Kuta (Metrobali.com)-

Hasil pemantauan pengindraan jauh menggunakan satelit  oleh Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) menunjukkan alih fungsi lahan pertanian terutama di persawahan di Bali berlangsung sangat cepat. Lapan mencatat perubahan alih fungsi lahan yang cukup cepat tersebut terjadi selama 9 tahun sejak 2000 hingga 2009.

Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Bambang S Tejasukmana pada keteranganya di Kuta, Senin lalu menyatakan berdasarkan citra satelit terlihat pada periode 2000 hingga 2009 tingkat alih fungsi lahan pertanian terutama persawahan di Bali terus mengalami kenaikan. Namun Bambang mengakui tidak mengetahui secara persis luasan alif fungsi lahan tersebut karena hanya melakukan pemantauan berdasarkan citra satelit.

“Alih fungsi lahan melalui citra satelit ini bisa kita lihat dari transisi warna setiap dilakukan pengambilan gambar melalui satelit, terlihat sekali transisi warna dari warna hijau yang menunjukkan awalnya adalah lahan pertanian menjadi warna coklat yang merupakan gambaran areal pemukiman, dari citra satelit daerah yang paling terlihat cukup cepat alih fungsi lahannya yaitu Kuta dan Nusa Dua,” ujar Bambang S Tejasukmana.

Bambang S Tejasukmana menegaskan untuk mengetahui luasan alih fungsi lahan yang sebenarnya perlu adanya penghituangan dan peninjauan lapangan karena citra satelit hanya memberikan gambaran pemantauan udara.

Bambang menambahkan hasil yang cukup berbeda justru terlihat dari data pemantauan terhadap hutan mangrove di Bali. Pada tahun 2000 luasan hutan mangrove di Bali cukup banyak yang berlubang, tetapi pada tahun 2009 menunjukkan kerapatan hutan mangrove di Bali sangat bagus. (beritabali.com/mlt)