Foto: Anggota Komisi IV DPR RI dapil Bali AA Bagus Adi Mahendra Putra bersama rombongan memediasi konflik pembukaan mulut kanal antara pihak PT BTID dan warga Serangan dalam kunjungan kerja ke Serangan, Rabu pagi (19/9/2018).

 

Denpasar (Metrobali.com)-

PT BTID (Bali Turtle Island Development) secara perlahan mulai mengembangkan pariwisata Serangan dengan berbagai pembangunan infrastruktur dan fasilitas pariwisata. Salah satunya yang mulai dikerjakan adalah pembukaan mulut kanal di pantai utara Serangan yang sempat diprotes dan ditolak warga. Sebab dianggap akan menghalangi akses menuju pantai dan melasti.

 

Walau pada akhirnya terjadi kesepakatan di bawah pohon waru setelah adanya mediasi dari rombongan Komisi IV DPR RI dalam kunjungan kerja ke Serangan, Denpasar, Rabu pagi (19/9/2018).

 

Kesepakatan kedua belah pihak yang memang beberapa kali tampak bersitegang dan terlibat konflik akibat perbedaan kepentingan ini diharapkan menjadi babak baru dalam pengembangan pariwisata Serangan.

 

“Kesepakatan ini kami harapkan membuat suasana semakin kondusif, aman dan damai sehingga para investor mau berinvestasi pada pengembangan dan pembangunan fasilitas yang dikerjakan PT BTID,” kata anggota Komisi IV DPR RI dapil Bali AA Bagus Adi Mahendra Putra usai mediasi ini.

 

Ditambahkan, kalau kesepakatan ini tidak dijalankan maka pembangunan akan terganggu. Polisi terus berjaga-jaga mengantisipasi konflik. Investor tidak akan mau datang dan tidak mau berivestasi. Jadi BTID rugi, masyarakat Serangan juga rugi karena tidak ada pembangunan dan geliat ekonomi.

 

“Investor perlu jaminan keamanan. Kalau dilihat BTID dan masyarakat sudah damai, rukun maka investor mau berinvestasi.Tapi kalau konflik terus investor merasa terancam dan tidak mau beli lahan disini,” terang politisi Golkar itu.

 

Pihaknya juga berharap terkait rencana pembangunan selanjutnya agar ada sinergi pihak PT BTID dan masyarakat Serangan termasuk juga dalam hal penerimaan tenaga kerja. Begitu juga kepala daerah baik di Kota Denpasar dan Provinsi Bali diharapkan agar lebih memerhatikan pengembangan pariwisata Serangan.

 

Sebab kawasan Serangan ini sangat potensial sebagai objek wisata baru.  “Kalau ini dibangun ditata dengan baik maka disini muncul pariwisata religius dan mengedepankan pariwisata yang lain,” pungkas Gus Adhi.

 

Sementara itu ada sejumlah poin kesepakatan terkait pembukaan mulut kanal di pantai utara Serangan ini. Pertama, disepakati bahwa pemanfaatan akses jembatan untuk masyarakat umum, masyarakat nelayan maupun masyarakat Serangan. Kedua disepakati bahwa posisi akses jembatan adalah dari ujung pantai di Utara sampai dengan pohon waru (sebagai batas paling selatan).

 

Lalu design jembatan akan dibahas kemudian. Hal itu juga untuk memberikan akses yang representatif bagi warga untuk melakukan melasti serta akses bagi nelayan untuk melaut.

 

Ketiga, pemanfaatan pantai di sebelah timur kanal diperuntukkan untuk pariwisata, masyarakat umum dan masyarakat nelayan Serangan. Kesepakatan ini ditandatangani Bendesa Adat Serangan I Made Sedana bersama General Manager PT BTID Made Sumantra serta disaksikan pihak terkait lainnya.

 

Sementara itu General Manager PT BTID Made Sumantra menegaskan pihaknya akan taat melaksanakan kesepakatan ini. “Situasi sudah cair dan ini kesepakatan yang bagus. Kami akan segera tindak lanjuti kesepakatan ini,” ungkapnya.

 

Pewarta: Widana Daud

Editor      : Whraspati Radha