Pemotongan Anggaran Makan Siang Bergizi, Indikasi “Matahari Kembar dalam Kabinet Merah Putih
Ilustrasi
Denpasar, (Metrobali.com)
Rencana Anggaran Program Makan Siang Bergizi Makan Siang Bergizi, Indikasi Kuatnya Pengaruh Jokowi dalam Pemerintahan Presiden Prabowo.
Hal itu dikatakan I Gde Sudibya, ekonom, pengamat ekonomi dan kebijakan publik, Minggu, 1 Desember 2024.
Menurut I Gde Sudibya, rencana pemotongan anggaran Makan Siang Bergizi ini, dari Rp.15 ribu per orang menjadi Rp.10 ribu, padahal program ini, merupakan program unggulan Prabowo dalam kampanyenya.
Dikatakan, program ini sebetulnya ditunggu publik, sebagai upaya strategis berkelanjutan untuk menanggulangi stunting yang tinggi, 31 persen dari total jumlah anak-anak. Dengan anggaran Rp.10 ribu per orang, dan adanya risiko korupsi, diperkirakan program ini, jauh dari harapan.
Menurutnya, banyak pihak menyayangkan pemotongan dana ini, karena program strategis makan siang bergizi, diharapkan menekan stunting, dan peningkatan IQ dari warga negara yang kondisinya sangat memprihatinkan.
“Semestinya proyek yang dipotong anggarannya, dan bahkan ditunda atau dibatalkan adalah proyek mercu suar peninggalan Jokowi, yang tidak urgen, kelayakan ekonominya tidak jelas, AMDAL nya bermasalah, kontribusi sosial ekonomi buat masyarakat, juga tidak jelas. Seperti proyek: IKN, jalan tol, dan proyek infrastruktur lainnya yang boros, berdimensi mercu suar,” katanya.
Dikatakan, pemotongan anggaran makan siang bergizi, memberikan indikasi kuatnya pengaruh Jokowi dalam Pemerintahan Presiden Prabowo, melalui orang-orangnya yang ada dalam Kabinet Merah Putih.
Menurutnya, fenomena kepemimpinan dengan “matahari kembar”, yang membawa risiko kepemimpinan Presiden Prabowo tidak efektif, lamban merespons isu, tarik menarik kepentingan yang ribet dan berdimensi banyak, membuat keputusan menjadi lamban dan belum tentu memihak kepentingan publik. (Sutiawan)