Ilustrasi

Jakarta, (Metrobali.com)

Peringatan Darurat, INDONESIA GELAP,
Tuntutan Mahasiswa dengan Akronim PENTOL yakni P : Polisi Dibenahi. E : Energi buat Rakyat. N : Naikkan Taraf Hidup Rakyat.T : Tunaikan Tukin Guru dan Dosen. O : Out Put MBG Diperbaiki.
L : Lawan Mafia Tanah dan Lengserkan Pejabat Tolol.

“Tuntutan mahasiswa UI ini sebagai reaksi atas pidato Presiden Prabowo yang mengelu-elukan Jokowi, sebagai Presiden yang banyak jasanya, dan kembali membuat pernyataan bahwa pemerintahannya merupakan kelanjutan dari pemerintahan sebelumnya, lengkap dengan simbol penyerahan keris yang diberi nama Garuda Yaksa ke Jokowi,” kata Jro Gde Sudibya, aktivis mahasiswa Jakarta tahun 70’an, ekonom, pengamat ekonomi politik dan kecenderungan masa depan.

Gerakan mahasiswa Jakarta memberi reaksi, dengan melakukan demo di depan Istana Merdeka, Senin, 17 Februari 2025, dengan membuat pernyataan Peringatan Darurat, INDONESIA GELAP. Mahasiswa berpendapat, tidak ada harapan akan masa depan negeri ini, jika pemerintah Prabowo sekadar lanjutan dari pemerintahan Jokowi, orang yang disebutkan belakangan sedang dituntut mahasiswa dan gerakan masyarakat sipil untuk diadili.

Dikatakan, tuntutan mahasiswa di depan Istana Merdeka, dengan akronim PENTOL.
P, Polisi Dibenahi.
E,Energi buat Rakyat.
N,Naikkan Taraf Hidup Rakyat.
T,Tunaikan Tukin Guru dan Dosen.
O,Out Put MBG Diperbaiki.
L,Lawan Mafia Tanah dan Lengserkan Pejabat Tolol.

Dikatakan, tuntutan mahasiswa dan kawula muda ini telah menggambarkan dan atau mewakili keresahan publik. “Mengingatkan kita akan tuntutan mahasiswa Indonesia di masa lalu yang dekat Tritura di tahun 1966, Tuntutan Reformasi tahun 1998,” katanya.

Menurutnya, dalam meme dengan tag line”kabur aja dulu ah” yang lagi viral, yang menggambarkan ketidakpercayaan generasi muda terhadap pemerintah dalam memberikan harapan akan masa depan, dari perspektif kesejarahan, negeri ini sedang “tidak baik-baik saja”.

Dikatakan, tampaknya Presiden Prabowo dengan pemerintahannya, sedang “melawan arus” gerakan mahasiswa, kalangan intelektual, masyarakat sipil, media independen.

“Berdasarkan pengalaman politik tahun 1966 dan tahun 1998, trendnya bisa diperkirakan dan risiko politik yang menyertainya. Ada risiko, prediksi LPEM FEB UI tentang potensi sebagai negara gagal, semakin tampak di depan mata. Wake up call untuk Presiden Prabowo,” kata Jro Gde Sudibya, aktivis mahasiswa Jakarta tahun 70’an, ekonom, pengamat ekonomi politik dan kecenderungan masa depan.

Jurnalis : Nyoman Sutiawan