Foto: Pasangan Calon Walikota dan Wakil Walikota Denpasar nomor urut 2, Gede Ngurah Ambara Putra-Made Bagus Kertha Negara (Paket Amerta).

Denpasar (Metrobali.com)-

Kota Denpasar yang menyandang status sebagai Kota Kreatif (Creative City) dan Kota Cerdas (Smart City) harus terus mampu meningkatkan daya saingnya di segala aspek termasuk pula di ranah birokrasi.

Karenanya peningkatan daya saing birokrasi ini menjadi salah satu yang akan diprogramkan dan diprioritaskan Pasangan Calon Walikota dan Wakil Walikota Denpasar nomor urut 2, Gede Ngurah Ambara Putra-Made Bagus Kertha Negara (Amerta).

Paslon nomor urut 2 yang diusung Partai Golkar, Partai Demokrat dan Partai NasDem ini bahkan sudah menyiapkan sejumlah strategi dan progam untuk menguatkan dan meningkatkan daya saing birokrasi di Kota Denpasar.

“Birokrasi yang berdaya saing akan mampu mewujudkan pelayanan publik yang cepat, mudah, transparan, real time dengan sistem digitalisasi terintegrasi,” kata Ngurah Ambara, Minggu (18/10/2020).

Bagi Ngurah Ambara persoalan birokrasi yang berdaya saing lemah dan pelayanan publik yang berbelit-belit jadi persoalan klasik birokrasi pemerintahan.

Persoalan birokrasi di Indonesia juga sebelumnya menjadi sorotan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan ditegaskan lagi oleh Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto.

Belum lama ini Prabowo menyebutkan birokrasi telah menjadi masalah klasik membelenggu Indonesia untuk maju. Di depan mengatakan iya tapi tidak dilaksanakan. Presiden juga kesulitan menghadapi birokrasi. Sebab terdapat pejabat yang hanya berpikir untuk kepentingannya.

Birokrasi di Indonesia disebut sangat tidak efektif dan efisien. “Memang di Indonesia ini ada budaya yang saya nggak tau dari mana. (Seolah-olah) kalau bisa dibikin susah kenapa dibikin gampang? Ya kan?” kata Prabowo Subianto.

Ngurah Ambara juga sependapat dengan apa yang disampaikan Menhan Prabowo Subianto. Karenanya ketika dipercaya memimpin Denpasar sebagai Walikota Denpasar, Ngurah Ambara akan terus berupaya membenahi birokrasi dan meningkatkan daya saing birokrasi serta memperbaiki sektor pelayanan publik.

Ngurah Ambara juga mengapresiasi berbagai upaya yang dilakukan Walikota Denpasar saat ini Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra dalam pembenahan birokrasi dan menciptakan pemerintahan yang baik dan bersih.

Namun dirasakan masih ada beberapa celah kelemahan yang perlu ditingkatkan. Salah satunya terkait digitalisasi birokrasi dan  digitalisasi pelayanan publik terintegrasi.

“Jadi apa yang ada sekarang akan kami tingkatkan. Yang masih lemah kami kuatkan. Arahnya bagaimana menjadikan Denpasar sebagai smart city yang terintegrasi dan berdaya saing dengan birokrasi yang berdaya saing pula,” tegas Ngurah Ambara.

Smart City dengan Digitalisasi Terintegrasi

Untuk diketahui visi Pasangan Calon Walikota dan Wakil Walikota Denpasar, Gede Ngurah Ambara Putra-Made Bagus Kertha Negara (Amerta) yakni Membangun Denpasar yang Berseri (Bersih, Sejahtera dan Indah) Berlandaskan Falsafah Tri Hita Karana.

Visi ini ditunjang dua misi utama. Pertama , mewujudkan masyarakat Denpasar yang berbudaya, adil, inovatif dan sejahtera. Kedua, mewujudkan Denpasar sebagai salah satu Smart City berdaya saing di Indonesia.

Amerta menegaskan bagaimana smart city tidak hanya bisa sensitif dan memberikan respon cepat dari birokrasi tapi bagaimana pengelolaan smart city juga mampu memberikan data sosial, ekonomi, kesehatan yang perlu terus ditingkatkan.

Bagi Amerta smart city juga harus mampu menghadirkan satu data base (basis data) terintegrasi di Kota Denpasar. Misalnya mulai dari data kependudukan hingga kaitannya dengan data masyarakat yang berhak menerima berbagai bantuan dan stimulus pemerintah seperti halnya dalam kondisi pandemi Covid-19 seperti sekarang ini.

“Dengan database ini sehingga dalam hal memberikan bantuan, baik itu BLT, BST ataupun yang lainnya mudah, tidak akan tumpang tindih karena semua sudah terintegrasi,” kata Ngurah Ambara.

“Begitu juga dengan bantuan UMKM, bagaimana kita bisa memonitor, mengevaluasi ataupun memberikan apresiasi baik itu bantuan stimulus usaha, kredit atau apapun. Itu yang saya lihat untuk ditingkatkan lagi untuk Kota Denpasar,” sambung Ngurah Ambara.

Bagi Ngurah Ambara birokrasi yang berdaya dan smart city melalui digitalisasi terintegrasi akan mampu meningkatkan daya saing daerah. “Harapannya indeks saya saing daerah di Kota Denpasar bisa meningkat,” harap pria yang juga pengusaha money changer ini.

Ini Pentingnya Indeks Daya Saing Daerah

Untuk diketahui Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional (Kemenristek/BRIN) melalui Direktorat Sistem Inovasi, Deputi Penguatan Inovasi telah menginisiasi penyusunan model pengukuran indeks daya saing daerah (IDSD).

IDSD diharapkan dapat menggambarkan kondisi dan kemampuan suatu daerah dalam mengoptimalkan seluruh potensi yang dimilikinya melalui peningkatan produktifitas, nilai tambah dan persaingan baik domestik maupun internasional demi kesejahteraan yang tinggi dan berkelanjutan.

IDSD juga dapat diartikan sebagai refleksi tingkat produktivitas, kemajuan, persaingan dan kemandirian suatu daerah. Pentingnya IDSD sebagai alat untuk menilai keberhasilan suatu daerah untuk dapat bersaing dengan daerah lain dan mendukung daya saing nasional.

Pengukuran Indeks Daya Saing Daerah bertujuan menginformasikan sebuah seri struktur dialog multi-stakeholder yang dapat meningkatkan kewaspadaan untuk mendorong transormasi sebuah negara, region, atau kota untuk menolong mereka menjadi lebih berdaya saing, dengan menawarkan serta memberi ruang pada kesempatan untuk meningkatkan kemakmuran.

Pengukuran Indeks Daya Saing Daerah sangat perlu dilakukan guna memberi arah dan peta jalan (road map) bagi para politisi dan semua pemangku kepentingan daerah agar dapat menetapkan strategi pembangunan daerah. (wid)