Gianyar (Metrobali.com) –

Berawal dari keinginan melestarikan lingkungan yang sejalan dengan hobinya sebagai pencinta tanaman. Disamping juga warisan leluhurnya yang memiliki kemampuan untuk menyembuhkan penyakit dengan tanaman obat, akhirnya berdirilah Agrowisata Puri Damai. Hal itu diungkapkan I Wayan Damai, saat ditemui Metrobali.com, Senin (17/12).
Lebih lanjut dikatakannya, untuk bisa akfit melestarikan lingkungan, ia bergabung dengan beberapa organisasi sosial yang berkaitan dengan lingkungan. “Saya sangat aktif mengikuti kegiatan social yang erat hubungannya dengan lingkungan,” ujar Wayan Damai, pendiri Agrowisata Puri Damai.
Menurutnya, Agrowisata Puri Damai yang lokasinya di Banjar Tunon, Singakerta, Ubud merupakan laboratorium alam seluar 1,5 hektar yang didirikannya dengan menerapkan konsep “Mengembalikan Bali ke Alam” dan “Membangun Kepercayaan Masyarakat dengan Obat-Obat Tradisional”. “Disinilah saya mengembangkan penggunaan obat-obat herbal untuk pengobatan tradisional,” terangnya.
Sampai sekarang sudah ada sekitar 382 jenis tanaman obat di lahan yang dimilikinya terdiri dari berbagai tanaman liar yang tumbuh di habitatnya sendiri disamping koleksi tanaman obat dari berbagai daerah. “Saya lebih mengutamakan tanaman berkhasiat obat yang bersumber dari Bali,” ujarnya.
Untuk meneruskan kemampuan yang dimiliki lelhurnya, Wayan Damai sejak tahun 1990-an terus mengkaji dan mengimplementaiskan penggunaan tanaman obat sesuai dengan literature (lontar usa) dan warisan leluhurnya pada masyarakat sekitar, dan juga mensosialisasikan kepada masyarakat terutama untuk mencegah dan memelihara kesehatan.
Tanaman obat yang dikembangkannya tidak ada campuran dengan zat kimia. Untuk  pengembangannya menggunakan pupuk organik tidak dengan pupuk kimia sehingga hasil dari penanamannya rendah residu dan tergolong organik. “Tanaman obat saya tidak ada unsure zat kimia sama sekali, benar-benar organic,” akunya.
Mulai tahun 1998 tanaman obatnya digunakan oleh klinik untuk terapi pengobatan tradisional. Selain itu, ia juga aktif mengadakan pelatihan-pelatihan. “Sekarang sekolah sekolah-sekolah di Bali dari SD-SMA termasuk perguruan tinggi sudah aktif bekerjasama dalam melestarikan tanaman obat,” terangnya.
Bahkan, wisatawan juga mulai tertarik, terbukti dengan semakin berkembangnya paket tour agrowista yang ditawarkan hotel-hotel untuk maintenance, terapi dan wisata sekaligus belajar. “Bukan hanya wisatawan domestic saja, bahkan wisatawan mancanegara juga banyak yang berkunjung,” aku damai dengan bangga. ADI-MB