Kekuasan Seperti Anggur Manis Tapi Memabukkan, Mangku Pastika Ingatkan Pemimpin Jangan Sampai “Punyah”, Dasar Moralnya Harus Baik
Foto: Mantan Gubernur Bali dua periode, Komjen Pol (Purn) Dr. Made Mangku Pastika, M.M.
Denpasar (Metrobali.com)-
Mantan Gubernur Bali dua periode, Komjen Pol (Purn) Dr. Made Mangku Pastika, M.M., menyoroti kondisi perpolitikan di Bali yang semakin dinamis menjelang hari pencoblosan Pilkada Serentak pada 27 November 2024. Ia menekankan pentingnya moralitas para pemimpin di tengah situasi politik yang kian memanas.
Menurutnya, kekuasaan, kekayaan, dan kemuliaan dapat menjadi ujian karakter seseorang, yang akan menunjukkan sifat aslinya ketika menghadapi godaan tersebut.
“Kekayaan, atau kemuliaan, nanti dia akan kelihatan. Jadi itu falsafah itu, filsafat hidup bahwa apabila kita ingin menguji karakter asli seseorang, berikanlah dia kekuasaan, berikan dia kekayaan, berikan dia kemuliaan, akan ketahuan. Di situ akan ketahuan,” kata Mangku Pastika saat ditemui awak media sesuai diskusi interaktif ‘Podcast’ Gong Demokrasi di Studio Nusabali di Denpasar pada Rabu 20 November 2024.
Mantan Kapolda Bali itu mengibaratkan kekuasaan tersebut seperti minuman anggur yang rasanya manis namun memabukkan. Jika sedikit minum anggur justru menyehatkan badan, namun jika berlebihan akan merugikan kesehatan. Ini artinya, jika digunakan dengan bijak dan sesuai aturan, kekuasaan dapat membawa manfaat.
Namun, jika disalahgunakan secara berlebihan, dampaknya bisa merugikan. Oleh karena itu, Made Pastika menekankan pentingnya memiliki dasar moral yang kuat dalam memegang kekuasaan agar tidak terjerumus pada penyalahgunaan.
“Kalau itu dipakai, diminum secara sesuai peraturan, sedikit, menjadi kesehatan. Tapi kalau karena enaknya, kemudian diminum sekaligus satu botol, itu ya punyah namanya. Jadi oleh karena itu, hati-hati juga memegang kekuasaan. Dasar moralnya harus baik,” ungkap mantan Anggota DPD RI Perwakilan Bali itu. (wid)