Foto: Simakrama dan kunjungan kerja daerah pemilihan dari Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI dari Provinsi Bali, Ni Luh Putu Ary Pertami Djelantik (Niluh Djelantik) di Universitas Pendidikan Nasional (Undiknas) Denpasar Sabtu, 11 Januari 2025.

Denpasar (Metrobali.com)-

Universitas Pendidikan Nasional (Undiknas) dan Pusat Kajian Undiknas kembali menjadi pusat inspirasi dan kolaborasi dalam kontribusi memajukan pendidikan dan pembangunan Bali secara umum. Kali ini Undiknas menjadi tempat Simakrama dan kunjungan kerja daerah pemilihan dari Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Republik Indonesia dari Provinsi Bali, Ni Luh Putu Ary Pertami Djelantik atau yang akrab disapa Niluh Djelantik.

Acara ini untuk mendengarkan aspirasi masyarakat dan membahas berbagai isu strategis terkait pembangunan daerah. Kegiatan yang meliputi diskusi bersama para siswa, mahasiswa dan akademisi ini dilaksanakan pada Sabtu, 11 Januari 2025, di Auditorium Undiknas, Denpasar. Kegiatan ini diharapkan menjadi ruang interaksi yang produktif antara wakil rakyat dengan masyarakat, guna menyerap masukan dan gagasan demi kepentingan serta kemajuan Provinsi Bali. Acara ini juga menjadi bentuk sinergi dan kolaborasi yang kuat antara Undiknas dengan para wakil rakyat dalam bersama-sama berkontribusi membangun Bali.

Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Republik Indonesia dari Provinsi Bali, Niluh Djelantik, mengatakan kegiatan kali ini merupakan Simakrama sekaligus kunjungan daerah pemilihan di Universitas Pendidikan Nasional (Undiknas) Denpasar. Kegiatan ini merupakan bagian dari tugasnya di Komite II DPD RI untuk mendengarkan aspirasi masyarakat.

Dalam acara tersebut, ia mengapresiasi partisipasi para peserta yang memberikan masukan, serta narasumber yang menyampaikan pandangan secara profesional. “Semua aspirasi ini akan dirangkum sebagai laporan yang akan saya perjuangkan lebih lanjut,” katanya.

Niluh Djelantik juga mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada pihak Undiknas yang memberikan kesempatan untuk berdialog. Ia menilai kampus ini sebagai tempat yang mendukung diskusi konstruktif, terutama dalam mengangkat isu-isu penting terkait perempuan, anak, dan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

Pada kesempatan tersebut, Niluh Djelantik memberikan penghargaan khusus kepada Dr. Gung Tini Gorda, seorang akademisi yang aktif memperjuangkan kedaulatan perempuan dan kesejahteraan anak. Ia menilai Gung Tini sebagai sosok inspiratif yang berhasil membuka peluang pendidikan bagi perempuan, termasuk mereka yang berada di balik jeruji besi, melalui program beasiswa.

Dalam Simakrama ini, Niluh Djelantik juga menyampaikan harapannya agar semakin banyak perempuan Bali yang berani tampil sebagai pemimpin, baik di tingkat daerah maupun nasional. Oleh karena itu dia berharap melalui Simakrama tersebut akan lahir sosok perempuan yang kelak bisa menjadi Gubernur Bali, pejabat tinggi dan menteri. Namun Niluh Djelantik juga mengingatkan pentingnya menjaga hubungan erat dengan tanah kelahiran Bali dalam setiap langkah kesuksesan.

Sebagai senator perempuan pertama dari Bali, ia menekankan bahwa keberhasilan tidak hanya diukur dari hasil akhir, tetapi juga dari kemampuan untuk belajar dan bangkit dari kegagalan. “Artinya jangan selalu melihat kesuksesan orang, tetapi juga harus belajar dari kegagalan-kegagalan mereka,” katanya menyamaikan pesan ini sebagai motivasi bagi para peserta untuk terus berkembang dan berkontribusi bagi Bali.

Sementara itu, Kepala Pusat Studi Undiknas (PSU), Dr. Gung Tini Gorda, menilai keputusan Niluh Djelantik untuk memilih perguruan tinggi, khususnya Universitas Pendidikan Nasional (Undiknas) Denpasar, sebagai lokasi Simakrama dan kunjungan daerah pemilihan merupakan langkah yang tepat. Menurutnya, perguruan tinggi merupakan ruang penuh aspirasi yang mewakili suara generasi penerus bangsa, sekaligus tempat terjadinya perubahan paradigma.

