Foto: Anggota Fraksi Golkar DPR RI Dapil Bali AA Bagus Adhi Mahendra Putra (Amatra) yang juga Ketua Depidar SOKSI Bali, saat meninjau potensi pertanian di Desa Pengotan, Kabupaten Bangli, Jumat (2/7/2021).

Bangli (Metrobali.com)-

Kabupaten Bangli mempunyai potensi pertanian yang cukup besar. Didukung dengan kondisi tanah yang subur, hawa yang sejuk, daerah ini tidak hanya bisa menghasilkan produk komoditas pertanian unggulan seperti jeruk dan kopi serta produk holtikultura lainnya seperti sayuran, bawang dll, tapi juga bisa mendapat bonus dengan pengembangan desa wisata.

Namun sama seperti kendala sektor pertanian pada umumnya yang kekurangan regenerasi SDM, pertanian di Bangli juga terancam dengan rendahnya minat generasi muda terjun ke sektor pertanian menjadi petani maupun pengusaha pertanian.

Melihat besar potensi pertanian di Bangli dan menyikapi kendala kekurangan regenerasi SDM pertanian , Anggota Fraksi Golkar DPR RI Dapil Bali AA Bagus Adhi Mahendra Putra (Amatra) yang juga Ketua Depidar SOKSI (Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia) Provinsi Bali mendorong penuh agar anak-anak petani di Bangli mengikuti dan melanjutkan jejak perjuangan orang tuanya menjadi petani.

Tidak sekadar retorika, wakil rakyat yang akrab disapa Gus Adhi melakukan berbagai aksi nyata untuk menggeliat sektor pertanian dan menyiapkan SDM pertanian yang unggul dan tangguh lewat berbagai program bantuan pertanian dan kini menyiapkan SMK Pertanian di SMK Ngurah Rai Kerobokan di bawah pengelolaan Yayasan Pendidikan Ngurah Rai.

Secara khusus Gus Adhi yang juga Ketua Yayasan Pendidikan Ngurah Rai lantas mengajak anak-anak petani di Bangli untuk sekolah di SMK Pertanian Ngurah Rai Kerobokan bahkan telah disiapkan kuota beasiswa penuh sekolah selama tiga tahun alias sekolah gratis.

“Saya ajak anak-anak petani di Bangli khususnya di Desa Pengotan ini agar mau jadi petani, dan mari sekolah di SMK Pertanian Ngurah Rai, kami siapkan beasiswa penuh tiga tahun sampai tamat,” kata Gus Adhi saat tatap muka dengan petani, meninjau potensi pertanian di Desa Pengotan Bangli, dan menyerahkan bantuan aspirasi pertanian kepada sejumlah kelompok tani di Bangli, Jumat (2/7/2021).

Ajakan ini disampaikan Gus Adhi menjawab pertanyaan salah satu petani dari perwakilan kelompok tani yang ingin Desa Pengotan menjadi mitra dan tempat praktik anak-anak yang sekolah nantinya di SMK Pertanian Ngurah Rai Kerobokan.

“Di Desa Pengotan ini 90 persen petani, potensi pertanian sangat besar, tanahnya subur lempung berpasir. Dan kami harapkan Desa Pengotan jadi pusat pelatihan pertanian SMK Pertanian Ngurah Rai, semacam jadi tempat magang anak-anak SMK agar masyarakat dapat imbas,  teknologi  pertanian modern hingga pengolahan pemasaran,” kata I Ketut Suarno, Sekretaris Kelompok Jaya Mas Mandiri, Desa Pengotan.

Menyikapi harapan petani ini Gus Adhi menuturkan langkah strategis tengah dicanangkan melalui Yayasan Pendidikan Ngurah Rai dengan mendirikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Ngurah Rai Kerobokan di bidang pertanian (SMK Pertanian Ngurah Rai Kerobokan) untuk mencetak dan menyiapkan SDM generasi muda Bali menjadi petani dan pengusaha pertanian yang mandiri, modern, maju, sukses dan sejahtera.

“Kenapa susah-susah saya wujudkan SMK Pertanian, karena saya terpanggil menyiapkan anak-anak kita agar mau terjun ke pertanian. Ini memang tidak mudah tapi ini harus kita lakukan.  Banyak alat bantuan pertanian kita serahkan ke masyarakat akan sia-sia tanpa siapkan SDM pertanian yang melakukan pendampingan,” ujar Gus Adhi yang sebelumnya bertugas di Komisi IV DPR RI membidangi pertanian, lingkungan hidup, kehutanan, perikanan dan kelautan ini.

