Denpasar, (Metrobali.com) 

 

Bali terus menunjukkan daya tariknya sebagai destinasi wisata unggulan dunia. Pada tahun 2024, jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Pulau Dewata mencapai 6,4 juta orang, meningkat dibandingkan dengan tahun 2019 sebelum pandemi Covid-19 yang mencatat 6,25 juta orang.

Gubernur Bali Wayan Koster memaparkan secara nasional, jumlah wisatawan mancanegara ke Indonesia pada tahun yang sama mencapai 13,9 juta orang, yang berarti hampir separuhnya memilih Bali sebagai destinasi utama.

Di sisi lain, jumlah wisatawan domestik yang berkunjung ke Bali pada tahun 2024 tercatat sebanyak 9,6 juta orang. Angka ini, katanya masih lebih rendah dibandingkan tahun 2019 yang mencapai 10,5 juta orang. Meskipun demikian, Bali tetap menjadi kontributor utama bagi sektor pariwisata nasional.

“Hingga November 2024, kontribusi wisatawan mancanegara yang datang ke Bali terhadap total wisatawan mancanegara di Indonesia mencapai 46%,” ungkap Koster saat pidato Sertijabnya dalam Rapat Paripurna di Gedung DPRD Bali, Selasa (4/3/2025).

Hal ini berdampak langsung pada sektor devisa, di mana pariwisata Bali menyumbang Rp 107 triliun atau sekitar 44% dari total devisa pariwisata nasional yang mencapai Rp 243 triliun.

Lebih dari itu, pariwisata Bali menjadi tulang punggung ekonomi daerah dengan kontribusi mencapai 66% terhadap pertumbuhan ekonomi Bali.

Ketergantungan yang tinggi terhadap sektor pariwisata ini menunjukkan bahwa stabilitas ekonomi Bali sangat dipengaruhi oleh dinamika industri pariwisata, baik dari segi kunjungan wisatawan maupun faktor eksternal seperti kebijakan perjalanan dan tren global.

Tingginya ketergantungan terhadap sektor pariwisata menjadi perhatian serius bagi masa depan ekonomi Bali. Dalam pidatonya, Koster menjelaskan untuk menciptakan struktur ekonomi yang lebih seimbang, diperlukan transformasi menuju diversifikasi sektor ekonomi di luar pariwisata.

Beberapa langkah strategis yang bisa diambil antara lain:

Penguatan Sektor Pertanian dan Perikanan

Mengembangkan produk pertanian unggulan seperti kopi, kakao, dan manggis untuk ekspor.

Meningkatkan efisiensi dan teknologi dalam sektor perikanan agar lebih kompetitif di pasar global.

Pengembangan Industri Kreatif dan Digital

Mendorong sektor ekonomi kreatif seperti seni, desain, dan teknologi digital untuk berkembang di Bali.

Menjadikan Bali sebagai pusat industri film, animasi, dan startup berbasis teknologi.

Investasi pada Sektor Manufaktur dan Energi Terbarukan

Mengembangkan sektor manufaktur ringan yang berbasis sumber daya lokal.

Meningkatkan investasi pada energi terbarukan seperti tenaga surya dan bioenergi untuk keberlanjutan lingkungan dan ekonomi.

Peningkatan Infrastruktur dan SDM

Meningkatkan kualitas pendidikan dan pelatihan vokasi untuk menyiapkan tenaga kerja yang siap menghadapi transformasi ekonomi.

Membangun infrastruktur yang mendukung pertumbuhan ekonomi di luar sektor pariwisata.

 

(jurnalis : Tri Widiyanti)