Jembrana (Metrobali.com)

 

Warga Dusun Pebuahan, Desa Banyubiru, Kecamatan Negara, Kabupaten Jembrana, Bali, Jumat (14/7/2023) bergotong royong membangun tanggul darurat penahan abrasi.

Tanggul dibuat dari karung berisi pasir dan sisa-sisa material rumah terjangan gelombang. Upaya ini guna mengantisipasi terjangan gelombang tinggi. Terlebih abrasi di Pantai Pebuahan semakin parah.

Warga bersama kelompok relawan peduli bencana dan lingkungan juga menggunakan batu bekas pondasi rumah guna menahan terjangan gelombang tunggi.

Warga sadar tanggul darurat yang dibuat tidak seratus persen dapat menahan abrasi. Namun paling tidak upaya tersebut bisa mengetuk hati pemerintah untuk segera membangun senderan penahan abrasi.

“Kami membuat tanggul darurat ini sebelum abrasi mengikis ke sebelah utara,” ujar Mohamad Natzir, salah seorang warga Pebuahan, Jumat (14/7/2023).

Abrasi di Pantai Pebuahan menurutnya, sudah semakin parah. Untuk itu, ia berharap ada perhatian dari pemerintah pusat maupun provinsi sebelum abrasi semakin meluas. “Saya berharap pemerintah juga memikirkan warga Pebuahan. Masyarakat disini membutuhkan senderan penahan abrasi,” ungkapnya.

Harapan agar segera dibangun senderan penahan abrasi juga disampaikan Sulaimi, warga Pebuahan lainnya. Karena warga sudah yang kesekian kalinya bergotong royong membuat tanggul darurat dari karung pasir. “Kalau bisa secepatnya di sender,” ujarnya.

Abrasi Pantai Pebuahan sudah terjadi sejak lama. Namun semakin meluas sejak sepuluh tahun belakangan. Lebih dari 3 kilometer sepanjang Pantai Pebuahan porak poranda akibat abrasi.

Tidak hanya itu, puluhan rumah warga rusak dan hancur diterjang ombak. Akibat abrasi, warga harus mengungsi ke tempat yang lebih aman. (Komang Tole)