Pemilihan Undiknas sebagai lokasi kegiatan juga dinilai relevan, mengingat hubungan kesejarahan antara keluarga Niluh Djelantik dan Undiknas, di mana beberapa anggota keluarganya merupakan alumni. “Hal ini mempererat ikatan emosional antara Undiknas dan perjuangan Niluh Djelantik dalam memperjuangkan aspirasi masyarakat Bali,” kata Gung Tini Gorda.

Selain itu, Gung Tini Gorda dan Niluh Djelantik memiliki visi yang sama dalam pemberdayaan perempuan. Keduanya berkomitmen untuk mencerdaskan perempuan melalui pendidikan dengan keyakinan bahwa satu perempuan terdidik dapat menyelamatkan satu generasi.

Pada kegiatan Simakrama ini, Undiknas, bersama badan hukum Perkumpulan Pendidikan Denpasar, bersinergi untuk mendukung langkah-langkah Niluh Djelantik sebagai wakil masyarakat Bali di tingkat nasional. Dukungan ini diwujudkan dengan berkomitmen melaksanakan secara konkret harapan-harapan yang dapat membawa Bali ke arah yang lebih baik.

Kepala Pusat Kajian Sosial, Komunikasi, dan Budaya Undiknas, Dr. Nyoman Sedana, menilai terpilihnya Niluh Djelantik sebagai anggota DPD RI Perwakilan Provinsi Bali periode 2024-2029 sebagai langkah besar menuju kesetaraan gender. Hal ini menjadi momen bersejarah mengingat selama ini perwakilan DPD RI dari Bali didominasi oleh laki-laki. Keberadaan Niluh dinilai membawa semangat baru bagi peran perempuan dalam kancah politik dan pengambilan keputusan strategis.

Sedana juga menyoroti pentingnya hubungan antara kepemimpinan dan pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Menurutnya, salah satu hambatan utama pertumbuhan UMKM adalah kurangnya koneksi antara kepemimpinan yang efektif dan pemberdayaan sektor tersebut. Namun, ia mengapresiasi tren saat ini yang menunjukkan adaptasi UMKM terhadap teknologi, yang menjadi katalisator pertumbuhan.

Ia juga menggarisbawahi langkah pemerintah sejak masa kepemimpinan Presiden Joko Widodo dalam mendorong generasi muda untuk menjadi wirausaha, bukan sekadar pencari kerja. “Program-program inovatif yang diinisiasi pemerintah telah membuka peluang besar bagi anak muda untuk bertransformasi menjadi entrepreneur,” ujarnya.

Sebagai institusi pendidikan, Undiknas turut berkontribusi dalam upaya ini. Hampir 30% lulusan Undiknas telah menjadi entrepreneur. Hal ini mencerminkan komitmen Undiknas dalam mencetak generasi muda yang mandiri dan berdaya saing tinggi di dunia usaha.

Bidang Kemahasiswaan Universitas Pendidikan Nasional (Undiknas) melalui Dr. Komang Satria Wibawa Putra, S.H., M.H., menegaskan pentingnya memberikan ruang yang lebih luas bagi kaum perempuan, terutama di ranah publik. Hal ini, menurutnya, menjadi langkah krusial dalam memperkuat peran perempuan dalam pembangunan dan pengambilan keputusan.

Selain itu, ia menyoroti pentingnya pendekatan inovatif untuk melibatkan kelompok Gen-Z. Generasi ini, menurutnya, memerlukan upaya besar dalam memberikan pemahaman yang mendalam. Ia mengutip pernyataan Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Prof. Satryo Soemantri Brojonegoro, bahwa banyak Gen-Z tidak bisa membaca. Dalam artian tidak memahami konsep secara mendalam, meskipun mampu membaca secara tekstual.

“Filosofi pendidikan tinggi bukan untuk mencetak lulusan yang langsung siap bekerja, tetapi untuk melatih pola pikir kritis dan mendorong inovasi. Oleh karena itu, forum-forum seperti Simakrama yang diinisiasi oleh Niluh Djelantik menjadi sangat relevan. Forum ini memberikan ruang bagi Gen-Z untuk menyampaikan ide, gagasan, dan aspirasi yang nantinya dapat diperjuangkan di tingkat nasional,” ungkapnya.

