Buleleng (Metrobali.com)-

Pemerintah Kabupaten Buleleng terus memperkuat upaya percepatan penurunan stunting dengan melibatkan berbagai pihak melalui sinergi dan kolaborasi. Dalam Rapat Koordinasi Percepatan Penurunan Stunting yang digelar di Gedung Wanita Laksmi Graha, Senin, (10/3) Bupati Buleleng, Nyoman Sutjidra, secara resmi meluncurkan Program Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (GENTING).

Dalam sambutannya, Bupati Sutjidra menegaskan bahwa penanganan stunting bukan hanya tanggung jawab Dinas Kesehatan atau Dinas P2KBP3A semata, melainkan memerlukan komitmen dari seluruh pemangku kepentingan. “Intervensi harus dilakukan secara terpadu, melibatkan berbagai aspek seperti kesehatan, keluarga, dan perilaku. Oleh karena itu, kita hadirkan seluruh stakeholder hari ini untuk menyamakan persepsi dan menyusun rencana kerja yang lebih cepat dan terukur,” ujarnya.

Sutjidra juga mengungkapkan keberhasilan Kabupaten Buleleng dalam menurunkan angka prevalensi stunting dari 22,05% pada 2019 menjadi 6,2% pada 2023. Meskipun demikian, upaya terus dilakukan agar Buleleng bisa terbebas dari stunting sepenuhnya. Salah satu langkah strategis yang diperkenalkan adalah Program GENTING, yang mengajak seluruh pihak untuk menjadi orang tua asuh bagi balita stunting dan keluarga berisiko stunting.

“Melalui gerakan ini, kita ingin memastikan setiap balita mendapatkan akses nutrisi yang cukup, termasuk makanan bergizi, serta dukungan non-nutrisi seperti edukasi, sanitasi, air bersih, dan pemberdayaan keluarga,” jelasnya.

Dalam kesempatan tersebut, pihaknya juga mengapresiasi kerja keras Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) di tingkat kabupaten, kecamatan, hingga desa/kelurahan yang telah bekerja sama dengan berbagai elemen masyarakat. Ia menegaskan bahwa program percepatan penurunan stunting harus menjadi prioritas dalam perencanaan anggaran daerah.

Sementara itu, dalam laporannya Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak Kabupaten Buleleng, I Nyoman Riang Pustaka, S.IP, Rakor ini bertujuan untuk memperkuat komitmen lintas sektor, merumuskan rencana kerja yang lebih efektif, serta mengoptimalkan pemanfaatan data keluarga sebagai dasar kebijakan percepatan penurunan stunting.

“Berdasarkan data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023, angka prevalensi balita stunting di Kabupaten Buleleng telah menurun menjadi 6,2% dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 11,0%. Meskipun demikian, masih ada tantangan yang perlu kita hadapi, terutama dalam meningkatkan kehadiran balita di Posyandu,” ujar Riang Pustaka.

Rakor ini juga menghadirkan berbagai diskusi strategis, termasuk pemaparan dari Wakil TPPS 1 Sekda Suyasa tentang sinergi percepatan penurunan stunting melalui Program GENTING. GS