Aksi RCC LPKA Karangasem, Rotary Club Of Bali Bersinar, Pusat Studi Undikas & Coca-Cola, Kolaborasi Pang Pade Payu Edukasi & Literasi Anak Binaan LPKA Karangasem
Foto: Kebersamaan dalam aksi sosial “Kolaborasi Pang Pade Payu Dalam Edukasi dan Literasi Pemenuhan Hak Anak Bagi ABH di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Karangasem” pada Jumat 9 Juni 2023.
Karangasem (Metrobali.com)-
Rotary Club of Bali Bersinar bersinergi dengan sejumlah organisasi menggelar aksi sosial “Kolaborasi Pang Pade Payu Dalam Edukasi dan Literasi Pemenuhan Hak Anak Bagi ABH di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Karangasem” pada Jumat 9 Juni 2023.
Aksi sosial bertajuk “Smart Healing Bersinar LPKA Karangasem” ini diisi berbagai kegiatan edukasi dan literasi seperti seni mural talk’s dan workshop, seni membaca dan pembagian sejumlah buku kepada anak-anak binaan hingga bersih-bersih lingkungan.
Program dari Rotary Club of Bali Bersinar ini dilaksanakan bersinergi dengan sejumlah organisasi diantaranya Pusat Studi Undiknas atau PSU, Coca-Cola Euro Pacific Partners Indonesia, Rotary Community Corps atau RCC of LPKA Karangasem, Rotary Club of Bali Buleleng Sakti, Rotaract Club of STIE Satya Dharma Singaraja, Interact Club of SMK Teknologi Nasional Denpasar, dan Interact Club of SMP Nasional Denpasar. Kegiatan dihadiri pula Rotarian lainnya dan Kepala Pusat Kajian Ekonomi dan Pariwisata Undiknas Dr. Ni Putu Nina Eka Lestari.
Para anak-anak binaan LPKA Karangasem ini sangat antusias mengikuti workshop seni membuat mural yang dipandu seniman mural I Wayan Pasek Ristawan. Pembuatan mural di LPKA Karangasem dibagi menjadi tiga tema, yakni tema tembok kenangan, dimana mural dibuat dengan menempelkan telapak tangan seluruh anak-anak binaan bersama dengan pihak RCC of LPKA Karangasem, Rotary Club of Bali Bersinar, Pusat Studi Undiknas dan Coca-Cola Euro Pacific Partners Indonesia.
Mural telapak tangan tersebut nantinya digambarkan sebagai sebuah kolaborasi untuk menjadikan anak-anak binaan tersebut sebagai orang baru. Para anak-anak binaan juga begitu antusias menuliskan harapan dan mimpi mereka berdampingan dengan jejak telapak tangan yang ditempelkan di tembok kenangan ini.
Kemudian tema yang kedua adalah seni mural dan yang terakhir temanya adalah majalah dinding, dimana ekspresi positif dari anak-anak binaan tersebut akan ditempel di sana setiap hari sehingga nantinya akan menjadi penilaian tersendiri dari pihak LPKA Karangasem dan pada akhirnya anak-anak binaan berpeluang mendapatkan remisi.
Charter President Rotary Club of Bali Bersinar Rotarian Gung Tini Gorda mengatakan “Kolaborasi Pang Pade Payu Dalam Edukasi dan Literasi Pemenuhan Hak Anak Bagi ABH di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Karangasem” ini adalah program dari salah satu 7 area fokus Rotary Club of Bali Bersinar terkait edukasi dan literasi.
“Oleh karena itu, Rotary Club of Bali Bersinar membentuk Rotary Community Corps atau RCC of LPKA Karangasem yang merupakan perpanjangan tangan Rotary Club of Bali Bersinar. RCC inilah yang nantinya mengetahui apa yang dibutuhkan dari anak-anak binaan di Lembaga Pembinaan Khusus Anak Karangasem,” ujar Gung Tini Gorda yang juga Ketua DPD Perempuan Pemimpin Indonesia (Perpina) Provinsi Bali ini.
