Badung, (Metrobali.com)

DPRD Badung, Senin (3/3/2025) menggelar rapat paripurna dengan agenda penyampaian pidato Bupati Badung periode 2025-2030. Rapat paripurna tersebut dipimpin Ketuanya Gusti Anom Gumanti didampingi Wakil Ketua I AA Ngurah Ketut Agus Nadhi Putra, Wakil Ketua II Made Wijaya dan Wakil Ketua III Made Sunarta, bersama plt. Sekwan Nyoman Sujendra serta anggota Dewan lainnya.

Acara tersebut juga dihadiri Bupati Badung Wayan Adi Arnawa, Wakil Bupati Bagus Alit Sucipta, Sekda IB Surya Suamba beserta pimpinan organisasi perangkat daerah (OPD) serta perwakilan Forkopimda Kabupaten Badung. Hadir juga camat, lurah, serta kepala desa se-Badung.

Ditanya usai rapat paripurna, Ketua DPRD Badung Gusti Anom Gumanti menyatakan, rapat paripurna ini merupakan ajang penyampaian pidato sambutan Bupati dan Wabup Badung. “Ini merupakan tonggak pertama melaksanakan tugas. Esensinya adalah penyampaian daripada program Bupati Badung periode 2025-20230,” tegas politisi PDI Perjuangan Dapil Kuta tersebut.

Menurutnya, tadi sudah banyak disampaikan dan sudah sangat jelas dan tegas bahwa programnya adalah Sapta Kriya Adi Cipta. Yang menjadi skala prioritas adalah kemacetan, sampah, air bersih yang sudah menjadi fenomena di Badung. Mudah-mudahan dengan hadirnya Bupati periode ini bisa menyelesaikan tugas-tugas itu,” ungkapnya.

Selain itu, ujarnya, program kerja Bupati tidak mengurangi program budaya adat dan agama. Itu sudah menjadi kewajiban dan juga bidang infrastrukturnya.

Ditanya harapannya terhadap Bupati baru ini, Anom Gumanti mengatakan, sinergitas pemerintahan bisa terjaga antara DPRD Badung dengan Bupati beserta perangkat daerah semuanya. Selanjutnya, pihaknya selalu berkoordinasi tentang pembangunan yang akan dilaksanakan di Badung, lebih-lebih lagi pembangunan kemasyarakatan. Jangan hanya berorientasi pada fisik, juga dari sisi SDM atau moral juga penting memperoleh penguatan, terutama dari sisi perspektif adat, budaya, dan seni yang dimiliki.

Terkait efisiensi, ujarnya, Dewan dan eksekutif sudah melaksanakannya. Efisiensi hampir 47 persen. “Kami belum bisa 50 persen, tetapi kalau diwajibkan 50 persen, kami siap. Yang dievaluasi adalah perjalanan dinas (perdin) sesuai dengan SE, kemudian rapat-rapat. Ada juga honorer ya kita kurangi hal-hal seperti itu,” tegasnya.

Terkait kasus mati lampu di ruang rapat paripurna saat Bupati menyampaikan pidatonya, Anom Gumanti menyatakan, pihaknya sudah melakukan persiapan sejak Jumat yang lalu. “Saya sendiri langsung memimpin gladinya. Saya sudah cek semuanya, tetapi karena masalah teknis siapa pun tidak bisa memprediksi akan ada kejadian seperti ini. Astungkara akhirnya bisa hidup kembali dan semoga tidak mengurangi arti dan makna sidang paripurna yang diselenggarakan,” katanya. (RED-MB)