Koperasi, Solusi Kemandirian Pangan di Tengah Gejolak Global
Denpasar (Metrobali.com) –
Suasana Hotel Quest San Denpasar tampak lebih semarak pada Sabtu pagi, 19 April 2025. Lebih dari 40 koperasi dari berbagai daerah di Bali berkumpul dalam forum bisnis bertajuk “Investasi Bijak, Bisnis Tangguh, dan Finansial Hebat di Tengah Gejolak Ekonomi.”
Namun, bukan sekadar diskusi seputar investasi dan ekonomi global, forum ini membawa misi konkret: mendorong produksi gula merah sebagai langkah strategis menuju ketahanan pangan nasional.
“Kalau bicara soal ekspor, memang banyak tantangannya. Tapi untuk kebutuhan kita sendiri? Itu tetap ada dan harus dipenuhi,” ujar Jonathan Danang Wardhana, Ketua Koperasi Kana, sekaligus penggagas forum ini.
Jonathan membagikan visinya tentang pentingnya koperasi terlibat langsung dalam sektor riil. Saat ini, Koperasi Kana tengah mempererat kerja sama dengan sejumlah koperasi di Bali untuk memproduksi gula merah dalam skala besar.
Gula yang dihasilkan tidak hanya untuk kebutuhan lokal, melainkan untuk menopang kebutuhan nasional yang mencapai 7 juta ton per tahun.
“Sayangnya, sebagian besar masih dipenuhi dari impor,” tambah Jonathan.
Produksi gula merah saat ini masih terkonsentrasi di Kediri, Jawa Timur, dengan kapasitas sekitar 30 ton per hari. Namun, melalui kolaborasi koperasi, target produksi 100 ton per hari mulai dikejar. Fasilitas baru juga tengah dirancang di Banyuwangi dan Kabupaten Agam, Sumatera Barat.
Menurut Jonathan, koperasi harus bertransformasi dari persepsi lama yang hanya identik dengan simpan pinjam.
“Kita harus masuk ke bisnis nyata yang menjawab kebutuhan masyarakat,” tegasnya. Ia pun mencontohkan koperasi konsumen di Bali yang telah sukses memproduksi arak Bali hingga menembus pasar ekspor.
Forum ini tidak hanya menjadi ajang silaturahmi, melainkan juga menjadi ruang strategis memperkuat kolaborasi antar koperasi.
“Kami ingin mempertemukan kekuatan-kekuatan kecil yang kalau disatukan bisa jadi besar. Salah satunya lewat produksi gula merah,” jelas Jonathan.
Selain tokoh koperasi dari Bali, forum ini juga menghadirkan Wakil Ketua Dekopin dan berbagai pemangku kepentingan. Mereka berdiskusi tentang masa depan koperasi dan perannya dalam memperkuat ketahanan ekonomi masyarakat.
I Wayan Sumerta dari Dekopin menyoroti perubahan pola intermediasi keuangan yang kini membuka peluang lebih besar bagi koperasi.
“Kini masyarakat mulai melihat koperasi sebagai alternatif yang lebih dekat dan relevan, karena bank tidak lagi memegang peran dominan seperti dulu. Ini peluang besar bagi koperasi,” ujarnya.
Maykel Grey, Chief of Agency Officer Koperasi Konsumen Kana, turut menegaskan peran koperasi sebagai agen perubahan ekonomi yang inklusif.
“Kami ingin koperasi menjadi wadah pemberdayaan, bukan sekadar tempat menyimpan uang. Investasi yang kami cari bukan hanya profit, tapi juga dampak,” kata Maykel.