Abaikan Arsitektur Bali, Dewan Kecam Telkomsel
DENPASAR (Metrobali.com)-
Ketua Komisi III DPRD Bali I Nengah Tamba mengecam pembongkaran pagar dan renovasi gedung Grapari Telkomsel di Jalan Raya Puputan Renon yang menghilangkan arsitektur Bali. Tamba mendesak pihak Telkomsel untuk membangun kembali pagar dengan arsitektur Bali. “Nuansa (arsitektur) Bali-nya tidak ada. Pagar dan gedung itu tidak mengggambarkan nuansa Bali. Harus dibangun kembali dengan nuansa Bali,” tegas Tamba di Denpasar, Senin (19/12).
Politisi partai Demokrat asal Jembrana ini mengingatkan pihak Telolkomsel tentang pentingnya arsitektur Bali pada bangunan maupun pagar tersebut. “Apalagi itu dibangun di kawasan Civic Renon. Telkomsel tidak boleh gegabah dengan mengabaikan nuansa Bali,” tegas Tamba. Ia menegaskan, pihaknya akan turun ke lokasi jika Telkomsel tak kunjung tak menampilkan arsitektur Bali pada pagar dan gedung tersebut.
Tamba mengingatkan Telkomsel yang menjalankan bisnisnya di Bali untuk tidak mengabaikan kearifan lokal Bali. “Kearifan lokal Bali harus dijaga dengan tidak menghilangkan arsitektur Bali pada bangunan dan pagarnya. Telkomsel itu cari makan di Bali. Telkomsel sendiri yang akan rugi kalau masyarakat Bali tidak lagi menggunakan operator telkomsel karena mereka mengabaikan kearifan lokal Bali. Jadi pagar bernuansa Bali harus dibangun kembali, demikian dengan gedungnya harus bernuansa Bali,” ujarnya.
Menurut Tamba, pihak Telkomsel seharusnya belajar dari PLN yang membangun pagar dan gedungnya menampilkan arsitektur Bali. Demikianpun pagar di beberapa gedung instansi di Civic Renon maupun di jalan Sudierman yang memperlihatkan arsitektur Bali. “Telkomsel harus belajar dari PLN yang tetap menjaga nuansa Bali. Kita tidak melarang Telokomsel membangun gedung, tapi harus jaga nuansa Bali” pungkas Tamba. GS-MB
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.