Dia menambahkan salah satu motivasi pihaknya mengenalkan seni mural kepada anak binaan LPKA Karangasem adalah bagaimana tembok-tembok yang ada di LPKA ini dibuat mural sebagai wadah ekspresi anak-anak.
Bantuan buku yang diberikan juga diharapkan mengoptimalkan fungsi perpustakaan sebagai sarana anak-anak ini menimba ilmu dan mengenal dunia lewat membaca buku. Diharapkan juga kesehatan jasmani, rohani dan mental anak-anak tersebut terobati selama pembinaan.
Gung Tini Gorda mengatakan lebih lanjut, program ini akan berlanjut lima tahun ke depan sesuai MoU dengan LPKA Karangasem. Harapannya adalah pemenuhan 10 hak anak itu akan terpenuhi dalam pembinaan tersebut.
Sepuluh hak anak ini termasuk diantaranya hak pendidikan, hak kesehatan, hak tumbuh kembang, hak pengakuan, dan hak bersuara. “Sehingga nantinya program pendidikan yang diberikan akan mengarah ke pemenuhan hak-hak tersebut,” harap Gung Tini Gorda yang juga Ketua Pusat Studi Undiknas dan Direktur Eksekutif GTS Institute Bali ini.
Terkait potensi yang bisa dikembangkan dari anak-anak binaan LPKA Karangasem tersebut, Gung Tini Gorda mengungkapkan yang terpenting adalah anak-anak tersebut berani untuk berbicara, dan berani mengeluarkan pendapat, serta mengekspresikan diri ke arah positif.
Ditambahkannya, persoalan saat ini adalah anak-anak binaan tersebut kelebihan energi yang penyalurannya belum tepat sehingga diperlukan pengarahan yang tepat agar potensi anak-anak tersebut bisa digali.
Tokoh perempuan Bali ini juga berharap kerjasama kolaborasi berbagai pihak dalam program edukasi dan linterasi di LPKA Karangasem ini membuahkan hasil sehingga anak-anak binaan ini juga punya bekal skill serta mentalnya lebih kuat ketika kembali ke tengah-tengah keluarga dan masyarakat.
Sementara itu, Gede Kubayan selaku Kasubag Umum LPKA Karangasem mengatakan pihaknya menyambut baik program tersebut. Ditambahkannya total sebanyak 39 anak menjalani pembinaan di LPKA Karangasem saat ini. “Dengan program tersebut diharapkan anak-anak binaan ini ketika mereka bebas dari LPKA mereka memiliki bekal sehingga bisa diterima dengan baik oleh masyarakat,” harapnya.
Gede Kubayan mengatakan lebih lanjut pihaknya mengharapkan dukungan dan bantuan dari yayasan maupun organisasi-organisasi lainnya agar program tersebut bisa berkelanjutan. Lebih spesifik Gede Kubuyan mengatakan motivasi yang dibutuhkan saat ini adalah dalam bentuk pendidikan, pelatihan dan apapun yang bermanfaat bagi anak-anak di LPKA Karangasem.
Sementara untuk program pelatihan sendiri pihaknya masih mengalami kekurangan tenaga seperti contoh untuk pelatihan otomotif, dan kerajinan. Untuk di bidang kerajinan, anak-anak binaan LPKA Karangasem sudah bisa menghasilkan karya dari koran bekas, seperti tempat banten.
Selain dalam bentuk kerajinan, anak-anak binaan tersebut juga diajarkan kreativitas lainnya seperti tari genjek. Menurut Gede Kubuyan tari genjek tersebut diberikan sebagai bentuk motivasi agar mereka tidak lagi terjerumus ke dunia narkoba.
Di sisi lain pihaknya juga berharap ada dukungan alat-alat fitness untuk mendukung kesehatan jasmani anak-anak dan mewadahi minat mereka di bidang olahraga fitness atau body building.
I Gusti Ngurah Widya Hadi Saputra selaku Kepala Pusat Kajian Ekonomi Kreatif Undiknas Denpasar mengatakan melalui kegiatan ini pihaknya ingin memberikan keceriaan untuk anak-anak binaan di LPKA Karangasem.
