Denpasar (Metrobali.com)-

Aktivis Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Bali, I Wayan Suardana menjadi korban aksi penganiayaan pada Senin 5 November 2012. Pria yang akrab disapa Gendo itu dihajar dua pria berbadan kekar saat berada di kantor pengacara Wihartono di Jalan Hassanudin, Denpasar.

Polisi hingga kini belum berhasil mengidentifikasi pelaku ataupun motif penganiayaan. Namun Gendo memperkirakan penganiayaan ini terkait aktivitasnya di Walhi.
Ditemui di Mapolda Bali, Gendo mengatakan kedatangannya ke Mapolda Bali untuk melaporkan aksi penganiayaan yang dialaminya pada Senin siang.

“Laporan saya sudah diterima di SPK dan sedang ditangani,” kata pria yang pernah dibui karena membakar poster SBY itu. Gendo lalu menceritakan kronologis penyerangan yang dialaminya saat dirinya sedang bekerja di kantor pengacara Wihartono.
Ia mengatakan sekitar pukul 11.00 WITA dua orang pria berperawakan kecil mendatangi kantornya di Jalan Hassanudin.

Satu pria menunggu di depan kantor dan satunya masuk ke dalam kantor dan menanyakan nama Gendo.  “Waktu itu dia nanya mana namanya Gendo,” terang mantan Ketua Perhimpunan Bantuan Hukum dan Hak Asasi Manusia (PBHI) Bali ini. Saat itu, Gendo baru ke luar dari kamar mandi dan langsung mendatangi pria tersebut sambil memperkenalkan diri. Tidak ada sepatah katapun yang keluar dari mulut pria ini. Sementara rekannya yang berada di pintu hanya mengacungkan jempol lalu meninggalkan kantor.

“Pria yang satu lagi hanya duduk sambil melihat handphone. Lalu dia sempat menelepon dan bilang akan kembali manggil temannya. Waktu ke luar dia dijemput belasan temannya naik motor,” terang Gendo.
Mengetahui ada yang tidak beres, Gendo langsung menelepon Wihartono dan rekannya Gung Jaya serta Gung Eka. Sekitar 30 menit kemudian, dua pria yang beda dengan dua pria sebelumnya kembali datang ke kantornya.

“Keduanya berbadan kekar. Yang satu kecil yang satu besar,” ujar Gendo.
Kedua pria ini lalu mendatangi Gendo ke mejanya dan langsung melakukan penyerangan sambil mengatakan ‘de macem-macem ci’ (jangan macam-macam kamu) secara berulang-ulang. Gendo sempat menangkis dan berkelit dari serangan pria ini. Namun satu pukulan telak mendarat di bibir Gendo yang langsung mengucurkan darah segar. Usai melakukan penyerangan ini, kedua pria ini kembali mengancam Gendo dengan kata-kata ‘awas ci macem-macem nah’ (awas kamu kalau macam-macam ya).

“Dia mukul membabi buta sambil terus mengancam,” papar Gendo.
Setelah melakukan penyerangan, kedua pria ini sempat mondar-mandir di depan kantor dan langsung kabur dengan motor tanpa helm. Akibat penyerangan ini, aktivis asal Gianyar ini mengalami luka robek di bibir, gigi goyang, kepala pusing dan sempat mual-mual.  Gendo mengatakan kedua pria ini dijemput dua orang yang menggunakan dua motor. Namun Gendo mengatakan tidak mengenal orang-orang tersebut.

“Saya tidak lihat berapa orang yang ada di depan kantor. Tapi saya lihat dia dijemput temannya naik motor,” lanjutnya. Gendo yang sedang getol mengkritisi proyek Tahura (Taman Hutan Rakyat) dan JDP (Jalan di Atas Permukaan) mengatakan dirinya tidak mengetahui pasti orang ataupun motif penyerangan yang dilakukan pria berbadan kekar ini.

Namun ia menduga jika penyerangan ini terkait aktivitasnya di Walhi. Pemegang sabuk DAN 4 Karate ini juga meminta polisi bisa mengusut pelaku penganiayaan terhadap dirinya. “Ya teman-teman bisa lihatlah aktivitas saya di Walhi. Mungkin saja terkait Tahura atau JDP yang terus saya kritisi. Tapi saya tidak tahu pasti,” terangnya.

Sementara itu, Kabid Humas Polda Bali, Komisaris Besar Hariadi yang ditemui membenarkan laporan penganiayaan atas nama I Wayan Suardana alias Gendo. “Sekarang masih diproses dan dilidik,” terang Hariadi. BOB-MB