Nusa Dua (Metrobali.com)-

Pertemuan tahunan dunia, Bali Democracy Forum (BDF) ke-5 figelar di Nusa Dua, Bali, 8-9 November 2012. Sedikitnya, 2.600 gabungan TNI/Polri dikerahkan mengamankan pertemuan yang dihadiri para petinggi negara itu.

Selain personil TNI/Polri, pengamanan juga melibatkan pecalang, satuan pengamanan desa adat di Bali. “Untuk pengamanan BDF, kami juga melibatkan petugas pecalang di sekitar wilayah Nusa Dua,” kata Direktur Binmas Polda Bali Kombes Pol I Putu Gde Suastawa di sela gelar pasukan pengamanan BDF di Nusa Dua, Senin 5 November 2012.

Suastawa melanjutkan, meski desa adat bukan berada pada ring I dan II, namun mereka tetap dilibatkan untuk mengamankan wilayahnya sendiri. Pelaksanannya tetap berkoordinasi dengan pihak kepolisian. Pelibatan pecalang merupakan bentuk dukungan bagi Polri dalam mengamankan BDF.

Pecalang, sambung Suastawa, bertanggungjawab pada kondisi kamtibmas di wilayahnya masing-masing.

“Khusus pecalang di Bukit Pecatu, Kuta Selatan, dia ikut mengamankan BDF,” imbuhnya.

Peran pecalang, menurut Suastawa sangat penting, karena mereka yang berada di wilayah terdepan pengamanan. “Jangan sampai ada orang atau pihak tak berkepentingan masuk ke ring dua dan ring satu,” tekan dia.

“Kalau ring tiga sampai bobol, maka hal sama akan terjadi di ring dua, di mana banyak tamu negara atau pejabat penting lainnya berada. Sehingga harus mendapat perhatian serius,” tutup Suastawa.  BOB-MB