Gus Adhi pun berjanji menyiapkan kuota khusus untuk anak-anak petani di Bangli khususnya di Desa Pengotan yang mau sekolah di SMK Pertanian Ngurah Rai. “Saya ajak petani rayu anaknya sekolah ke SMK Pertanian Ngurah Rai. Pengotan saya kasi kuota terbanyak,” kata Anggota Komisi II DPR RI ini.

Politisi Golkar asal Kerobokan Badung ini juga mengajak petani jangan takut menjadikan anaknya petani penerusnya. Sebab peluang di sektor pertanian sangat besar, dan terbukti di masa pandemi Covid-19 saat ini sektor pertanian masih tetap bertahan di saat sektor lainnya tumbang.

“Jangan takut  jadikan anak kita anak petani. Di luar negeri petani identik dengan orang kaya
di Indonesia sebaliknya identik dengan orang miskin. Ini yang harus kita ubah karena peluang sektor pertanian sangat besar, dan kita berikan sentuhan teknologi agar jadi pertanian maju dan modern sehingga saat anak-anak kita jadi petani bisa sejahtera dan kaya,” ujar Gus Adhi.

Seperti diketahui Gus Adhi yang merupakan Ketua Yayasan Pendidikan Ngurah Rai ini menyiapkan beasiswa penuh selama tiga tahun bagi siswa SMK Pertanian Ngurah Rai ini alias beasiswa atau sekolah gratis sampai tamat.

Menurut Gus Adhi, Yayasan Pendidikan Ngurah Rai melaksanakan berbagai program itu sebagai bentuk untuk mengapresiasi kekayaan alam yang harus diisi dan berdayakan secara penuh dan sungguh-sungguh dengan menyiapkan SDM bali yang mumpuni di sektor pertanian.

Lebih lanjut Gus Adhi menerangkan SMK Pertanian Ngurah Rai ini didirikan juga sebagai wujud baktinya kepada ibu pertiwi. Komitmen nyata ini dibuktikan dengan memberikan kuota 20 siswa orang yang akan diberikan beasiswa secara penuh 3 tahun selama menempuh pendidikan di SMK Pertanian Ngurah Rai dan sampai lulus.

“Saya akan memberikan 20 orang beasiswa sampai tamat bagi siswa SMK Pertanian. Untuk pariwisata kita berikan beasiswa selama 1 tahun untuk masing-masing jurusan di perhotelan dan tata boga,” terang Gus Adhi.

Bagi Gus Adhi, hal ini penting dihadirkan sehingga pertanian ini betul-betul mempunyai sumber daya manusia (SDM) yang mumpuni dan kehadirannya selama ini di bidang pertanian dimana pihaknya sudah memberikan bibit, alat-alat pertanian, edukasi pertanian sehingga tidak lengkap rasanya kalau tidak menyiapkan sumber daya manusia di bidang pertanian.

“Nah oleh sebab itu, saya mengajak marilah masyarakat, adik-adik saya mulai cintai pertanian dan kami akan memberikan pendidikan plus di SMK Ngurah Rai jurusan pertanian,” tutur Ketua Harian Depinas SOKSI ini.

Semua itu, lanjut Gus Adhi lantaran ia berusaha apalagi telah mempunyai petani-petani atau lahan-lahan binaan di masing-masing di seluruh kabupaten/kota yang ada di Bali. Harapannya akan melakukan kerja sama dengan universitas-universitas negeri dan swasta serta akan membuat demplot pertanian dan mudah-mudahan minimal 1 kluster 1 hektar.

“Kita akan membuat itu minimal di masing-masing kabupaten/kota. Iya mudah-mudahan kita bisa membuat dan melahirkan suatu produk unggulan di masing-masing kabupaten/kota di Bali,” sebut Ketua Depidar SOKSI Bali.

Menurut Gus Adhi, hal ini penting sekali diwujudkan, contohnya di Jembrana bagaimana pihaknya bisa melahirkan pengusaha-pengusaha pertanian di bidang kakao dan di Tabanan bagaimana pihaknya bisa melahirkan pertanian di bidang kopi dan sebagainya.

“Inilah yang harus kita lahirkan secara sungguh-sungguh mengurus pertanian ini, apalagi dimasa pandemi Covid-19 ini kita sudah melihat bukti nyata bahwa hanya sektor pertanianlah yang bisa masih bertahan dan hidup. Ini akan bisa mengawal pertanian Bali ke depan,” ujarnya.

Jika itu terwujud, Gus Adhi optimis pertanian tidak lagi identik dengan kemiskinan, tapi bagaimana ia bisa melahirkan pertanian ini benar-benar bisa menjadi petani yang sukses. Bisa menjadi manusia yang unggul dan menjadi pengusaha yang sukses dimasa depan. (wid)