Gianyar (Metrobali.com)-

Begitu banyaknya seniman di Bali, namun sejauh ini masih belum ada promotor seni. Untuk itulah maka diharapkan Bali mesti mampu melahirkan para promotor- promotor seni untuk lebih memajukan seniman di Bali. Demikian diungkapkan oleh Agung Rai Ketua Himpunan Museum Bali (Himusba), belum lama ini di Museum Arma miliknya belum lama ini.

Dikatakan lebih jauh, perlunya Bali memiliki promotor seni,  adalah untuk mampu meyakinkan dunia barat dan juga berkolaborasi untuk menciptakan program. “ Dari situ, artinya kita bisa bersinergi, kita datang ke sana mereka juga bisa datang ke sini. Karena masyarakat kita cepat sekali terinspirasi dengan produk-produk baru, ” ujar Agung Rai

Ditambahkan, dengan memiliki promotor seni, maka dunia barat akan lebih menghargai para seniman- seniman Bali yang tampil di sana. Mengingat, peran promotor di mancanegara sangat dipercaya. “ Karena ini sudah terbukti baik membawa pameran seni rupa, membawa rombongan tari yang berkualitas dan tidak asal- asalan. Ini membutuhkan idealisme kepercayaan diri dan mengerti, memahami masyarakat barat, ” jelasnya.

Dia mencontohkan, kalau ada promotor seni,  seniman akan bisa lebih detail mengetahui tempat pementasan, tingkat teater pementasan dan keperluan lainnya.  “Jadi pentas di mana, teaternya tingkat apa, apakah di tingkat dunia seperti di Austria, ada sebuah acara besar. Kalau sampai tampil di sana itu sudah tampil di tingkat dunia.  Dan, ditonton ribuan manusia, saya sudah buktikan itu saat tahun 2004 membawa misi kesenian  ARMA dengan rombongan dari Bali ke sana. Pentas di panggung berisi penonton sampai 2500 penuh, ” terangnya.

Pihaknya sendiri sudah memikirkan jauh sebelumnya terkait membuat konsep terobosan yaitu promotor seni rupa, tari dan lainnya. Di Jepang ada promotor, jadi tahu sponsor itu sebatas mana dan tanggung jawabnya seperti apa. Karena semuanya promotor yang bertanggung jawab. Nah, apakah di Bali sudah ada promotor seni ? Sejauh ini ia melihat belum ada promotor seni. Karena, beberapa seniman di Bali ada yang tidak tahu. Artinya, ketika mereka diundang dan langsung menerima tawaran itu, tanpa memikirkan perjanjian selanjutnya. Padahal di sana sebenarnya ada asuransi, dan lainnya yang sudah jelas di atur. “ Kadang- kadang seniman tidak tahu, karena seniman hanya berpikir dapat pentas di luar negeri. Nah, bagi seniman yang sering pentas di luar negeri lebih tahu detail. Termasuk sponsor siapa, tidur di mana, fee nya bagaimana, hitam putihnya ada. Sebetulnya makin kita tahu, makin kita di hargai.  Pentingnya ada promotor seni, biar kita tidak dipandang murahan menjadi seniman, ” bebernya. HP-MB