Ilustrasi

Denpasar, (Metrobali.com)

Seorang ekonom cum peneliti ekonomi dari LPEM (Lembaga Penelitian Ekonomi Masyarakat) dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis UI, berdasarkan data Ekonomi Indonesia, selama 9 bulan tahun 2024, berkesimpulan dan memperkirakan Ekonomi Indonesia tahun 2025 akan mengalami kemandekan, diistilahkan dengan Secular Stagnation.

Menurut I Gde Sudibya, ekonom, pengamat ekonomi kemandekan Ekonomi yang berlangsung secara secular (naik – turun, datang dan pergi), jika tidak ada intervensi serius dari pemerintah.

Dikatakan, kemandekan Ekonomi, yang antara lain disebabkan oleh rendahnya kualitas SDM, rendahnya produktivitas ekonomi,tingginya biaya investasi terutama karena korupsi dan ketidak-jelaskan aturan, tingginya biaya logistik dan terbatas dana pemerintah dalam mendorong pertumbuhan ekonomi, serta faktor-faktor non ekonomi yng menekan pertumbuhan ekonomi.

Menurutnya, Kemandegan ekonomi tahun 2025, berupa perkiraan pertumbuhan ekonomi yang tertekan, bisa di bawah 5 persen, pada kisaran 1,5% – 5 %, kalau tidak ada stimulus dana dan kebijakan pemerintah untuk mengungkit ekonomi lebih tinggi. Ambisi pemerintah untuk tumbuh tinggi 8 % menjadi mustahil.

Dikatakan, Tantangan Kabinet Merah – Putih dalam mengantisipasi kemandekan ekonomi yakni pentingnya,
stimulus untuk mendorong investasi harus dilakukan, terutama pada proyek dengan nilai tambah lebih tinggi, dan padat tenaga kerja.

“Proyek boros dan tidak mengungkit ekonomi secara cepat, seperti IKN, Jalan Tol, Bandara semestinya dikaji ulang,” kata I Gde Sudibya.

Menurutnya, kerja kabinet dibuat lebih efektif, berorientasi program dengan sasaran kinerja terukur, meminimalkan: pencitraan dan “dagang sapi” politik, politik yang sarat kepentingan partai, kolusi penguasa – oligarki.

“Proyek dengan nilai tambah tinggi, dengan ketrampilan high tech, yang digeluti anak-anak muda, terus didorong pertumbuhan eko sistemnya,” kata I Gde Sudibya, ekonom, pengamat ekonomi. (Sutiawan).