Foto: Pasangan calon Walikota dan Wakil Walikota Denpasar nomor urut 1, Gede Ngurah Ambara Putra dan I Nengah Yasa Adi Susanto (ABDI) menyampaikan visi misi saat debat terbuka perdana Pilwali Denpasar di Prama Hotel Sanur, Kota Denpasar, Sabtu 19 Oktober 2024.

Denpasar (Metrobali.com)-

Persoalan sampah yang menjadi momok menakutkan dan mengganggu kenyamanan warga Kota Denpasar mendapat perhatian khusus dari pasangan Calon Walikota dan Wakil Walikota Denpasar nomor urut 1, Gede Ngurah Ambara Putra dan I Nengah Yasa Adi Susanto (ABDI). Dalam debat terbuka perdana Pilwali Denpasar di Prama Hotel Sanur, Kota Denpasar, Sabtu 19 Oktober 2024, ABDI mengupas program dan strategi penuntasan masalah sampah di Ibukota Provinsi Bali ini.

Calon Walikota Denpasar dari Paslon ABDI, Gede Ngurah Ambara Putra menekankan pentingnya inovasi dalam pengelolaan sampah. Bagi ABDI sampah harus ditangani dengan teknologi canggih. Bahkan, pembakaran bisa menjadi solusi, asal tidak merusak lingkungan.

“Ada diversifikasi mengenai sampah di setiap desa dan rumah tangga. Namun, paling tidak langkah yang diambil adalah dengan sampah dibakar dan tidak mengganggu lingkungan, tapi ada juga langkah mengolah sampah menjadi bahan-bahan yang bernilai produktif,” katanya.

Dia juga menyoroti pentingnya diversifikasi pengelolaan sampah di tingkat desa dan rumah tangga, dengan langkah strategis seperti mengolah sampah menjadi produk yang bernilai ekonomi. “Semuanya bisa bisa selesai, tinggal diversifikasi sampah itu,” jelas Ngurah Ambara yang pernah menjadi Anggota DPD RI Perwakilan Bali ini.

Selanjutnya Calon Wakil Walikota Denpasar dari Paslon ABDI, I Nengah Yasa Adi Susanto, menambahkan bahwa edukasi masyarakat terkait pemilahan sampah menjadi kunci.  Ke depan ABDI akan memberi imbalan berupa pembebasan iuran sampah bagi mereka yang berhasil mengelola sampah dengan baik.

“Yang kami lihat penanganan sampah selama ini dari rumah tangga untuk memilah sampah dan organik dan nonorganik. Kami akan beri reward (imbalan) mereka yang telah mengelola sampah dengan membebaskan iuran sampah,” ungkap politisi yang akrab disapa Bro Adi  itu penuh semangat.

Namun, Bro Adi mengakui adanya masalah di lapangan. Masyarakat sudah susah payah memisahkan sampah organik dan nonorganik, tapi saat truk sampah datang, semuanya dicampur lagi. Baginya kondisi itu adalah blunder besar yang harus segera diatasi.

“Mereka susah payah kumpulkan sampah organik dan organik, tapi, saat truk sampah datang malah diangkut dan dijadikan menjadi satu. Jelas ini masalah serius di tingkat rumah tangga yang kita harus selesaikan, tidak hanya mengeluarkan kebijakan, tapi upaya masyarakat rumah tangga menjadi sia-sia,” beber Bro Adi yang juga Ketua DPW Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Bali itu.

Bro Adi  menyatakan pengelolaan sampah melibatkan masyarakat rumah tangga, kerap membuat hasil yang berbanding terbalik di lapangan. Sampah organik dan nonorganik yang dikumpulkan dari rumah tangga justru digabung saat diangkut truk sampah. Dikatakan di sanalah blunder muncul.

ABDI juga berencana memaksimalkan Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) meskipun banyak yang lagi bermasalah sembari bertekad menjadikan Denpasar sebagai kota tanpa Tempat Pembuangan Akhir (TPA) alias Zero TPA. “Kita ingin wujudkan Denpasar tanpa TPA karena sudah seharusnya tidak ada TPA,” tegas Bro Adi.

Di sisi lain, pasangan calon nomor urut 2, I Gusti Ngurah Jaya Negara dan I Kadek Agus Arya Wibawa (Jaya-Wibawa), juga menyampaikan pandangan mereka. Mereka menyoroti pentingnya Tempat Pengolahan Sampah Reduce-Reuse-Recycle (TPS3R) sebagai solusi untuk masalah sampah di tingkat rumah tangga, sebuah program yang sudah didukung oleh Pemkot Denpasar.

Dalam suasana debat perdana Pilwali Denpasar yang penuh ide dan harapan, para calon membawa mimpi besar untuk Denpasar yang lebih baik. Akankah masyarakat memberikan kepercayaan mereka? Hanya waktu yang akan menjawab. (wid)