Dengan sinergi antara kampus, tokoh masyarakat, dan generasi muda, diharapkan kaum perempuan dan Gen-Z dapat menjadi agen perubahan yang berkontribusi bagi pembangunan Bali dan Indonesia secara lebih luas.

Ketua Forum Komunikasi Dosen (FKD) Bali, Ni Putu Gatriyani, S.Pd., M.Pd.H., menyampaikan aspirasi kepada Niluh Djelantik terkait pentingnya dukungan dari anggota DPD RI tersebut dalam mengimplementasikan Tri Dharma Perguruan Tinggi, khususnya di bidang pengabdian masyarakat. Ia berharap Niluh, yang juga dikenal sebagai aktivis sosial, dapat memberikan support di berbagai aspek untuk memperkuat peran FKD dalam menjalankan tugas-tugasnya.

Selama ini, FKD telah aktif melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi di bawah bimbingan Dr. Gung Tini Gorda. Dengan arahan dan dukungan dari Dr. Gung Tini, FKD berhasil mendapatkan akses dan ruang untuk menjalankan berbagai kewajiban, termasuk kolaborasi dengan perguruan tinggi lain dalam pengabdian masyarakat dan kegiatan akademik lainnya.

FKD juga memberikan apresiasi terhadap kegiatan Simakrama yang digelar oleh Niluh Djelantik, yang dinilai memberikan dampak positif dan inspirasi bagi berbagai kalangan, termasuk akademisi. “Ke depan, FKD Bali berharap dapat menjalin kerja sama dengan DPD RI, terutama dalam mendukung program-program yang berkaitan dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi, demi pengembangan masyarakat dan kemajuan pendidikan di Bali,” ujar Gatriyani.

Ketua KBMHD Undiknas, I Gede Ari Kusuma Dinata, menyampaikan apresiasinya kepada Niluh Djelantik atas penyelenggaraan Simakrama di Universitas Pendidikan Nasional (Undiknas) yang melibatkan KBMHD. Ia menilai kehadiran Niluh Djelantik sebagai anggota DPD RI Perwakilan Provinsi Bali membawa dampak positif terhadap berbagai aspirasi yang disampaikan oleh para peserta.

Dalam kesempatan tersebut, Kusuma Dinata memaparkan program kerja KBMHD Undiknas, salah satunya adalah inisiatif “Eco Temple” yang bertujuan menjaga kelestarian lingkungan di Bali. Ia mengungkapkan bahwa Niluh Djelantik menunjukkan komitmen nyata dalam melestarikan Bali dan mendukung upaya-upaya pelestarian yang dilakukan oleh generasi muda.

Menurut Kusuma Dinata, langkah Niluh Djelantik yang mendatangi kampus untuk mendengarkan suara mahasiswa adalah keputusan yang strategis. Hal ini memberikan ruang bagi mahasiswa untuk menyampaikan ide dan gagasan yang relevan, yang nantinya dapat diperjuangkan di tingkat nasional.

Kepala Sekolah SMK Teknologi Nasional (Teknas) Dr. Ni Wayan Parwati Asih, menekankan pentingnya forum penyerapan aspirasi seperti Simakrama yang digelar oleh Niluh Djelantik. Menurutnya, kegiatan ini membuka peluang untuk berdiskusi, berkoordinasi, dan berkomunikasi dalam mencari solusi terbaik bagi masa depan Bali. Ia menyoroti berbagai persoalan yang dihadapi Bali saat ini, seperti kemacetan yang mengganggu aktivitas masyarakat dan banjir saat musim penghujan, yang membutuhkan penyelesaian melalui dialog aktif dan kolaborasi.

Dalam paparannya, Parwati Asih juga menjelaskan tantangan di dunia pendidikan, khususnya pendidikan vokasional seperti SMK. Meskipun menghadapi berbagai hambatan, ia menegaskan bahwa lulusan SMK memiliki keunggulan kompetitif karena lebih siap kerja.

“Bahkan, di SMK Teknas, banyak siswa yang mampu menjalani pendidikan sambil bekerja, mencerminkan kemampuan mereka untuk beradaptasi dengan kebutuhan dunia kerja,” ungkapnya.

