita dipercaya (memimpin Denpasar) kita akan membantu lebih giat lagi program-program untuk pemberantasan narkoba,” kata pria yang juga pecinta olahraga dan seni beladiri karate serta pengelola Dojo Aikido Dirgahayu ini.

Dalam menguatkan program BNN tersebut, Amerta nanti akan memperkuat berbagai pemangku kepentingan di desa adat dalam memerangi narkoba ini, baik dari Pecalang dan sebagainya. Dari kerja sama itu, akan dilakukan tes mendadak sehingga masyarakat menjadi malu dan takut untuk memakai narkoba.

Tak hanya di desa adat, upaya serupa juga bakal dilakukan di berbagai instansi, sekolah-sekolah hingga perusahaan. Jika nantinya ada masyarakat yang terindikasi positif narkoba, Pemkot Denpasar di bawah kepemimpinannya akan memberikan sanksi dengan mempersulit mengurus administrasi sehingga ruang geraknya menjadi terbatas.

Bebaskan Generasi Muda dari Narkoba, Tingkatkan Daya Saing

Sebelumnya Calon Walikota  Denpasar nomor urut 2, Gede Ngurah Ambara Putra menemui Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Denpasar, Sang Gede Sukawiyasa di Kantor BNN Kota Denpasar, Kamis (12/11/2020).

Ngurah Ambara mengungkapkan, dirinya bertandang ke BNN Kota Denpasar guna mengetahui permasalahan daerah khususnya di bidang narkoba.

Dirinya menegaskan, permasalahan narkoba menjadi salah satu konsen dari Paslon Amerta nantinya dalam memimpin Kota Denpasar. Hal ini dikarenakan narkoba dapat menganggu keberadan sumber daya manusia (SDM) di Kota Denpasar.

“Apabila SDM sudah terpapar narkoba, maka akan sangat sulit bagi Kota Denpasar untuk mempunyai daya saing yang tinggi,” kata Ngurah Ambara yang juga merupakan pelestari seni budaya dan mendirikan organisasi budaya Dirgahayu Ambara Swari yang melestarikan seni pesantian atau Dharma Gita di seluruh Bali.

“Harapannya tentu kota mendorong BNN untuk lebih giat lagi, sudah bekerja sama dengan desa adat. Tentu kalau kita diberikan memimpin, akan lebih sering melakukan tes ke seluruh masyarakat Kota Denpasar untuk lebih menjamin masyarakat bersih dari narkoba,” tutur Ngurah Ambara.

Begini Progam Unggulan Amerta

Pasangan Calon Walikota dan Wakil Walikota Denpasar nomor urut 2, Gede Ngurah Ambara Putra-Made Bagus Kertha Negara (Amerta) berkomitmen menghadirkan perubahan di Kota Denpasar.

Untuk diketahui Visi Amerta yakni Membangun Denpasar yang Berseri (Bersih, Sejahtera dan Indah) Berlandaskan Falsafah Tri Hita Karana.

Visi ini ditunjang dua misi utama. Pertama , mewujudkan masyarakat Denpasar yang berbudaya, adil, inovatif dan sejahtera. Kedua, mewujudkan Denpasar sebagai salah satu Smart City berdaya saing di Indonesia.

Ada sejumlah progam unggulan Amerta untuk membantu meringankan beban masyarakat. Diantaranya Amerta memprogramkan memberikan santunan kelahiran sebesar Rp 1 juta bagi warga Denpasar, hingga satuan kematian sebesar Rp 5 juta.

Tidak hanya memprogramkan santunan kelahiran dan kematian, Amerta juga akan memberikan insentif kepada pengurus PKK sebesar Rp 5 per tahun, insentif kepada pengurus Banjar sebesar Rp 30 juta per tahun hingga memberikan bantuan kepada STT (Sekaa Teruna Teruni) di tiap banjar sebesar Rp 25 juta per tahun.

Selanjutnya Amerta memprogramkan pendidikan dan kesehatan gratis untuk pekerja non formal. Lalu menyempurnakan program smart city yang ada sebagai pusat data guna menciptakan data yang transparan serta akuntabel.

Amerta juga akan mensinergikan pasar modern dengan pasar tradisional. Tidak hanya itu, Amerta juga meningkatkan kualitas pelayanan Puskesmas 24 jam dan rawat inap. (ian)