Pencegahan Herpes Zoster, Upaya Melindungi Lansia di Bali
Ilustrasi
Denpasar, (Metrobali.com)
Provinsi Bali diproyeksikan akan memiliki 1,2 juta penduduk berusia 50 tahun ke atas pada tahun 2024. Kelompok usia ini rentan terhadap berbagai penyakit yang terkait dengan penurunan imunitas, salah satunya adalah Herpes Zoster.
Selain itu, Bali berada di posisi keenam secara nasional dalam jumlah penderita HIV/AIDS, yang memperbesar risiko penyakit ini.
Herpes Zoster, yang juga dikenal sebagai Cacar Api atau Cacar Ular, adalah penyakit akibat reaktivasi virus Varicella Zoster (VZV). Virus ini dorman di dalam tubuh sejak seseorang mengalami cacar air.
Diperkirakan lebih dari 90% orang dewasa membawa virus ini, dan 1 dari 3 orang berisiko mengalaminya sepanjang hidup.
Gejala Herpes Zoster meliputi ruam lepuh yang menyakitkan, biasanya hanya muncul di satu sisi tubuh atau wajah. Sebelum ruam muncul, pasien mungkin mengalami nyeri, gatal, kesemutan, atau mati rasa di area tersebut. Ruam biasanya mengering dalam 10-15 hari dan sembuh dalam 2-4 minggu.
Herpes Zoster dapat menimbulkan berbagai komplikasi serius, antara lain: Neuralgia Pasca-Herpes (NPH): Nyeri saraf yang dapat bertahan selama berbulan-bulan hingga bertahun-tahun.
Kehilangan Penglihatan: Jika ruam muncul di area mata, infeksi Sekunder: Terjadi apabila ruam terinfeksi bakteri dan kasus Langka: Seperti peradangan otak (ensefalitis), gangguan pendengaran, pneumonia, hingga kematian.
Selain itu, penyakit ini berdampak signifikan pada kualitas hidup pasien, terutama bagi lansia yang mungkin kehilangan kemandirian dan memerlukan bantuan dari keluarga atau pengasuh.
Risiko terkena Herpes Zoster meningkat seiring bertambahnya usia, khususnya setelah usia 50 tahun. Faktor lainnya meliputi: kondisi Medis: Leukemia, limfoma, HIV/AIDS, dan penyakit autoimun seperti rheumatoid arthritis atau lupus.
Pengobatan Imunosupresif: Termasuk penggunaan steroid dosis tinggi atau kemoterapi, komorbiditas: Seperti diabetes, penyakit kardiovaskular, stres, PPOK, dan asma dan jenis Kelamin: Wanita memiliki risiko 19% lebih tinggi dibandingkan pria.
Pada pasien HIV/AIDS, risiko terkena Herpes Zoster meningkat hingga 3,2 kali dibandingkan populasi umum.
Pencegahan Herpes Zoster dapat dilakukan melalui: Gaya Hidup Sehat: Dengan mengonsumsi makanan bergizi, berolahraga teratur, tidur cukup (7-9 jam), serta menghindari kebiasaan merokok.
Dan vaksinasi, pada Juli 2024, Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) merekomendasikan vaksin Herpes Zoster untuk orang dewasa ≥50 tahun dan individu ≥18 tahun yang memiliki kondisi imunokompromais. Informasi lebih lanjut dapat diakses melalui www.satgasimunisasipapdi.com.
Dr. Sukamto Koesnoe, SpPD, K-Al, Ketua Satgas Imunisasi Dewasa, menekankan pentingnya vaksinasi sebagai langkah preventif terhadap penyakit menular.
“Kami mendorong masyarakat untuk memahami jadwal imunisasi dewasa agar terlindungi dari berbagai penyakit infeksi,” ungkapnya.
GSK Indonesia imbuhnya, melalui program “Ayo Kita Vaksin” dan “Peduli Paru OK” bekerja sama dengan pemerintah dan tenaga kesehatan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya vaksinasi. Informasi tambahan terkait penyakit ini dapat diakses di www.kenalicacarapi.com.
Dengan jumlah populasi lansia yang terus meningkat di Bali, pencegahan Herpes Zoster harus menjadi prioritas demi menjaga kualitas hidup masyarakat. Untuk informasi lebih lanjut mengenai pencegahan dan pengobatan, segera konsultasikan dengan dokter.(rls)