Aksi solidaritas penting untuk hentikan proyek reklamasi Teluk

Dokumentasi sejumlah nelayan beraksi teatrikal di kawasan Muara Angke, Jakarta Utara, Rabu (2/12). Aksi ini sebagai upaya dari nelayan tradisional dan masyarakat pesisir Teluk Jakarta untuk memberikan tekanan bahwa proyek reklamasi Pulau G serta pulau-pulau buatan lain harus dihentikan selamanya, bukan ditunda. (ANTARA FOTO/Rivan Lingga)

 

Depok (Metrobali.com)-
Aktivis lingkungan dari ForBali, John Tirayoh, menilai aksi solidaritas masyarakat dari berbagai elemen sangat penting untuk menghentikan proyek reklamasi Teluk di Indonesia, di antaranya Teluk Jakarta dan Benoa.

“Kita melihat solidaritas itu penting. Kami dari berbagai elemen, dari seniman, NGO, masyarakat biasa bahkan outsider dan sebagainya menggalang kekuatan menolak reklamasi Teluk Jakarta, Benoa,” kata John dalam sebuah diskusi di kampus Universitas Indonesia, Jumat kemarin.

Tirayoh mengatakan, di Bali sampai hari ini berbagai elemen masyarakat masih melancarkan aksinya menolak reklamasi Teluk Benoa.
Aksi yang semula hanya diikuti tujuh orang kini telah diikuti puluhan ribu orang. “Di Benoa, perlawanan sudah berjalan telah lama. Dimulai dari tujuh orang. Sampai minggu lalu, aksi solidaritas sudah berlangsung di tujuh kota Indonesia. Sampai detik ini kami terus lakukan penolakan,” kata dia.
Dia bersama sejumlah relawan telah melakukan kampanye dengan berbagai cara menolak reklamasi, diantaranya aksi pawai di hari bebas kendaraan di Jakarya dan cara lainnya.
“Kami melakukan kampanye berbagai cara. Biasanya aksi pawai di hari tanpa kendaraan bermotor. Kami ingin menunjukkan pada rakyat Jakarta, persoalan di Bali bukan hanya persoalan rakyat Bali. Begitu juga dengan reklamasi Teluk Jakarta, bukan hanya persoalan rakyat Jakarta, tetapi rakyat Indonesia,” kata dia. Sumber : Antara