Pemecatan STY Tidak Beres, Tokoh Publik Agung Manik Danendra AMD Harap Presiden Prabowo Turun Tangan Reformasi PSSI, Eric Thohir Harus Mundur Jika Timnas Gagal Lolos Piala Dunia
Foto: Tokoh Publik Bali yang juga pecinta sepak bola tanah air, Agung Manik Danendra (AMD).
Denpasar (Metrobali.com)-
Shin Tae-Yong (STY) resmi dipecat dari posisinya sebagai pelatih Timnas Indonesia setelah hampir lima tahun menukangi Garuda. Pengumuman pemecatan ini disampaikan langsung oleh Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, yang menyebut keputusan tersebut didasari oleh ambisi besar untuk membawa Indonesia lolos ke Piala Dunia 2026.
Sejumlah suporter mengungkapkan rasa kecewa mereka melalui berbagai media sosial, dengan banyak yang menyebut keputusan ini sebagai langkah mundur bagi sepak bola Indonesia. Kekecewaan juga diluapkan oleh Tokoh Publik Bali yang juga pecinta sepak bola tanah air, Agung Manik Danendra (AMD). Dia menyoroti pemecatan STY yang dinilai tidak adil dan berpotensi merusak pencapaian prestasi yang sudah diraih oleh Timnas Indonesia.
“Yang berprestasi tersingkirkan oleh Eric Thohir? Ini ada apa dan menjadi tanda tanya besar bagi kami para pecinta sepak bola dan timnas” ujar Tokoh Milenial Bali yang kerap dikenal dengan julukan The Real Sultan Dermawan Bali ini.
AMD sebagai anak bangsa yang cinta tanah air menilai pertaruhan sepak bola adalah citra indonesia di mata duni. “Walaupun sepak bola ini sebuah pertandingan olahraga namun inilah yang menunjukkan kita adadalah bangsa yang besar. Jadi presiden harus turun tangan ini,” kata AMD dihubungi saat hari Jumat 10 Januari 2025, Jumat Berkah berbagi nasi bungkus di bilangan Sesetan Denpasar. AMD yang berkantor di AMD Center Renon ini menegaskan kembali agar warganet berbicara demi kebanggaan sepak bola Indonesia.
“Keputusan ini seharusnya dibarengi dengan pernyataan PSSI yaitu apabila dengan penggantian ini tidak bisa membawa Timnas ke Piala Dunia 2026, seluruh tim di organisasi PSSI mundur termasuk ET,” tegas AMD yang pernah menjadi Manajer Team Sepak Bola Kampus Universitas Udayana Bali era tahun 1990an ini mencium aroma ketidakberesan di tubuh PSSI di bawah kepemimpinan Erick Thohir.
Tokoh Publik Bali yang bernama lengkap Dr. Anak Agung Ngurah Manik Danendra, S.H., M.H., M.Kn., ini merasa ada yang janggal dalam keputusan ini dan mempertanyakan mengapa STY, yang telah membawa Timnas Indonesia hampir mencapai puncak prestasi, justru diberhentikan. Perjalanan STY di Timnas Indonesia, meskipun diwarnai dengan banyak tantangan, telah memberikan fondasi penting bagi perkembangan tim nasional ke depannya.
“STY salah apa? Beliau yang membawa Timnas Indonesia menuju puncak, tinggal selangkah lagi kita punya kebanggaan dunia. Kok tiba-tiba dipecat? Ada apa ini?!” kata tokoh sentral Puri Tegal Denpasar Pemecutan ini dengan nada kecewa.
AMD yang juga seorang pakar hukum dan masih aktif berprofesi sebagai Notaris-PPAT dan Pengusaha ini yang sebelumnya sempat berprofesi sebagai Advokat di era Orde Baru itu lantas memberikan pandangannya mengenai kontrak STY yang belum selesai seharusnya menjadi pertimbangan untuk tidak terburu-buru mengambil keputusan.
“Eric Thohir nggak menyebut ada kesalahan fatal dari STY, kan? Dan kontrak STY belum selesai, kan?” tambah AMD yang menyayangkan sikap PSSI yang dinilai kurang mempertimbangkan aspek-aspek penting dalam pengambilan keputusan strategis yang berpengaruh bagi nasib dan masa timnas Indonesia di kancah sepak bola global.