Dalam kesempatan tersebut juga diberikan bantuan sarana literasi dan juga edukasi berupa buku, baik itu fiksi maupun non fiksi, buku ilmu pengetahuan, buku sejarah, dan buku cerita anak-anak. Selain itu mereka juga diberikan pemahaman terkait dengan kreativitas, khususnya dalam hal seni mural.
“Diharapkan ke depan kepada anak-anak binaan ketika nanti sudah lulus dari LPKA Karangasem mereka bisa kembali beraktivitas seperti biasa di tengah-tengah masyarakat dan tentunya memberikan dampak yang positif,” kata Hadi Saputra.
Sementara itu, Armytanti Hanum Kasmito selaku perwakilan dari Coca-Cola Euro Pacific Partners Indonesia menerangkan lewat kolaborasi yang dilakukan dengan Rotary Club of Bali Bersinar dan Pusat Studi Undiknas di LPKA Karangasem ini pihaknya memang memiliki target untuk melakukan kegiatan sukarelawan kepada masyarakat sekitar dan hal tersebut salah satunya diimplementasikan di LPKA Karangasem.
“Harapannya melalui kegiatan ini anak-anak binaan di LPKA Karangasem tetap memiliki akses informasi yang seimbang yang bisa meningkatkan pemahaman dan pengetahuan, khususnya ketika mereka sudah keluar dari LPKA Karangasem,” ujar Army.
Pihaknya juga mengakui ini baru pertama kalinya pihaknya melaksanakan kegiatan volunteer di LPKA. Menurutnya kegiatan semacam ini sangat menarik karena menyentuh langsung anak-anak binaan. Diharapkan program ini terus berlanjut, apalagi sudah ada MOU dengan pihak LPKA Karangasem.
Menurut Army anak-anak binaan di LPKA Karangasem cepat menyerap informasi. Walaupun mereka berada di dalam tempat dengan akses terbatas, mereka cukup memahami alasan mereka berada di dalam LPKA, apa harapan mereka dan apa yang harus mereka lakukan. “Artinya anak-anak binaan ini tetap memiliki visi dan cita-cita di masa depan,” pungkas Army.
Sementara dalam kesempatan yang sama Vania Cynthia selaku Plant Operation Manager Coca-Cola mengapresiasi program kolaborasi edukasi dan literasi untuk anak-anak binaan LPKA Karangasem terlebih adanya pengenalan dan workshop seni mural. Menurutnya karya seni mural tersebut nantinya akan menjadi kenangan tersendiri.
Ia juga memotivasi anak-anak binaan untuk tetap bersemangat dan serius mengikuti program tersebut. Vania Cynthia juga berpesan kepada anak-anak binaan untuk tekun dan serius menekuni hobi mereka masing-masing agar kedepan mendapatkan hasil yang maksimal.
Terkait pelatihan seni mural bagi anak-anak binaan LPKA Karangasem ini, seniman mural I Wayan Pasek Ristawan menjelaskan bahwa mural basicnya adalah seni rupa, tepatnya seni dua dimensi. Mural berasal dari bahasa latin yang artinya murus atau dinding. Jadi mural itu adalah seni dinding. Ditambahkannya bahwa mural diimplementasikan secara visual yang ditorehkan melalui imajinasi seseorang dengan medianya berupa dinding.
Selain dinding, seni mural juga bisa diimplementasikan di lantai, di papan atau di media lainnya yang bersifat permanen. Pasek Ristawan juga memotivasi anak-anak binaan di LPKA Karangasem ini bahwa apapun yang kita kerjakan dengan sungguh-sungguh, termasuk di bidang seni, itu pasti akan menghasilkan sesuatu yang berguna untuk kehidupan kita nantinya.
Sementara itu para anak-anak binaan LPKA Karangasem ini juga menampilkan kreativitas dan unjuk kebolehan mereka dalam seni genjek dan juga bermain musik. Band anak-anak binaan LPKA Karangasem ini mampu menghadirkan suasana haru dan menyentuh hati saat mereka menyanyikan lagi Rindu Rumah yang menggambarkan kerinduan mereka kepada orang-orang tersayang di rumah. Anak-anak ini juga tak kuasa menahan air mata mereka teringat orang-orang terkasih dan ingin segera kembali pulang. (wid)