Pihaknya berharap melalui forum seperti Simakrama, aspirasi dari sektor pendidikan, khususnya vokasional, dapat diangkat dan diperjuangkan di tingkat yang lebih tinggi demi meningkatkan kualitas sumber daya manusia Bali dan menciptakan solusi konkret bagi berbagai tantangan yang ada.

Kepala Sekolah SMP Nasional Denpasar, I Gusti Ayu Made Suci Astika Dewi, juga memberikan apresiasi terhadap kegiatan Simakrama yang digelar oleh Niluh Djelantik. Ia berharap kegiatan semacam ini dapat digelar secara berkesinambungan, memberikan ruang bagi berbagai kalangan untuk menyampaikan aspirasi dan gagasan mereka.

Dari sisi pendidikan, I Gusti Ayu Made Suci Astika Dewi mengungkapkan tantangan yang dihadapi oleh sekolah swasta, terutama terkait dengan keberadaan sekolah-sekolah negeri baru yang semakin banyak dibangun. Ia berharap forum seperti Simakrama dapat menjadi wadah untuk menyuarakan harapan agar sekolah-sekolah swasta mendapat perhatian lebih, baik dari segi kebijakan maupun dukungan lainnya, demi menjaga keberlanjutan dan kualitas pendidikan.

Melalui kegiatan ini, diharapkan peran serta masyarakat dalam memajukan sektor pendidikan di Bali dapat semakin diperkuat dan terintegrasi dalam pembangunan pendidikan yang lebih merata.

 

Apresiasi juga disampaikan oleh Manajer Koperasi Perempuan Ramah Keluarga (KPRK), Anak Agung Rai Tirtawati. Dia menyambut baik kehadiran Senator DPD RI Niluh Djelantik di Universitas Pendidikan Nasional (Undiknas) untuk menyerap aspirasi masyarakat. Ia berharap gagasan yang disampaikan dalam forum Simakrama tersebut dapat dipahami dengan baik oleh pelajar dan mahasiswa, sehingga mereka dapat berkembang lebih baik di masa depan.

Menurut Rai Tirtawti, generasi muda tidak seharusnya hanya menerima ilmu di bangku kuliah, tetapi juga aktif berkontribusi di masyarakat. Ia menekankan pentingnya pemahaman tentang peran koperasi sebagai pilar utama perekonomian bangsa.

“Dengan memahami konsep dan fungsi koperasi, generasi muda dapat berperan lebih aktif dalam mendukung pembangunan ekonomi yang inklusif,” tandasnya.

Para mahasiswa yang mengikuti kegiatan Simakrama Niluh Djelantik turut memberikan pandangan dan aspirasi mereka. Sani, seorang mahasiswa Undiknas, menyampaikan kekhawatirannya terkait alih fungsi lahan yang semakin marak terjadi di Bali. Menurutnya, fenomena ini membutuhkan perhatian serius dari pemerintah Bali.

Sani berharap Senator Niluh Djelantik dapat mendorong pemerintah untuk mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang efektif dalam menangani masalah alih fungsi lahan di Pulau Dewata.

Mahasiswa Undiknas lainnya, Gung Wah, menyambut baik kedatangan Senator Niluh Djelantik ke Undiknas dan berharap kunjungan tersebut dapat membantu mendukung program kerja mahasiswa. Ia berharap ada kolaborasi antara kegiatan mahasiswa dan tugas-tugas yang dijalankan oleh Komite 2 DPD RI yang diwakili oleh Niluh Djelantik.

Gung Wah juga menyoroti masalah kemacetan yang kian parah di Bali Selatan. Menurutnya, salah satu solusi untuk mengatasi masalah ini adalah dengan melakukan pemerataan pembangunan. Ia berharap pembangunan di Bali dapat lebih tersebar merata ke berbagai wilayah, sehingga dapat mengurangi kemacetan yang terjadi, sekaligus menciptakan pemerataan akses dan peluang di seluruh Pulau Dewata.

Di akhir acara, suasana dipenuhi harapan baru. Ide-ide yang tercetus menjadi benih-benih perubahan. Niluh Djelantik melangkah pergi dengan membawa amanah dari masyarakat, sementara Undiknas terus berdiri kokoh merajut mimpi-mimpi besar dan mencetak sumber daya manusia yang unggul, berdaya saing  dan berkarakter untuk berkontribusi membangun Bali. (wid)