Harmoni Bali untuk Negeri! Mangku Pastika dan De Gadjah Serukan Pilkada Bali Harmonis dan Damai: Peace From Bali For The World
Foto: Mantan Gubernur Bali dua periode, Komjen Pol (Purn) Dr. Made Mangku Pastika, M.M., menjadi salah satu pembicara bersama tokoh-tokoh agama lain dan Calon Gubernur Bali, Made Muliawan Arya (De Gadjah) dalam acara Harmoni Bali untuk Negeri di Lapangan Renon, Denpasar, Minggu, 17 November 2024.
Denpasar (Metrobali.com)-
Bali dikenal dunia sebagai Island of Peace and Democracy, Island of Tolerance sebagai simbol demokrasi toleransi, kedamaian dan harmoni, sekaligus Island of God dan Island of Paradise, simbol Bali yang metaksu punya kekuatan spiritual dan daya magis yang tiada duanya. Semangat ini kembali digaungkan dalam acara Harmoni Bali untuk Negeri di Lapangan Renon, Denpasar, Minggu, 17 November 2024.
Mantan Gubernur Bali dua periode, Komjen Pol (Purn) Dr. Made Mangku Pastika, M.M., turut hadir menjadi salah satu pembicara bersama tokoh-tokoh agama lain seperti Ida Rsi Agung Wayahan Suta Dharma Jaya Giri dan Gus Miftah. Hadir pula Calon Gubernur Bali, Made Muliawan Arya (De Gadjah).
Mangku Pastika menegaskan pentingnya harmoni di tengah perbedaan, termasuk dalam hajatan pesta demokrasi Pilkada Serentak 2024 ini. Dengan harmoni, ada perdamaian, dan di situ pula kebahagiaan hadir.
“Bali sudah diakui dunia sebagai Island of Peace and Democracy, Island of Tolerance terkenal di seluruh dunia disamping Island of God, Island of Paradise. Jadi dalam hal ini, De Gadjah dan teman teman semuanya menyelenggarakan suatu pertemuan Harmoni Bali untuk Negeri. Harmoni itu artinya terdiri dari banyak unsur yang berbeda beda. Tetapi mereka dengan sadar mengurangi egonya masing masing dan bersatu menjalin satu untaian warna yang sedemikian rupa. Kehidupan bersama itulah yang namanya harmoni. Disitulah akan ada perdamaian, ada kebahagiaan. Itulah pesan acara Harmoni Bali untuk Negeri,” terang Mangku Pastika.
Mantan Anggota DPD RI itu juga mengingatkan masyarakat Bali agar tetap menghidupkan semangat Menyame Braya, bahwa semua adalah saudara (Vasudhaiva Kutumbakam). Mantan Gubernur Bali dua periode yang dikenal dengan berbagai program pro rakyat dalam visi Bali Mandara itu menegaskan perbedaan pilihan dalam Pilkada Serentak 2024 ini, baik tingkat kabupaten/kota maupun provinsi, jangan sampai memecah persaudaraan. Bali harus terus menjadi contoh harmoni dan damai bagi dunia.
“Perbedaan pilihan politik di Pilkada ini jangan membuat kita pecah, kita harus tetap bersaudara. Bali harus tetap damai, Bali harus tetap harmoni. Karena itulah sumbangan kita kepada dunia. Peace from Bali for the world,” pungkas mantan Kapolda Bali itu.
Pesan Toleransi untuk Dunia
Calon Gubernur Bali, Made Muliawan Arya (De Gadjah), turut menyoroti pentingnya merawat toleransi dan kedamaian serta harmoni di Bali yang sudah menjadi teladan bagi daerah lain. Bali punya toleransi luar biasa. Para tokoh agama yang hadir, seperti Miftah, Made Mangku Pastika,Bapak Yoseph Yusdi Diaz, Ida Rsi Agung Wayahan Suta Dharma Jaya Giri, Pendeta Mangku Adi dan Romo Astika, serta Romo Joseph mencerminkan sebuah toleransi yang sangat bagus di Bali.
“Kita ingin terus membangun dan menjaga toleransi yang yang sudah tumbuh di Bali, membalut perbedaan menjadi suatu kesatuan di Bali. Pulau Dewata Bali bisa menjadi contoh untuk di daerah lain dan juga di negara lain bahwa kita memiliki tingkat toleransi umat beragama yang sangat luar biasa,” kata De Gadjah.
Senada dengan itu, Gus Miftah memuji keberagaman Indonesia yang luar biasa. Dengan 17 ribu pulau, 1.728 adat istiadat, 730 bahasa, dan 6 agama, Indonesia tetap bersatu sebagai NKRI. “Jazirah Arab punya satu bahasa, tapi sulit bersatu. Indonesia dengan keberagamannya justru solid. Ini kekuatan yang harus dijaga,” ujarnya.
Gus Miftah juga menambahkan dengan candaan khasnya, “Saya beli tasbih di Mekkah, ternyata pembuatnya orang Bali. Saya hadir di sini sebagai sahabat De Gadjah, karena nama kami sama-sama berakhiran ‘Ah’. Jadi, bersatu itu memang wajar.”
Semangat toleransi ini menjadi pengingat bahwa perbedaan bukan penghalang, melainkan kekuatan untuk menciptakan dunia yang lebih damai, dengan Bali sebagai inspirasinya. (wid)