Pahlawan UMKM Bali Demer Dorong BUMN Lebih Serius Bantu UMKM! Ingatkan No One Left Behind!
Foto: Anggota Komisi VI DPR RI Dapil Bali Gde Sumarjaya Linggih yang akrab disapa Demer saat mendampingi Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Republik Indonesia Maman Abdurrahman didampingi melakukan kunjungan kerja ke Kantor Permodalan Nasional Madani (PNM) Cabang Denpasar.
Denpasar (Metrobali.com)-
Dalam berbagai kesempatan, Anggota Komisi VI DPR RI Dapil Bali, Gde Sumarjaya Linggih, yang akrab disapa Demer selalu menegaskan agar BUMN memperhatikan para UMKM agar tidak ada yang tertinggal atau no one left behind. Di Undang-Undang BUMN yang baru juga ditegaskan kembali mengenai kewajiban BUMN untuk melaksanakan pembinaan, pelatihan, pemberdayaan, dan kerja sama dengan UMKM dan koperasi.
Terkait hal tersebut, Demer mengatakan bahwa UMKM memiliki peran penting dalam menjaga stabilitas ekonomi Indonesia, terutama saat menghadapi krisis global maupun nasional. Ia menegaskan bahwa UMKM telah terbukti menjadi pilar ketahanan ekonomi, sehingga dalam setiap pembangunan dan investasi, keterlibatan UMKM harus menjadi prioritas.
“Pertumbuhan kita tidak anjlok benar ketika adanya krisis, disebabkan oleh UMKM kita yang sangat kuat. Maka dari itu setiap pembangunan dimanapun berada di Indonesia ini, UMKM harus dilibatkan, UMKM harus diajak,” kata Demer yang dijuluki Pahlawan UMKM BAli berkat keseriusan dan konsistensinya membantu memberdayakan pengusaha UMKM di Pulau Dewata.
Menurut Anggota Fraksi Golkar DPR RI itu memberikan ruang bagi UMKM dalam ekosistem investasi, meskipun mungkin memerlukan biaya lebih tinggi, merupakan langkah strategis untuk menjaga keseimbangan sosial dan ekonomi. Jika kesenjangan ekonomi semakin lebar dan gini ratio meningkat tajam, hal ini dapat memicu kecemburuan sosial yang berpotensi menimbulkan instabilitas. Kondisi tersebut, jika tidak diantisipasi, dapat berdampak negatif terhadap dunia usaha dan perekonomian secara keseluruhan.
“Kenapa? Karena ketika jurangnya terlalu tinggi, maka keirian daripada masyarakat akan menyebabkan chaos. Chaos ini akan menyebabkan kehancuran secara menyeluruh,” tegasnya.
Wakil rakyat berlatar belakang pengusaha sukses dan mantan Ketua Umum Kadin Bali itu berharap setiap investasi yang masuk, baik melalui BPI Danantara maupun jalur lainnya, dapat benar-benar memperhatikan kepentingan masyarakat lokal. Menurutnya, pertumbuhan ekonomi yang dicanangkan, termasuk target 8%, harus sejalan dengan peningkatan kesejahteraan rakyat.
Demer menekankan pentingnya pertumbuhan ekonomi yang berkualitas, di mana UMKM juga ikut berkembang dan masyarakat menjadi lebih berdaya. Dengan demikian, tidak ada kelompok yang tertinggal (no one left behind) dalam proses pembangunan. Baginya, UMKM harus tetap menjadi tulang punggung perekonomian nasional, memastikan bahwa pertumbuhan ekonomi yang terjadi benar-benar inklusif dan berkelanjutan.
“Jadi pertumbuhan dengan kualitas UMKM-nya yang tumbuh juga, sehingga akhirnya masyarakatnya berdaya, sehingga akhirnya no one left behind dalam pertumbuhan kita. Itu harapan saya dan UMKM ini adalah menjadi tulang punggung kita,” tegas Demer.
Wakil rakyat yang sudah lima periode mengbadi dan berjuang di DPR RI itu berharap para investor yang masuk ke Indonesia memahami pentingnya keterlibatan masyarakat lokal dalam setiap proyek investasi. Menurutnya, pertumbuhan ekonomi yang tinggi tidak boleh hanya dinikmati oleh segelintir pihak atau oligarki, tetapi harus tersebar merata dan melibatkan berbagai elemen, termasuk UMKM.
Meskipun pendekatan ini mungkin memerlukan biaya lebih tinggi di awal, ia menegaskan bahwa dalam jangka panjang, strategi ini akan memberikan manfaat yang lebih besar. Dengan pemerataan manfaat ekonomi, investasi dapat berjalan lebih stabil, menciptakan ekosistem bisnis yang berkelanjutan, dan menghindari kesenjangan sosial yang berpotensi mengganggu pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.
“Mudah-mudahan ini dapat dimengerti oleh siapapun yang berinvestasi di Indonesia untuk jangan meninggalkan lokal, jangan hanya menggenjot pertumbuhan tinggi tapi dikuasai oleh segelintir orang. Tapi harus menyebar, harus melibatkan,” pungkas Demer. (wid)