Karya Mamungkah Pedudusan Agung Ngenteg Linggih Pura Prapat Agung
Jembrana (Metrobali.com)-
Paruman (rapat) pengurus Perkumpulan Darmapadesa Pusat Nusantara (PDPN) memutuskan Karya (Upacara) Mamungkah Pedudusan Agung Ngenteg Linggih Pura Dangkahyangan Prapat Agung di Kawasan Taman Nasional Bali Barat (TNBB) akan dilaksanakan pada bulan Nopember, tepatnya Purnama Sasih Kelima 2025 yang akan datang.
Paruman, Sabtu (11/1/2025) di Wantilan Pura Dangkahyangan Prapat Agung dihadiri langsung Pengelingsir Dangkertha PDPN Pusat Ida Peranda Gede Gunung Ketewel serta beberapa Pedanda Upadiaya dan Tapini Cabang Kabupaten/Kota se-Bali. Paruman pembahasan karya juga dihadiri pengurus PDPN serta Prawerti Saba Kabupaten/Kota se Bali, dan Jembrana sebagai tuan rumah.
Pura prapat Agung merupakan salah satu jejak petilasan perjalanan Darma Yatra Ida Peranda Sakti Waurauh di Bali khususnya di wilayah Kabupaten Jembrana dan Kabupaten Buleleng.
Pura Prapat Agung berdiri di lahan HGB seluas 1,5 hektar di kawasan TNBB. Sementara Pura Taman Beji dengan tiga telaga warna warni di lahan seluas 50 are.
Pura Prapat Agung dibangun menggunakan konsep Tri Mandala. Yakni di Utama Mandala terdiri Pelinggih Padmasana, Pelinggih Danghyang Nirarta, pelinggih Dang Astapaka, Ratu Nyoman, Pelinggih Taksu, Pelinggih Gedong Ibu serta Pepelik. Sedangkan posisi Pelinggih Payogan lengkap dengan sumur di atas batu karang, berada disebelah utara bangunan utama.
Selanjutnya di Madya Utama terdapat bale gong, bale pesandegan, bale pewedaan, bale banten. Sedangkan di Nista Utama terdapat bangunan bale kulkul, dapur tempat pesayuban dan MCK.
Cikal bakal dibangunnya Pura Prapat Agung, dimulai sejak tahun 1991. Saat membuka lahan hutan diawali Nyukat Genah, kemudian pencarian titik koordinat untuk bangunan pelinggih. Sejak dibangun hingga sekarang hampir berjalan 34 tahun, upacara Ngenteg Linggih belum pernah dilaksanakan pengempon semeton di Jembrana.
Ketua Prawerti Saba Kabupaten Jembrana Ida Bagus Susrama berharap karya Ngenteg linggih Pura Prapat Agung dapat menyamai pelaksanaan upacara Ngenteg linggih di Pura Puseh Katiyagan dan Dalem Gandamayu di Klungkung. Mengingat Pura Prapat Agung juga merupakan petilasan Ida Danghyang Nirarta,
“Hasil paruman pelaksanaan karya sudah dipastikan di bulan Nopember 2025 ini. Pelaksanaan karya juga melibatkan seluruh PDPN dari tingkat pusat sampai cabang,” ujarnya.
Pelaksanaan karya dilakukan dengan gotong royong. “Semeton sedharma, brahmana siwa buda, wantah tunggil, bersatu padu di pesemetonan. Karya besar seperti ini, ngiring umat sedharma semeton metunggilan bersatu, baik saat karya maupun dipaiketan pesemetonan,”tegasnya.
Sementara Ida Peranda Dangkerta Ida Peranda Gede Gunung Ketewel menyampaikan, bahwa tingkatan upacara akan dilaksanakan pada Purnama Sasih Kelima, 5 Nopember 2025 bertepatan dangan hari piodalan di Pura Prapat Agung.
Terkait sarana upacara yang digunakan saat upacara, yakni wewalungan berupa kerbau, ada walungan 6 ekor kebo, kebo anggrek wulan, yus merana. Wewalungan lainya seperti binatang petu bojog selem (kera hitam) menjangan, kidang, babi, kucit, kambing, termasuk walungan eka sata berupa angsa, bebek, itik serta ayam.
Akan dilaksanakannya karya mautama bagian dari melanjutkan srada bakti dan ayahan kepada Ida Batara sesuhunan, umat diingatkan untuk bisa menyatukan pikiran melanjutkan ayah bakti, srada bakti ke Ida Betara Lelangit, terlebih Ida Betara Lelangit Danghyang Dwijendra dan Danghyang Astapaka hanya satu (tunggil) di Pura Prapat Agung.
“Mari satukan pikiran menjalankan ayah-ayah srada bakti, seperti Ida Lelangit, menjalankan Darma Yatra dari tanah Jawa Dwipa ke tanah Bali hanya ngajegan ngemangehan swadarma ajaran leluhur,” harapnya.(Komang Tole)