AMD yang dikenal tokoh muda Bali yang tidak suka pamer, low profile dan gemar berbagi, membantu pembangunan pura di nusantara hingga viral dengan sebutan The Real Sultan Dermawan Bali ini juga menyarankan agar reformasi besar dilakukan di tubuh PSSI untuk memastikan arah sepak bola Indonesia menuju perkembangan yang lebih baik. AMD kemudian mengajak publik untuk lebih terbuka dalam memberikan pendapat mengenai langkah yang diambil oleh PSSI.
“Perlu tokoh sekelas Amien Rais untuk mereformasi PSSI, bro. Yang perlu direformasi PSSI ini, STY salah apa?!” seru AMD yang dikenal sebagai tokoh yang lahir dari keluarga Puri yang dekat dengan semua lapisan masyarakat dan Cucunda tokoh legenda dua jaman I Gusti Ngurah Oka Pugur Pemecutan ini.
Kekecewaan ini juga menggema di kalangan suporter yang merasa keputusan ini berpotensi merusak momentum yang telah dibangun oleh STY. “Publik bicara dong!!! Kami kecewa atas sikap ET”, seru AMD yang sempat mengecam keras tindakan Gubernur Bali periode tahun 2018-2023 Wayan Koster saat gelaran Piala Dunia U-20 batal di Bali sehingga menjadi viral di seluruh dunia.
Ketika ditanya mengenai dampak pemecatan STY terhadap nasib Timnas Indonesia, AMD menjawab tegas. “Sudah pasti dampak negatif pergantian pelatih di tengah jalan, harmonisasi antara pelatih dan pemain terpengaruh,” tegas AMD yang selama ini dikenal sebagai sosok yang humanis, namanya harum dan viral berkat berbagai aksi sosial kemanusiaan dengan tidak henti-hentinya berbagi dan beryadnya, memiliki pengalaman organisasi, intelektual tinggi dan disegani kaum milenial.
Menurutnya, perubahan pelatih di waktu yang tidak tepat dapat merusak kestabilan tim yang sedang membangun hubungan solid antara pelatih dan para pemain. “Pelatih sudah bagus kok tiba-tiba diganti di tengah jalan dan perjuangan timnas Indonesia untuk masuk Piala Dunia. Ini sangat aneh,” kata AMD yang merupakan putra dari tokoh pendidikan Bali, Ayahndanya adalah pejuang kemerdekaan RI sebagai Ketua Legium garis depan dengan mendapatkan bintang gelar kehormatan dari Presiden ke-2 Republik Indonesia Soeharto.
Di tengah kekecewaannya, AMD juga menilai langkah PSSI seharusnya bukan hanya tentang pergantian pelatih semata, melainkan lebih kepada upaya konkret untuk mendongkrak prestasi timnas. Menurutnya STY masih memiliki banyak potensi untuk membawa Timnas Indonesia mencapai hasil terbaik.
“Kembalikan STY dong, beliau sudah membuktikan dirinya. Masih ada beberapa laga tersisa dan akan menghadapi lawan-lawan berat,” seru AMD dengan nada reflektif.
Sementara itu, ketika ditanya tentang pandangannya terhadap pengangkatan Patrick Kluivert sebagai pelatih baru Timnas Indonesia, AMD mengungkapkan keraguannya. Ia bahkan menyebut mantan pemain Timnas Belanda tersebut dari segi prestasi dalam melatih belum secemerlang STY.
“Patrick Kluivert dari Belanda, mantan pemain bola dan pelatih, belum secemerlang STY. Nah, ini yang perlu dipertanyakan, ada apa PSSI ini? Penjelasan nggak jelas?!” kata AMD.
Ia juga menekankan bahwa Timnas Indonesia bukan hanya milik PSSI, melainkan milik seluruh rakyat Indonesia yang menjadikannya kebanggaan nasional. Di tengah ketidakpuasan yang meluas terhadap keputusan PSSI, AMD menyarankan agar ada langkah nyata untuk memperbaiki sepak bola Indonesia.
Ia bahkan meminta Presiden Prabowo untuk turun tangan membereskan masalah yang ada di tubuh PSSI. AMD merasa bahwa perubahan besar perlu dilakukan agar sepak bola Indonesia bisa kembali ke jalur yang benar dan memberikan kebanggaan bagi seluruh rakyat Indonesia.
“Reformasi PSSI, Presiden Prabowo turun tangan, ada yang tidak beres ini?!” pungkas AMD. (dan)